Kenapa Varang Membenci Eywa dalam Avatar: Fire and Ash?

- Varang merasa Eywa telah meninggalkan rakyatnya
- Pandangan hidup Varang berubah, ia menjadikan api sebagai kekuatannya
- Varang jadi antitesis terhadap Neytiri
Avatar: Fire and Ash tengah mendulang kesuksesan sejak tayang pada 17 Desember 2025 di Indonesia. Sekuel ketiga waralaba Avatar karya James Cameron itu kembali mengisahkan kehidupan suku Na'vi di Pandora, terutama keluarga Jake Sully dan Neytiri.
Setelah keduanya menetap di Awa’atlu dan menjadi klan Metkayina, klan Na'vi laut, kini Jake dan Neytiri harus berhadapan dengan Varang, pemimpin klan Mangkwan atau Orang Ash. Varang memperlihatkan kepiawaiannya sebagai pemimpin. Ia cerdas dan bengis.
Dalam Avatar: Fire and Ash, Varang diketahui sangat membenci Eywa, entitas spiritual tertinggi bagi suku Na'vi. Tidak dijelaskan secara gamblang kenapa Varang membenci Eywa dalam Avatar: Fire and Ash. Namun, ada beberapa teori yang bisa kamu yakini berikut ini.
1. Varang merasa Eywa telah meninggalkan rakyatnya

Kebencian Varang terhadap Eywa dimulai sejak ia masih kecil. Saat itu, ia dan seluruh klan Mangkwan tinggal di daerah berhutan di Pandora. Namun, sebuah letusan gunung berapi dahsyat menyapu rumah mereka. Varang kecil meminta bantuan pada Eywa, tetapi ia tak pernah datang.
Melalui kejadian nahas tersebut, Varang yang hancur memilih tak mau lagu percaya pada Eywa. Baginya, Eywa lemah dan bahkan tidak tertarik membantu mereka yang tengah kesulitan dan butuh bantuan.
Varang pun bertekad mengeluarkan bangsanya dari kesulitan dan kelaparan. Ia melakukan hal-hal yang dianggap jahat oleh orang lain. Ia bahkan mengizinkan Na'vi yang diasingkan masuk dalam klannya untuk menyembah api. Varang percaya, api adalah hal paling kuat di dunia.
2. Pandangan hidup Varang berubah, ia menjadikan api sebagai kekuatannya

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Varang adalah Tsahìk, pemimpin sebuah klan, dari Mangkwan. Mereka disebut Suku Abu bukan tanpa alasan, karena mereka menyembah api.
Alih-alih tunduk pada keseimbangan yang diciptakan Eywa dan Pandora, Varang memilih merangkul api, elemen yang menyebabkan kehancuran bagi klannya. Bagi Varang, api adalah simbol kekuatan dan kelangsungan hidup. Api mewakili kemurnian, kekuatan, dan pembebasan dari ketidakpedulian Eywa pada bangsanya.
3. Varang jadi antitesis terhadap Neytiri

Kemarahan dan kebencian Varang terhadap Eywa berbanding terbalik dengan iman Neytiri yang kuat. Hal tersebut menciptakan konflik, di mana Varang mewujudkan rasa takut dan marah yang terkadang dirasakan Neytiri pada Eywa. Ia ingin iman Neytiri goyah.
Varang dan Neytiri sangat bertolak belakang. Neytiri mewakili iman, tradisi, dan pengendalian emosi yang seimbang. Sementara itu, Varang kebalikannya, karena imannya hancur, ia mengalami penolakan iman dan merangkul kemarahan sebagai kekuatan.
Varang bukanlah jahat karena ia kejam, tetapi ia berbahaya karena mewakili jalan yang bisa saja diambil suhu Na'vi jika kepercayaan runtuh. Singkatnya, Neytiri menunjukkan sosok yang terbentuk karena mempertahankan kepercayaannya meski sempat menderita, sementara Varang menunjukkan apa yang terjadi jika penderitaan menghancurkan kepercayaan.
Di akhir Avatar: Fire and Ash, Varang terlihat kabur setelah hampir dikalahkan oleh Kiri, anak Jake Sully dan Neytiri. Ada kemungkinan kalau pemimpin Mangkwan ini akan kembali di film Avatar selanjutnya. Gimana, kamu menantikan kembali aksi Varang, gak, nih?


















