5 Pelajaran dari Film Wedding Agreement, Penuh Nasehat Pernikahan

Memiliki pernikahan dan keluarga impian adalah suatu hal yang wajar bagi seorang perempuan. Meski pada kenyataannya tidak semua mimpi terwujud. Namun yang perlu dipahami adalah sebuah pernikahan itu suatu hal yang sakral. Bukan tentang ikatan antar manusia. Melainkan janji kepada Allah dalam sebuah ijab kabul. Janji suci yang mampu mengguncangkan Arsy, menjadikan yang haram menjadi halal karena janji tersebut. Dan bagian dari ibadah, ibadah terlama dalam hidup seseorang. Jadi perlu diluruskan niat sebelum memantapkan hati untuk menikah.

Nasihat ini tersurat oleh Pak De dan  Bu De dari Btari saat mengunjungi rumah mereka. Bahkan di awal kisah, Btari menegaskan tentang hakikat sebuah pernikahan. Wah, dari awal sudah dapat pelajaran tentang pernikahan ya!

Konflik dari kisah ini berawal dari ketidak setujuan ibu Byan dengan pacarnya Sarah. Namun sebenarnya, perjodohan itu telah direncanakan bahkan sebelum Byan dan Btari lahir. Karena sebuah ikatan persahabatan dan utang budi. Namun perjodohan inilah yang mengantongi restu orang tuanya, khususnya ibunya. Meski di awal terlihat berat namun pada akhirnya Byan dan Btari menjalani hidup menjadi keluarga bahagia. Wah, restu orang tua akan membawa berkah ya!

Nasihat -nasihat pernikahan lugas tersurat diberikan oleh ustadz yang digambarkan dalam sebuah kajian yang dilakukan di pagi hari selepas Salat Subuh berjamaah. Sebuah kebiasaan baik bukan? Salah satu nasihatnya adalah menikah itu seperti segitiga sama kaki.  Yang mana sepasang suami istri akan saling mendekat jika muara mendekatnya karena Allah. Tujuannya adalah keridhoan Allah. Dan masih banyak nasihat-nasihat yang disampaikan namun tidak terlihat menggurui sehingga mengalir mengikuti alur cerita. Wah makin penasaran ya? 

Membangun rumah tangga dengan tidak didasari cinta memang  berat. Apalagi jika belum kenal sebelumnya. Namun, Btari bisa meluluhkan hati Byan dengan nilai keimanan dan kesabaran yang luar biasa. Ketaatannya sebagai seorang istri dan kesabarannya melayani suami meski diabaikan ternyata membuahkan hasil di akhir cerita. Bahkan beberapa bagian dari kisah ini menunjukkan aktivitas keseharian yang penuh keagamaan. Seperti salat subuh berjamaah, menghadiri kajian-kajian keislaman, tilawah dan ibadah harian lainnya yang dilakukan dengan rutin. Bahkan dibagian tertentu Btari melakukan introspeksi diri atas apa yang terjadi pada dirinya yang merasa kalut adalah akibat aktivitas ibadahnya yang menurun kualitasnya. Ternyata ada korelasinya ya? 

Momen paling menggemaskan namun juga baper bersamaan. Adegan ini menjadi seuatu yang ditunggu-tunggu. Bagaimana cara Tari menaklukan hati Bian dengan kemampuan memasaknya. Memaksa dengan halus Bian untuk menemani belanja hingga akhirnya momen belanja menjadi langkah awal kedekatan mereka. Di bagian lain, quality time dengan pasangan ternyata bisa cukup di rumah lho. Seperti nonton bareng di rumah ditemani snack seakan sedang berada di bioskop. Nah, ternyata momen sederhana cukup ampuh dilakukan untuk membangun kedekatan dengan pasangan. Tidak harus mahal, asal dilakukan dengan sepenuh hati. Seperti Byan dan Tari, akhirnya mereka saling jatuh cinta. Seru-seru menggemaskan!

Nah, itulah 5 pelajaran yang bisa diambil dari Wedding Agreement tentang pernikahan. Banyak hal positif meski awalnya sudah cukup menegangkan karena seperti nikah kontrak. Namun ternyata alurnya mengalir dan nyaman untuk dinikmati. Banyak nasihat pernikahan yang disampaikan secara lugas maupun sikap atau adegan para tokoh. Tak hanya dipenuhi dengan sisi romance namun sarat juga nilai religi dalam film ini. Cocok banget buat yang mau atau sudah menikah. Makin penasaran ya?  Mari kita saksikan film  yang bakal tayang 8 Agustus 2019 nanti. Dukung perfilman Indonesia!