5 Film Korea Bertema Pemberontakan Gwangju, Menambah Wawasanmu!

Song of Resurrection merupakan film Korea pertama yang mengangkat kejadian Pemberontakan Gwangju. Film yang bergenre dokumenter drama ini menggambarkan bagaimana terjadinya Pemberontakan Gwangju 1980.

Dirilis pada tahun 1991 dan dibintangi oleh Lee Kyoung-Young, Kim Yeong-Jin dan Kwon Oh-Hyeon.

May 18 dirilis pada tahun 2007, kejadian dalam film ini berdasarkan kisah nyata, namun tokoh utamanya hanyalah fiksi. Berlatar pada 18 Mei 1980, film ini bercerita tentang mahasiswa di Gwangju yang berkumpul di depan Universitas Nasional Chonnam untuk memprotes penutupan universitas mereka.

Salah satu mahasiswa, Jin-Woo, memimpin teman-temannya ke jalan untuk memprotes setelah teman sekelasnya terbunuh oleh militer.

Sementara itu, kakak Jin-Woo, Min-Woo, yang merupakan seorang sopir taksi menyaksikan sendiri kekacauan dan kekerasan yang terjadi di Gwangju. Dia dengan cepat pulang dan memerintahkan adiknya untuk tidak ikut serta dalam pemberontakan.

A Taxi Driver dirilis pada 2017 lalu, ceritanya berdasarkan kisah nyata dari seorang reporter Jerman bernama Jürgen Hinzpeter yang meliput Pemberontakan Gwangju dan supir taksi Korea bernama Kim Sa-Bok.

Berlatar pada Mei 1980, Peter yang awalnya bertugas di Jepang pergi ke Korea Selatan setelah mendapat kabar dari rekannya bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan sedang terjadi di Gwangju.

Setibanya di Seoul, Peter kemudian pergi ke Gwangju bersama supir taksi Kim Man-Seob. Mereka ini tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Gwangju.

Excavator ini merupakan film bertema Pemberontakan Gwangju yang bukan dari kisah nyata. Berbeda dengan deretan film di atas yang berlatar pada tahun 1980 selama Pemberontakan Gwangju, Excavator berlatar pada tahun 2017.

Film ini bercerita tentang Kim Gang-Il, seorang penerjun payung yang dikirim ke Gwangju untuk menekan Gerakan Demokratisasi Gwangju pada bulan Mei 1980.

Setelah dibebaskan dari militer, Kim Gang-Il ini bekerja sebagai pengemudi excavator. Suatu hari, Kim Gang-Il menemukan sebuah tengkorak di tanah. Dengan mengemudikan excavatornya, ia mengunjungi mantan atasannya satu per satu untuk mencari kebenaran dibalik Pemberontakan Gwangju yang telah disembunyikan selama 20 tahun terakhir.

The March for My Love ini merupakan film bertema Pemberontakan Gwangju yang juga bukan dari kisah nyata. Film yang dirilis pada tahun lalu ini mengambil dua latar waktu yang berbeda.

Pada Mei 1980, Chul-Soo mengambil bagian dalam demonstrasi dan melarikan diri dari detektif. Dia bertemu Myung-Hee yang mengambil jurusan seni. Myung-Hee ini penasaran dengan apa yang diperjuangkan Chul-Soo.

Sementara itu, pada Mei 2018, penyakit skizofrenia yang diderita Myung-Hee semakin buruk dan menunjukkan kecemasan yang luar biasa. Myung-Hee ini mempunyai seorang putri bernama Hee-Soo, Hee-Soo tidak suka ibunya, tetapi dia segera mengetahui apa yang menyebabkan ibunya menderita.

Nah, itulah lima film Korea bertema Pemberontakan Gwangju yang akan menambah wawasanmu. Ada yang sudah kamu tonton?