4 Abang-abangan Sastra Ngeselin dalam Sejarah Perfilman

Istilah abang-abangan sastra belakangan jadi tren di media sosial. Ia merujuk pada sosok pria yang merasa punya wawasan literatur yang superior dan karena itu merasa berhak menghakimi bahkan mengolok selera orang lain. Secara tak langsung, sifat-sifat itu membuat mereka cocok dimasukkan dalam golongan lelaki ngeselin yang hanya memprioritaskan kepentingannya sendiri alias f*ckboy.
Terinspirasi dari kenyataan, abang-abangan sastra pun beberapa kali muncul dalam karya sinematik. Sayangnya, sama seperti manic pixie dream girl, mereka adalah tokoh toksik yang rawan diglorifikasi. Coba deh, tonton 4 kiprah abang-abangan sastra dalam sejarah perfilman berikut. Dijamin kamu tak akan sudi meromantisasi mereka.
1. Nino Sarratore di serial My Brilliant Friend (2018-2024)

Nino Sarratore (Francesco Serpico) dalam 4 musim serial My Brilliant Friend layak memuncaki daftar karakter f*ckboy paling ngeselin yang pernah diciptakan dalam sejarah perfilman. Sesuai dengan deskripsi dalam versi novelnya, ia adalah sosok pria kutu buku yang memang harus diakui berotak encer, berkarisma dan berhasil menciptakan citra kalem dari luar. Namun, jangan tertipu dulu dengan kualitas-kualitas itu.
Dibalik semua pesonanya, Nino ternyata menyimpan sifat narsistik yang tak terbendung. Dalam serial, ia secara strategis mendekati orang-orang yang menurutnya bisa membantu dirinya meraih potensi terbaiknya. Ia juga tak bisa berkomitmen, tipe orang yang mengutamakan egonya tanpa memikirkan perasaan orang lain.
2. Kyle dalam film Lady Bird (2017)

Sosok serupa bisa kamu temui pula saat nonton film Lady Bird. Perhatikan lebih seksama karakter bernama Kyle yang diperankan Timothee Chalamet. Ia diceritakan sebagai love interest lakon film ini. Karakternya tipikal lelaki idola banyak perempuan di sekolah, punya band dan hobi membaca buku-buku berat. Ia bahkan diperkenalkan ke layar saat sedang membaca buku sendirian sambil menikmati rokoknya di sebuah kafe.
Namun, jangan terkecoh dengan gaya kerennya. Kyle adalah arketipe pacar impian banyak remaja perempuan pada masanya, tetapi ternyata juga tipe orang yang sadar kalau dirinya menarik secara fisik sehingga cukup menikmati popularitasnya. Saat ia mulai dekat dengan Lady Bird (Saoirse Ronan), sifat-sifat aslinya mulai muncul. Arogan, sok paling edgy, dan pada akhirnya tetap egois adalah beberapa yang paling kentara.
3. Daniel Cleaver dalam Bridget Jones's Diary (2001)

Daniel Cleaver (Hugh Grant) dalam Bridget Jones’s Diary adalah sosok abang-abangan sastra ngeselin lain yang pernah muncul dalam sejarah perfilman. Ia adalah salah satu petinggi di sebuah perusahaan penerbitan tempat sang lakon, Bridget (Renée Zellweger) bekerja. Daniel adalah flamboyan yang terkenal suka bergonta-ganti pasangan.
Namun, karena terbutakan oleh pesonanya, Bridget pun sempat masuk dalam perangkap sang manipulator ulung itu. Sempat berpisah, Daniel ternyata tak serta merta pergi dari hidup Bridget. Kasusnya mirip dengan Nino Sarratore yang juga enggan melepas pemujanya begitu saja.
4. Erik dalam film Reprise (2006)

Erik (Espen Klouman Høiner) dalam film Norwegia, Reprise mungkin bukan tipe f*ckboy flamboyan seperti beberapa karakter sebelumnya. Namun, ia juga tipe abang-abangan sastra yang mengutamakan egonya hingga secara sadar maupun tidak menyakiti orang-orang di sekitarnya. Film ini mengisahkan dua sahabat yang sama-sama berprofesi sebagai penulis. Namun, nasib mereka tak serta merta mujur. Saat satu dapat kontrak penerbit, satu lagi harus mengalami penolakan dan sebaliknya.
Erik diceritakan sebagai tipe teman yang lebih mudah iri alias insecure. Ia juga ambisius dan egois hingga tega memutuskan kekasihnya secara sepihak karena menganggapnya sebagai penghambat karier. Meski begitu, sutradara Joachim Trier bukan tipe sineas yang dengan gampangnya mensimplifikasi karakter manusia sebagai hitam dan putih. Semua karakter dalam filmnya dipastikan punya sisi baik dan buruk sekaligus. Membuatnya lebih realistis, tanpa mengurangi sensasi ngeselin pada beberapa bagian.
Dibilang cerminan realitas, adakah karakter ngeselin yang lekat dengan pengalaman personalmu? Kalau boleh dibikin peringkat, mana nih yang layak memuncaki klasemen abang-abangan sastra terakurat dalam sejarah perfilman?