Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film Summer 1993 karya sutradara Carla Simon (dok. MUBI/Summer 1993)

Tidak semua sutradara beruntung bisa langsung dikenal berkat karya debutnya. Beberapa harus gagal dulu dan baru sukses pada karya ke sekian. Namun, ini tidak berlaku untuk kelima sutradara berikut. 

Karya debut mereka berhasil meraup eksposur tinggi dan dilabeli salah satu karya debut terbaik oleh banyak pihak. Siapa saja sutradara berbakat yang dimaksud? Berikut rangkumannya beserta film yang berhasil menaikkan pamor mereka. 

1. Summer 1993 (Carla Simon)

film Summer 1993 karya sutradara Carla Simon (dok. Cineuropa/Summer 1993)

Summer 1993 merupakan karya debut sekaligus autobiografi Carla Simon yang dirilisnya pada 2017. Sudut pandang utamanya adalah seorang bocah bernama Laura yang harus relokasi ke rumah keluarga pamannya sepeninggal sang ibu. 

Laura beruntung punya paman dan keluarga yang perhatian dan ikhlas menerimanya, tetapi tak bisa dipungkiri ia juga mengalami guncangan psikis karena kematian sang ibu. Simon meraup penghargaan Best First Feature Award dalam ajang Berlin International Film Festival 2017. 

Film keduanya, Alcarraz (2022) juga dapat sambutan baik serupa. Simon masih setia menggunakan sudut pandang anak-anak untuk membahas kasus-kasus yang sebenarnya cukup berat dan relevan dengan masalah orang dewasa. 

2. Aftersun (Charlotte Wells)

adegan film Aftersun (dok. A24/Aftersun)

Sama dengan Carla Simon, karya debut Charlotte Wells yang berjudul Aftersun (2022) merupakan autobiografi yang didasarkan pada memorinya tentang sang ayah. Premisnya cukup minimalis dengan konflik yang tidak dijabarkan gamblang, tetapi tetap berhasil memikat penonton untuk bertahan sampai akhir film. 

Inti dari sinema ini adalah memori liburan seorang anak perempuan dengan ayahnya ketika ia masih berusia 11 tahun. Aftersun menggondol puluhan awards sepanjang 2022 dan diprediksi bisa dapat nominasi Academy Awards tahun 2023. 

3. Short Sharp Shock (Fatih Akin)

film Short Sharp Shock karya Fatih Akin (dok. MUBI/Short Sharp Shock)

Sebagai seorang Jerman keturunan Turki, Fatih Akin sepertinya punya banyak pengalaman dan melakukan observasi yang cukup untuk membuat film debutnya, Short Sharp Shock. Inti dari film keluaran tahun 1998 ini mengikuti kehidupan beberapa pemuda imigran di Berlin yang menggeluti bisnis ilegal. 

Karakternya cukup beragam mulai dari seorang Turki, Serbia, Yunani, hingga Albania. Protagonis utamanya adalah Gabriel yang baru saja menjalani hukuman kurungan 15 bulan dan berniat mengajak sobat-sobatnya bertobat. 

4. Pickpocket (Jia Zhangke)

film Pickpoket karya Jia Zhangke (dok. Janus Films/Pickpocket)

Sebelum dikenal luas lewat film 24 City (2008) dan A Touch of Sin (2013) sutradara asal China Jia Zhangke debut lewat Pickpocket (1997). Film berjudul asli Xiao Wu tersebut diambil menggunakan kamera analog 16mm dan melibatkan aktor non profesional.  

Tanpa disangka, film ini justru jadi karya ikonis yang hingga sekarang masih dipuja banyak orang. Ia mengikuti seorang pencopet yang menyadari bahwa ia harus menata hidupnya usai menemukan beberapa aspek dalam hidupnya mengalami krisis. Seperti biasa, genre neo-realis yang sarat kritik terhadap kapitalisme memang spesialisasi Zhangke. 

5. Mysterious Object at Noon (Apichatpong Weerasethakul)

film Mysterious Object at Noon (dok. 9/6 Cinema Factory/Mysterious Object at Noon)

Apichatpong Weerasethakul merupakan sutradara Thailand paling sukses. Ia baru saja merilis Memoria (2021) yang dikerjakannya bersama aktris senior Tilda Swinton. Sebelum dikenal luas, Weerasethakul ternyata debut lewat sinema dokumenter Mysterious Object at Noon (2000). 

Untuk menggarap proyek ini, Weerasethakul atau yang sering dikenal dengan nama panggilan Joe berkeliling seantero Thailand bersama kameranya untuk mengabadikan momen wawancaranya dengan orang dari berbagai latar belakang. Meski tak saling mengenal, sang sutradara mampu menjalin argumen dan opini tersebut menjadi satu kesatuan yang berkesinambungan. 

Baru mulai sudah brilian. Mungkin itu kalimat yang tepat mendeskripsikan kelima sutradara di atas. Talenta natural menjelaskan mengapa karier mereka pun langgeng sampai sekarang. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team