5 Pelajaran Positif Film 'Harry & Meghan, A Royal Romance'

Hubungan Pangeran Harry, salah satu pewaris Kerajaan Inggris dan Meghan Markle yang merupakan seorang janda dan bukan berasal dari kalangan bangsawan, mendapat banyak sorotan publik, dan tak sedikit menuai cibiran.

Namun, hal itu tak membuat Harry dan Meghan putus asa memperjuangkan cinta mereka. Keduanya berusaha sekuat tenaga untuk membuktikan bahwa cinta mereka benar-benar kuat dan tulus.

Kadangkala, kisah cinta yang terhalang perbedaan kasta membuat orang lain berpikir negatif. Namun, stigma negatif akan semakin memudar, ketika mereka sadar akan kekuatan dan ketulusan cinta yang bisa mengalahkan dinding beda kasta.

Saat pertama kali diperkenalkan dengan keluarga kerajaan di sebuah pesta. Meghan mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa sahabat dan kerabat istana. Hanya Catherine Middleton, istri Pangeran William yang juga kakak ipar Pangeran Harry yang menghargai Meghan.

Hal itulah yang membuat Meghan bimbang akan hubungannya dengan Pangeran Harry. Ia tak ingin lagi mendapat perlakuan diskriminatif yang sering ia terima, hanya karena latar belakang sosialnya yang merupakan keturunan kulit hitam dan seorang janda.

Meskipun latar belakang sosial setiap orang berbeda, namun harkat martabat seseorang tetap sama. Sehingga seseorang tak punya hak, memperlakukan orang lain secara diskrimantif hanya karena latar belakang sosial.

Saat media menyudutkan Meghan atas hubungannya dengan Pangeran Harry, Meghan mendapat teror dari para jurnalis hingga tak bisa beraktivitas maupun keluar rumah.

Satu-satunya tempat berkeluh kesah saat ia terpuruk adalah ibunya yang selalu memberi motivasi agar tetap kuat menghadapi masalah tersebut. Hingga akhirnya, Meghan mantap untuk kembali bersama Pangeran Harry setelah sempat memutuskannya.

Apapun masalah yang kita hadapi, dan bagaimanapun terpuruknya kondisi kita, keluarga selalu menjadi penguat pertama sehingga kita mampu menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup.

Meski awalnya sempat menentang, Pangeran Charles tetap merestui hubungan anaknya, Pangeran Harry dan Meghan. Hal itu juga dilakukan Ratu Elizabeth II yang tak butuh waktu lama merestui cucunya dengan wanita pilihannya untuk segera melangsungkan pernikahan.

Ratu Elizabeth II dan Pangeran Charles melihat Pangeran Harry sangat bahagia saat menjalin hubungan dengan Meghan, sehingga keduanya lantas merestui hubungan pasangan kekasih tersebut.

Kebahagiaan anak merupakan harapan setiap orangtua. Hingga terkadang, mereka mau melakukan apa saja agar anaknya bisa bahagia.

Pangeran Harry kehilangan ibunya, Putri Diana karena kecelakaan saat ia masih kecil. Hal itu membuatnya tak bisa melupakan kedukaan atas kepergiaan sang ibu hingga ia dewasa.

Bahkan, setiap peringatan kematian ibunya, Pangeran Harry masih diselimuti duka yang mendalam. Kerinduannya akan kasih sayang dan sosok seorang ibu selalu membuatnya bersedih meskipun ia sudah dewasa.

Setiap anak selalu membutuhkan sosok seorang ibu. Curahan kasih sayang dan perhatian seorang ibu selalu dirindukan seorang anak. Sehingga, kepergian ibu di saat usia yang masih kecil akan menorehkan duka yang mendalam, bahkan hingga dewasa.

Nah, itulah pelajaran positif dari film yang mengangkat kisah nyata perjalanan cinta Pangeran Harry sang Adipati Sussex, dengan Meghan Markle. Kini keduanya telah menikah bahkan telah dikarunia buah hati yang baru saja lahir satu minggu yang lalu. Kira-kira, film tentang putra mereka Pangeran Archie Harrison, kapan ya?