Instagram.com/damonosapardi
Apa sebenarnya yang membuat karya Sapardi berbeda dan membekas di benak masyarakat? Bukan karena kerumitan syairnya, tapi justru kemampuannya membuat hal-hal sederhana begitu mengena dan tak lekang oleh waktu.
"Puisi-puisi Pak Sapardi yang bahkan terbitnya tahun 71 itu masih sering dikutip sama anak-anak muda sekarang, bahkan pada hafal puisi-puisnya," ujar Jia.
Selain itu puisi-puisi terpopuler Sapardi juga kerap menggunakan ironi secara cantik. Jia Effendi memberi contoh sajak Hujan Bulan Juni.
"Zaman dahulu, zaman Pak Sapardi menulis itu, bulan Juni itu musim kemarau gak ada hujan. Jadi ironis."
Ironi ini tentulah mudah menarik hati para generasi muda di berbagai era yang sedang suka-sukanya dengan hal romantis untuk semakin terpesona.