5 Ending Anime Psychological yang Dieksekusi dengan Baik

Seperti namanya, anime psychological adalah anime yang berfokus pada perkembangan kondisi psikologis karakter utamanya. Anime psychological biasanya identik dengan alur cerita yang rumit. Selain itu, tidak sedikit anime psychological yang memiliki ending kontroversial.
Terlepas dari kontroversi yang sering muncul pada ending anime psychological, tetap ada beberapa ending anime psychological yang dieksekusi dengan baik. Apa saja animenya? Simak ulasan berikut.
5. Paranoia Agent

Sejak seri dimulai, Paranoia Agent memang sudah memiliki alur cerita yang rumit. Karena itu, tidak mengherankan jika ending anime ini juga cukup membingungkan. Meski begitu, sebagai anime psychological, ending anime ini bisa dibilang cukup bagus.
Di akhir cerita, kita dibuat kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tokyo benar-benar hancur, Shounen Bat ternyata tidak nyata, dan dunia kembali berjalan normal setelah kekacauan besar. Banyak hal besar terjadi begitu saja, sehingga membuat akhir dari cerita ini sangat membingungkan.
Meski begitu, karena itulah anime ini disebut sebagai anime psychological. Pada akhirnya, semua hal yang kita lihat dalam seri ini hanya terjadi di kepala karakter-karakternya. Karena Shounen Bat lahir dari sebuah trauma, Shounen Bat akhirnya menjadi pelarian bagi orang-orang untuk lari dari kenyataan.
Paranoia Agent juga memberikan pesan moral tentang bagaimana sebuah mitos bisa berkembang dan menjadi kenyataan. Hanya kebohongan kecil bisa mengacaukan seisi kota ketika semua orang percaya dengan kebohongan tersebut. Hal tersebut membuktikan betapa mengerikannya kekuatan pikiran dan psikologi manusia.
4. Erased

Perlu diakui jika ending Erased sebenarnya memiliki beberapa kekurangan. Studio sedikit terburu-buru untuk mengakhiri cerita, sehingga anime tidak memiliki waktu untuk mengeksplorasi lebih dalam tentang sang antagonis utama, Gaku Yashiro. Tak hanya itu, ending animenya juga berbeda dengan ending pada manganya.
Meski begitu, ending anime ini juga tidak bisa dibilang buruk. Pada akhirnya, Satoru Fujinuma berhasil mengungkap semua kejahatan Gaku. Konfrontasi terakhir antara Satoru dan Gaku di atap gedung rumah sakit menjadi momen paling berkesan dalam akhir cerita ini.
Tidak seperti kebanyakan anime psychological, anime ini diakhiri dengan happy ending. Pada akhirnya, semua karakter mendapatkan akhir yang bahagia, meskipun sedikit di luar ekspektasi. Kayo Hinazuki akhirnya menikah dengan Hiromi Sugita, sementara Satoru memulai kariernya sebagai mangaka dan menemukan cintanya di Airi Katagiri.
3. Steins;Gate

Selama seri berlangsung, Steins;Gate memang tampak mustahil untuk mendapatkan happy ending. Sejak Rintaro Okabe menemukan mesin waktu, dirinya tampak sama sekali tidak memiliki jalan keluar. Rintaro harus memilih antara menyelamatkan teman masa kecilnya, Mayuri Shina, atau orang yang ia cintai, Kurisu Makise. Lebih buruk lagi, tak peduli apa pilihan Rintaro, Perang Dunia III akan tetap terjadi.
Namun, hal tidak terduga terjadi di akhir seri. Akhirnya, Rintaro menemukan cara untuk menyelamatkan Mayuri dan Makise tanpa menyulut Perang Dunia III. Dengan memasuki garis waktu Steins Gate, Rintaro dapat menyelamatkan semua orang tanpa menyebabkan kehancuran dunia.
Steins;Gate memberikan ending yang sama sekali tidak terduga. Di Steins;Gate 0, kita melihat bagaimana Rintaro begitu depresi karena tidak dapat menyelamatkan Makise. Namun, bukan anime psychological namanya jika tidak dipenuhi dengan kejutan.
2. Death Note

Death Note sebenarnya memiliki ending yang mengundang kontroversi. Banyak penggemar yang menganggap kekalahan Light di tangan Near tidak masuk akal. Tak hanya itu saja, ending animenya juga sedikit berbeda dengan manganya.
Terlepas dari itu, Death Note tetap terbilang memberikan ending yang baik. Di akhir cerita, Light akhirnya menuai apa yang ia tanam. Egonya yang besar menjadi kelemahan yang kemudian dimanfaatkan oleh Near untuk mengalahkannya. Pada akhirnya, Light mati oleh kekuatannya sendiri, yaitu Death Note.
Perlu diakui jika memang akan lebih menarik jika L menjadi orang yang mengalahkan Light. Meski begitu, kemenangan Light di atas L juga berpengaruh pada kekalahan Light di tangan Near. Setelah mengalahkan L, Light merasa dirinya semakin tidak bisa dihentikan dan mulai menjadi besar kepala. Light yang biasanya sangat berhati-hati menjadi ceroboh, sehingga membuka celah bagi Near untuk mengungkap identitasnya.
1. Monster

Bisa dibilang bahwa Monster adalah anime psychological sejati. Anime ini memiliki ending yang sangat menggantung, tetapi hal tersebut yang justru membuat ending anime ini menarik. Di akhir cerita, Dr. Kenzo Tenma akhirnya menembak Johan Liebert dan membawanya ke rumah sakit.
Namun, seri menampilkan adegan terakhir yang membuat ending anime ini menjadi sangat ambigu. Dalam adegan ini, terlihat Tenma berbicara dengan Johan yang baru saja siuman. Tak lama kemudian, Tenma tiba-tiba tersadar dan Johan sudah menghilang dengan kondisi jendela rumah sakit yang terbuka.
Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Apakah Tenma membiarkan Johan melarikan diri? Atau, Tenma hanya berhalusinasi dan Johan sudah menghilang sejak awal? Jadi, siapa monster sebenarnya? Johan yang melakukan pembunuhan berantai? Atau, Tenma yang membiarkan Johan melakukan kejahatannya?
Meski sangat membingungkan, tetapi itulah seni dari anime ini. Dengan membiarkan banyak pertanyaan tidak terjawab, setiap penonton dituntut untuk berpikir dan berteori tentang bagaimana akhir dari cerita ini. Dengan begitu, setiap penonton akan memiliki ending-nya sendiri seusai dengan sudut pandang mereka.
Memberikan ending yang baik pada seri psychological memanglah tidak mudah. Bagaimana tidak, para kreator dituntut untuk memberikan akhir yang berkesan pada cerita yang rumit. Tak mengherankan jika banyak ending anime psychological yang mengundang kontroversi di kalangan penggemar. Jadi, dari kelima ending anime di atas, ending mana yang paling kamu suka?