5 Fakta Film Poor Things, Dibintangi Emma Stone dan Mark Ruffalo

Yorgos Lanthimos sudah membaca novel Poor Things sebelum ia menjadi sutradara terkenal. Ia bahkan sempat bertemu dengan Alasdair Gray di Skotlandia untuk mendapatkan izin untuk mengadaptasi novelnya. Namun, film ini mengalami banyak kendala dalam proses pembuatannya dan sempat tertunda selama beberapa tahun.

Lanthimos baru bisa mewujudkan film ini ketika ia sedang membuat film The Favourite, yang juga dibintangi oleh Emma Stone. Ia kemudian menawarkan peran Bella Baxter kepada Stone, yang langsung setuju dan juga ikut menjadi produser film Poor Things ini.

Poor Things bukanlah film yang murah. Film ini membutuhkan biaya produksi sebesar $35 juta, yang sebagian besar digunakan untuk membayar gaji para bintang utama, yang masing-masing mendapatkan $10 juta.

Selain itu, Poor Things juga membutuhkan biaya untuk efek khusus, kostum, dan lokasi syuting yang beragam. Film ini syuting di beberapa negara, seperti Hongaria, Portugal, Prancis, dan Inggris. Film ini juga menggunakan teknologi de-aging untuk membuat para aktor terlihat lebih muda sesuai dengan karakter mereka.

Poor Things berhasil meraih penghargaan tertinggi di Festival Film Venesia, yaitu Golden Lion. Film ini mendapatkan pujian dari para kritikus dan penonton, yang menganggap film ini sebagai karya terbaik dari Yorgos Lanthimos.

Film Poor Things juga mendapatkan nominasi di beberapa festival film lainnya, seperti Toronto International Film Festival, New York Film Festival, dan London Film Festival. Film ini juga dianggap sebagai salah satu kandidat kuat untuk Oscar 2024.

Poor Things bukanlah film yang cocok untuk ditonton oleh semua orang. Film ini mengandung banyak adegan seks dan kekerasan, yang mungkin bisa mengejutkan atau menyinggung sebagian orang. Film ini mendapatkan rating R di Amerika Serikat, yang berarti film ini hanya boleh ditonton oleh orang yang berusia 17 tahun ke atas atau yang didampingi oleh orang dewasa.

Poor Things menampilkan adegan-adegan yang mengeksplorasi seksualitas dan identitas Bella Baxter, yang bebas dari belenggu norma-norma zaman Victoria. Film ini juga menampilkan adegan-adegan yang menunjukkan kekejaman dan ketidakadilan yang dialami oleh Bella dan orang-orang yang dekat dengannya.

Poor Things tidak hanya diadaptasi dari novel Poor Things karya Alasdair Gray, tetapi juga diinspirasi oleh beberapa karya sastra klasik lainnya. Novel Poor Things sendiri merupakan sebuah parodi dari novel Frankenstein karya Mary Shelley, yang menceritakan tentang seorang ilmuwan yang menciptakan makhluk hidup dari bagian-bagian mayat.

Novel Poor Things ini juga mengambil beberapa elemen dari novel-novel lain, seperti The Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde karya Robert Louis Stevenson, Alice’s Adventures in Wonderland karya Lewis Carroll, dan The Adventures of Tom Sawyer karya Mark Twain. Film Poor Things juga menambahkan beberapa referensi dari karya-karya sastra modern, seperti The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger, Lolita karya Vladimir Nabokov, dan The Bell Jar karya Sylvia Plath.

Setelah melihat fakta film Poor Things, jadi makin gak sabar, kan, untuk menonton film satu ini? Jika ya, segera cari tahu kapan Poor Things tayang di bioskop terdekat atau di platform streaming favorit kamu. Jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan kisah menakjubkan dari Bella Baxter dan teman-temannya.