Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Where the Wind Comes From (dok. Haut Les Mains Productions/Where the Wind Comes From)

Sundance Film Festival 2025 bisa disebut sebagai pesta film independen terbesar dunia. Festival ini ibarat gegap gempita dunia perfilman indie yang menawarkan kisah-kisah orisional, autentik, dan tentunya, berbujet murah. Sejatinya, Sundance 2025 adalah surga film-film hidden gems.

Selesai digelar pada Minggu (2/2/2025), festival ini menayangkan sederet film berbahasa Arab secara perdana. Makin menarik, film Palestina mendominasi. Apa saja film Arab terbaik yang paling disorot di Sundance Film Festival 2025?

1. All That's Left of You (2025)

All That's Left of You (dok. Pallas Film/All That's Left of You)

All That's Left of You adalah film Palestina karya sutradara Cherien Dabis. Drama ini berfokus pada kehidupan tiga generasi keluarga Palestina selama hampir 75 tahun. Diangkat dari kisah nyata, film ini mengeksplorasi tentang trauma mereka.

Sinopsis All That's Left of You menceritakan seorang remaja Palestina (Adam Bakri) yang mengonfrontasi tentara Israel dalam sebuah demo di West Bank. Kejadian itu berdampak besar kepada keluarganya. Sang ibu (Hanan) mengalami serangkaian kejadian mencekam, sedangkan kakeknya menjadi korban pemindahan paksa.

Di sini, Cherien Dabis tidak hanya menjadi sutradara. Filmmaker keturunan Palestina-Amerika ini juga memerankan karakter utama sebagai ibu sang remaja. Performanya menjadi jiwa yang membawa penonton mengarungi sejarah Palestina, kesedihan kolektif, dan trauma antargenerasi rakyat Palestina.

All That's Left of You dipuji sebagai kisah epik dan intim dalam satu tarikan napas. Dengan cerita memilukan dan penuh pencarian jati diri, All That’s Left of You menawarkan eksplorasi penyembuhan manusia. Nantikan penayangannya di platform streaming.

2. Brides (2025)

Brides (dok. Neon Films/Brides)

Brides menjadi film berbahasa Arab yang sangat diantisipasi di Sundace. Diproduksi Neon, film Suriah ini merupakan karya sutradara teater Nadia Fall. Ia mengeksplorasi tantangan anak remaja melalui lensa sosial politik yang lantang.

Sinopsis Brides mengikuti dua gadis remaja, Doe (Ebada Hassan) dan Muna (Safiyya Ingar), yang mencari kebebasan, persahabatan, dan rasa memiliki. Ketika menghadapi masalah, keduanya berniat melarikan diri dari Inggris. Namun, mereka justru terjerumus dalam rencana yang salah untuk bepergian ke Suriah.

Drama ini dipuji sebagai film coming of age yang berani, penuh cinta, dan perenungan. Pada intinya, Brides menghadirkan perjalanan transformatif tentang persahabatan, otonomi remaja, identitas, dan ilusi masa muda yang tak terkalahkan.

3. Khartoum (2025)

Khartoum (dok. Sudan Film Factory/Khartoum)

Sinopsis Khartoum mengikuti lima warga Khartoum yang terpaksa meninggalkan Sudan setelah pecahnya perang. Masing-masing memiliki profesi seorang pegawai negeri, seorang wanita penjual teh, seorang relawan komite perlawanan, dan dua kolektor botol muda.

Kelima warga Khartoum mengungsi ke Afrika Timur. Film Sudan ini mengeksplorasi kisah mereka selama berjuang bertahan hidup. Termasuk dalam meraih kebebasan melalui mimpi, revolusi, dan perang saudara.

Film dokumenter ini adalah hasil kolaborasi dari 4 filmmaker Sudan—Anas Saeed, Rawia Alhag, Ibrahim Snoopy, dan Timeea Ahmed—dengan sutradara Inggris, Phil Cox. Pada 2022, mereka membuat proyek dengan mencatat kehidupan 5 partisipan setelah kudeta militer di Sudan.

Hasilnya, filmmaker Khartoum menciptakan ruang aman bagi kelima partisipan untuk berbagi pengalaman mereka tentang konflik dan perasingan. Dengan momen penuh harapan, film Khartoum menghadirkan perjalanan unik, emosional, dan personal di tengah konflik menghancurkan yang tidak banyak dilaporkan media Barat.

4. Where the Wind Comes From (2025)

Where the Wind Comes From (dok. Haut Les Mains Productions/Where the Wind Comes From)

Where the Wind Comes From adalah film Tunisia karya sutradara Amel Guellaty. Drama ini mengikuti persahabatan Alyssa (Eya Bellagha) dan Mehdi (Slim Baccar). Alyssa adalah gadis pemberontak berusia 19 tahun. Sedangkan Mehdi merupakan pemuda 23 tahun yang introvert.

Dengan penuh imajinasi, keduanya berusaha melarikan diri dari kenyataan pahit di hidup mereka. Alyssa dan Mehdi akhirnya menemukan jalan untuk kabur melalui sebuah kontes di selatan Tunisia. Tanpa pikir panjang, dua sahabat ini melakukan perjalanan darat penuh rintangan.

Where the Wind Comes From membawa penonton menengok ke dalam jendela sisi Tunisia yang jarang terlihat. Dengan sentuhan visual surealis, film ini juga dibumbui dengan komedi bijaksana. Makin menarik, kamu juga bisa menikmati soundtrack indie yang menghipnotis.

5. Coexistence, My Ass! (2025)

Coexistence, My Ass! (dok. My Teez Production/Coexistence, My Ass!)

Film berbahasa Arab terakhir berasal dari Palestina. Film Coexistence, My Ass! merupakan karya sutradara Amber Fares. Dokumenter ini mengikuti komedian Noam Shuster-Eliassi saat membuat pertunjukan tunggal yang bersifat pribadi dan politis.

Dalam pertunjukan ini, ia mengangkat tema tentang perjuangan untuk kesetaraan di Israel-Palestina. Namun, pertunjukan yang sudah ia perjuangkan selama hidupnya ini justru mulai terdengar seperti lelucon buruk. Eliassi akhirnya menantang para penontonnya dengan kebenaran pahit yang tidak dapat ditertawakan.

Dengan isu paling kritis, Coexistence, My Ass! menghadirkan komedi brilian. Begitu pula set stand-up yang dikembangkan di Universitas Harvard tampak memukau. Makin menakjubkan, stand-up difilmkan di hadapan penonton langsung.

Secara keseluruhan, film ini mendokumentasikan perspektif Eliassi, dari seorang diplomat PBB yang menjadi komedian. Termasuk sudut pandangnya mengenai wilayah konflik. Dan pada akhirnya, penonton dibuat tertawa, menangis, dan terbuka.

Lima film Arab di Sundance 2025 ini membuktikan kekuatan sinema Timur Tengah dalam mengeksplorasi isu sosial, politik, dan kemanusiaan. Tak terkecuali perspektif dari film Palestina yang menjadi daya tarik universal. Nantikan jadwal tayang film berbahasa Arab terbaik di bioskop.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team