5 Karakter dalam Anime Bleach yang Benci Kekerasan, Ada Penjahat Juga!

Ryuken Ishida merupakan ayah dari Uryu Ishida sebagai Quincy. Namun, dia tidak pernah benar-benar menyukai gaya hidup itu. Tidak seperti ayahnya, Soken, dan putranya, dia tidak bisa melihat satu pun manfaat dari berburu Hollow. Dia beranggapan bahwa dia tidak bisa menghidupi diri sendiri dan keluarga dengan cara itu. Maka dari itu, dia menjadi direktur di rumah sakit setempat.

Terlihat jelas bahwa Ryuken sangat tidak menyukai kekerasan karena risiko yang tidak berguna di matanya. Dia juga sering teringat perseteruan pahit antara Quincy dan Soul Reaper. Namun, dia tetap membantu Uryu meski dia tidak terjun langsung ke medan perang. Bahkan, saat Yhwach berada di ambang kemenangan, dia tetap menyerahkan pertarungan kepada Uryu. 

Sebagai kapten Soul Reaper, Jushiro Ukitake benar-benar bagus dalam pertarungan, sama seperti teman lamanya, Shunsui Kyoraku. Namun, dia hampir tidak pernah membuktikan kepiawaian dalam bertarung. Dia lebih menikmati kedamaian dan ketenangan. Dia juga rendah hati, bahkan kerap memuji orang lain seperti Kaien Shiba.

Jushiro akan tetap bertarung jika memang harus meski dia berpikir bahwa pertumpahan darah adalah sesuatu yang salah. Dia akan langsung menolak untuk melawan musuh tertentu jika menimbulkan pertarungan sepihak. Dia bertarung untuk memenuhi tugas, bukan bersenang-senang di atas pertumpahan darah. Sebagai contoh, dia pernah menolak untuk melawan Lilynette Gingerbuck.

Kapten divisi 9 di Gotei 13, Kaname Tosen, mirip dengan penjahat Yhwach. Dia merupakan petarung kuat yang terlibat dalam banyak pertempuran selama seri berlangsung. Dia harus melakukan itu, bukan untuk bersenang-senang. Dia bertarung untuk menegakkan keadilan dan memastikan setiap pelaku kejahatan dihukum karena mengganggu suasana perdamaian.

Dengan sungguh-sungguh, Kaname pun menyatakan secara terbuka bahwa dia benci perkelahian. Dia mengungkapkan kalimat tersebut saat diperintahkan untuk melawan tim Ichigo Kurosaki dalam arc Soul Society. Dia mengklaim bahwa pertarungan tanpa tujuan adalah pembunuhan, sedangkan membunuh dengan tujuan adalah keadilan.

Shunsui Kyoraku ialah kapten dari divisi 8 yang menyukai banyak hal, termasuk menggoda Letnan-nya, meminum sake bersama teman-temannya, dan menulis cerita roman sampah untuk Buletin Seireitei. Dia juga termasuk petarung kuat dengan Zanpakuto yang rumit. Namun, dia tidak pernah benar-benar menikmati pertarungan.

Shunsui menganggap kekerasan sebagai hal yang tidak menyenangkan. Dia tidak akan menyerang siapa pun, kecuali dia diserang terlebih dahulu atau ketika dia diperintah oleh Genryusai Shigekuni Yamamoto. Saat sendiri, dia akan bersantai sambil meminum sake, lalu mengajak orang asing, seperti Chad atau Yasutora Sado dalam arc Soul Society, untuk menikmati minuman dengannya.

Yhwach adalah pemimpin para Quincy yang sudah diperlihatkan sedang bertarung dengan Genryusai Shigekuni Yamamoto beberapa kali. Namun, dia tidak pernah menikmati pertarungan itu. Sebagai pemimpin dan ayah para Quincy, dia sangat peduli pada kesejahteraan rakyatnya. Jadi, dia memiliki keinginan untuk membangun dunia damai di mana tidak ada satu pun Quincy yang merasa terancam.

Secara terbuka, Yhwach membenci kekerasan, baik verbal maupun fisik, tetapi dia tahu bahwa hal itu tidak bisa dihindari. Maka dari itu, dia harus mau mengesampingkan preferensi pribadi dan melawan Soul Reaper demi para Quincy. Dia berharap bahwa pertempuran yang telah terjadi selama ribuan tahun dapat berakhir. Paradoksnya, kekerasan adalah jalan terbaik menuju kedamaian.

Jika dilihat dari masing-masing pihak, baik pahlawan maupun penjahat dari seri Bleach, ada beberapa karakter yang sebenarnya tidak pernah benar-benar menyukai kekerasan. Sebagai contoh, lima karakter di atas terpaksa melakukan pertarungan yang pasti melibatkan kekerasan karena mereka ingin suku atau ras mereka hidup dalam kedamaian. Hanya saja, masing-masing pihak merasa pihak lain ialah ancaman, maka terjadilah pertempuran.