Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pesan Moral dari Film Jepang Himizu yang Bikin Nangis

filmreviewlondon.wp.com

Film bergenre thriller psikologi ini memang patut diacungi jempol, film ini mengajari kita untuk peduli pada sekitar. Film yang menceritakan tentang kondisi pasca bencana alam tsunami di Jepang, mengisahkan tentang seorang remaja pria bernama Yuichi Sumida yang memiliki kehidupan yang keras. Awalnya Sumida tinggal bersama ibunya sambil mengelola usaha penyewaan perahu dibantu oleh beberapa pengungsi yang ikut menumpang di area tempat tinggalnya. Sedangkan ayahnya yang temperamental pergi namun sesekali datang hanya untuk memukul dan meminta uang pada Sumida.

Disamping itu ada seorang remaja perempuan bernama Keiko Chazawa yang merupakan teman sekolah Sumida dan sangat menyukai Sumida, sampai-sampai menjadi penguntit. Ada satu kesamaan antara Sumida dengan Keiko, mereka sama-sama menjadi korban kekerasan orangtuanya. Selain menampilkan adegan kekerasan, film ini juga mengandung pesan moral yang sangat bagus untuk para penontonnya, apa saja? Simak artikel di bawah ini!

1. Kasih sayang orangtua memiliki peranan penting bagi masa depan seorang anak

nyt.com

Di film ini, diceritakan bahwa baik Sumida maupun Keiko tidak memiliki kasih sayang orangtua bahkan keberadaan mereka dianggap beban oleh orangtuanya. Sumida yang memiliki ayah seorang pemabuk dan pemarah, membentuknya menjadi seorang yang temperamental dan dingin. Ditambah lagi keterlibatan sang ayah dengan para yakuza yang kerap kali datang meminta uang pada Sumida karena ayahnya memiliki hutang pada mereka.

Hal yang membuat Sumida berada di puncak kemarahannya yaitu ketika sang ayah menyesali tindakannya membiarkan Sumida lahir ke dunia dan berharap Sumida cepat mati. Perkataan ayahnya itu membuat Sumida akhirnya membunuh ayahnya sendiri.

2. Impian sederhana Sumida yang hanya ingin menjadi orang biasa

mr.comingsoon.it

Sumida yang memiliki latar belakang keluarga yang keras, ditambah dengan rasa traumatis pasca tsunami, membuatnya depresi dan tidak mampu bangkit. Ketika di sekolah pun, Sumida hanya diam dan melamun, namun dia masih memiliki harapan dan impian sederhana bahwa kelak dirinya bisa hidup dengan tenang dan menjadi orang biasa yang bisa mengelola usaha penyewaan perahu.

3. Perasaan depresi Sumida yang membuatnya kehilangan arah

ltrbxd.com

Pasca Sumida membunuh ayahnya sendiri di tepi danau, Sumida menjadi kehilangan arah, dirinya bahkan tidak tidur selama berhari-hari karena depresi. Namun Sumida memutuskan untuk tidak melakukan bunuh diri, dan dia melakukan misi untuk membunuh orang-orang jahat yang berusaha merusak ketenangan orang lain.

Seperti yang dikatakan dalam rekaman tapenya, yaitu, “Walaupun hidupku kurang lebih bernilai sama dengan kotoran, namun aku ingin menggunakannya untuk kebaikan masyarakat.” Setiap malam Sumida berjalan ke kota sambil membawa sebuah pisau, mencari orang-orang jahat untuk dia bunuh. Sampai akhirnya dia disadarkan oleh teman dekatnya, Keiko.

4. Pertolongan Keiko yang eksentrik tapi membuat Sumida sadar

genkinahito.wp.com

Di film ini, ada seorang remaja perempuan bernama Keiko Chazawa yang merupakan teman sekelas Sumida dan secara terang-terangan menyukai Sumida. Keiko memilki sifat yang unik dan pantang menyerah. Dia juga sering membantu Sumida mengurus usaha penyewaan perahu, meskipun setiap kali Keiko datang, Sumida kerap kali memukul dan mengusirnya.

Keiko juga merupakan orang pertama yang mengetahui kalau Sumida membunuh ayahnya sendiri. Dia bahkan menyuruh Sumida untuk menyerahkan diri kepada polisi untuk menebus dosa yang telah Sumida lakukan agar hidupnya tenang.

Pada akhirnya Sumida yang tadinya hendak bunuh diri, memilih untuk menyerahkan diri pada polisi, cara Keiko menolong pujaan hatinya itu meski unik dan eksentrik namun mengena di hati Sumida.

5. Sosok Shozo Yoruno yang rela melakukan kejahatan demi menolong Sumida

tobedamit.wp.com

Film ini juga menampilkan sosok pria tua bernama Shozo Yoruno yang menjadi salah satu pengungsi korban tsunami dan ikut menumpang di halaman rumah Sumida. Dia sangat dekat dan sayang pada Sumida, meskipun sebenarnya Shozo bukanlah keluarga Sumida. Shozo bahkan rela menjadi perampok demi menolong Sumida yang terus-terusan diteror oleh para yakuza karena ayah Sumida berhutang pada para yakuza tersebut. Shozo menilai bahwa Sumida merupakan pemuda yang masih memiliki masa depan cerah, dan dia berusaha membantu Sumida meskipun dengan cara yang salah.

Itulah dia kelima pesan moral yang bisa diambil dari film Jepang Himizu. Bagi yang suka film-film bertema psikologi thriller, film ini jawabannya.

Bagi yang belum tahu, berikut trailer filmnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Asih Purwanti
EditorAsih Purwanti
Follow Us