Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film Se7en (dok. Warner Bros/Se7en)

Intinya sih...

  • Speak No Evil (2022): Keluarga yang diundang untuk liburan di pedesaan malah dibunuh secara brutal oleh tuan rumah Belanda.

  • Arlington Road (1999): Dosen sejarah menjadi kambing hitam dalam skenario teror yang ia curigai, ending-nya sangat suram.

  • No Country for Old Men (2007): Film ini menyuguhkan akhir yang dingin tanpa konfrontasi besar, kehancuran dan keputusasaan.

Tidak semua film thriller memberikan akhir yang memuaskan. Beberapa justru memilih jalan yang lebih kelam, menggambarkan sisi paling suram dari manusia dan dunia di sekitarnya. Alih-alih memberikan keadilan atau penutupan yang menenangkan, film-film ini berakhir dengan tragedi, keputusasaan, atau ketidakadilan yang menyisakan rasa tak nyaman di benak penonton.

Namun, justru karena keberaniannya untuk menolak happy ending itulah, film-film ini meninggalkan kesan yang begitu kuat. Mereka menantang harapan kita sebagai penonton dan menghadirkan realitas yang pahit. Berikut lima film thriller dengan ending yang paling suram dan bikin merinding.

1. Speak No Evil (2022)

film Speak No Evil (dok. Nordisk Film/Speak No Evil)

Film asal Denmark ini menceritakan sepasang suami istri dan anaknya yang menerima undangan dari teman baru asal Belanda untuk berlibur di pedesaan. Awalnya terlihat seperti ajakan biasa, tapi suasana perlahan berubah aneh dan penuh ketegangan. Sayangnya, alih-alih menuruti naluri untuk pergi, mereka memilih bersikap sopan bahkan saat perilaku tuan rumah mulai aneh.

Akhir film ini sungguh mengejutkan dan menyakitkan. Alih-alih kabur saat ada kesempatan, mereka tetap tinggal dan akhirnya dibunuh secara brutal oleh pasangan Belanda tersebut di depan anaknya sendiri. Ending ini bukan hanya tragis, tapi juga menyampaikan kritik tajam soal bahaya terlalu sopan dan takut menolak, yang bisa berujung fatal.

2. Arlington Road (1999)

film Arlington Road (dok. Screen Gems/Arlington Road)

Michael Faraday, seorang dosen sejarah sekaligus ahli terorisme, mulai curiga bahwa tetangga barunya menyembunyikan sesuatu yang besar. Ia merasa mereka merencanakan aksi teror domestik, tapi tak satu pun orang di sekitarnya yang percaya. Faraday pun memutuskan menyelidikinya sendiri, yakin bahwa ia bisa menghentikan aksi tersebut sebelum terlambat.

Namun, di sinilah plot twist paling kelam muncul. Faraday justru dijebak menjadi kambing hitam dalam skenario teror yang mereka rancang. Setelah ledakan besar terjadi, publik dan media justru menyalahkan Faraday sebagai pelakunya padahal ia adalah korban. Ending-nya begitu suram dan getir karena sang protagonis kalah total, sementara pelaku sebenarnya lolos.

3. No Country for Old Men (2007)

film No Country for Old Men (dok. Paramount Pictures/No Country for Old Men)

Film ini mengikuti pengejaran antara seorang pembunuh berdarah dingin bernama Anton Chigurh dan para tokoh lain yang berusaha melawan kejahatan yang merajalela. Namun berbeda dengan kisah pahlawan klasik, film ini justru menyuguhkan akhir yang dingin. Tidak ada konfrontasi besar, tidak ada kemenangan moral, hanya kehancuran dan keputusasaan.

Anton Chigurh tidak hanya membunuh karakter utama tanpa adegan heroik, tetapi juga menghabisi nyawa istri korban hanya karena hasil lemparan koin. Ia bahkan lolos dari kecelakaan mobil tanpa luka berarti. Di akhir cerita, sang sheriff memilih pensiun dengan getir karena merasa sudah terlalu tua untuk menghadapi dunia yang terlalu kejam dan tak masuk akal.

4. Se7en (1995)

film Se7en (dok. Warner Bros/Se7en)

Dalam film ini, dua detektif, David Mills dan William Somerset, memburu seorang pembunuh berantai yang menggunakan tujuh dosa besar sebagai dasar pembunuhannya. Saat pelaku akhirnya menyerahkan diri, para penonton mengira bahwa penderitaan akan segera berakhir. Sayangnya, kenyataan justru lebih mengerikan dari dugaan siapa pun.

Sang pembunuh menyimpan satu rencana terakhir yakni membunuh istri Mills dan mengirimkan kepalanya dalam sebuah kotak sebagai bentuk "Envy" (Iri). Mills tak mampu menahan diri dan menembak pelaku hingga mati menjadikannya "Wrath" (Amarah), bagian terakhir dari rencana berdarah itu. Ending-nya menyisakan kehampaan dan rasa bersalah yang tak akan pernah hilang.

5. The Vanishing (1988)

film The Vanishing (dok. Argos Films/The Vanishing)

Film thriller asal Belanda ini mengikuti seorang pria yang terobsesi mencari tahu nasib pacarnya yang hilang secara misterius. Ia menghabiskan bertahun-tahun mencoba mengungkap kebenaran, hingga akhirnya bertemu dengan penculiknya yang menawarkan jawaban dengan syarat ia harus mengalami apa yang dialami kekasihnya.

Tanpa pikir panjang, ia menerima tawaran tersebut. Beberapa waktu kemudian, ia terbangun dalam kegelapan karena ternyata ia dikubur hidup-hidup di dalam peti, dan perlahan menghadapi kematian seperti kekasihnya dulu. Tidak ada penyelamatan, tidak ada keadilan, karena hanya kegelapan, teror, dan kesadaran mengerikan akan nasib tragisnya sendiri.

Kalau kamu penggemar thriller yang penuh ketegangan dengan akhir yang tidak biasa, kelima film ini wajib masuk daftar tontonmu. Kira-kira sanggupkah kamu menghadapi gelapnya kenyataan di balik ending yang tak memberi harapan ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team