5 Rekomendasi Film Anime Standalone di Netflix 2024

Film terbaru Studio Ghibli dan Hayao Miyazaki, The Boy and the Heron, akhirnya hadir di Netflix. Film ini mulai tersedia di seluruh dunia, kecuali Amerika Serikat dan Jepang. Meski awalnya Miyazaki merencanakan The Boy and the Heron untuk menjadi film terakhirnya, ia rupanya berubah pikiran dan sudah punya ide untuk film berikutnya.

The Boy and the Heron berlatar saat Perang Dunia II dan berfokus pada Mahito Maki yang kehilangan ibunya di sebuah kebakaran rumah sakit. Ia lantas memulai hidup barunya dengan ayah dan ibu barunya di daerah pedesaan. Namun, di sana, Mahito bertemu dengan seekor burung cangak abu yang memberi tahunya bahwa ibunya masih hidup di sebuah menara.

Dikenal sebagai film tersedih Studio Ghibli, Grave of the Fireflies (1988) diadaptasi dari cerita pendek bertajuk serupa karya Akiyuki Nosaka. Film ini kerap dilabeli sebagai salah satu film animasi dan film perang terbaik sepanjang masa. Grave of the Fireflies hadir di Netflix secara global, kecuali Jepang.

Layaknya The Boy and the Heron, Grave of the Fireflies berlatar saat Perang Dunia II. Kisahnya tentang dua kakak beradik, Seita dan Setsuko, yang harus bertahan hidup setelah ibu mereka meninggal. Mereka lalu tinggal dengan bibi mereka. Namun, mereka malah diusir akibat menipisnya makanan. Seita dan Setsuko lantas harus tinggal sendiri di tengah-tengah perang.

Dibentuk oleh alumni Studio Ghibli, Studio Ponoc kerap digadang-gadang sebagai penerus mereka. Akhir tahun lalu, Studio Ponoc baru merilis film kedua mereka yang bertajuk The Imaginary (2023) yang diadaptasi dari novel bertajuk serupa karya AF Harrold dan Emily Gravett. Film ini lantas hadir di Netflix pada Juli lalu untuk audiens internasional.

The Imaginary berfokus pada Rudger, seorang bocah Imaginary yang lahir dari imajinasi Amanda Shuffleup. Mereka kerap bermain dan bahagia bersama meski hanya Amanda yang dapat melihat Rudger. Sampai suatu hari, mereka bertemu dengan Tuan Bunting, pemburu Imaginary. Rudger lantas harus kabur dari Tuan Bunting agar tidak dimakan.

My Oni Girl (2024) adalah film orisinal karya Studio Colorido dan Twin Engine. Film yang tayang bersamaan di bioskop Jepang dan Netflix pada 24 Mei 2024 ini digarap oleh Tomotaka Shibayama, sutradara A Whisker Away (2020). My Oni Girl merupakan film kedua dari tiga, setelah Drifting Home (2022), sebagai perjanjian kerja sama antara Studio Colorido dan Netflix.

My Oni Girl menceritakan tentang Yatsuse Hiiragi, siswa SMA yang tak dapat menolak permintaan orang lain. Suatu hari, ia bertemu dengan Tsumugi, gadis oni yang sedang mencari ibunya di dunia manusia. Kebalikannya, Tsumugi senang berbuat sesukanya tanpa peduli opini orang lain. Mereka lantas bekerja sama untuk mencari ibu Tsumugi.

Salah satu penulis naskah terpopuler di industri anime adalah Mari Okada. Ia dikenal sebagai penulis Toradora! (2008), Anohana (2011), The Anthem of the Heart (2015), dan Her Blue Sky (2019). Okada lantas melebarkan sayapnya menjadi sutradara dengan Maquia (2018) dan Maboroshi (2023). Maboroshi sendiri tayang di Netflix kurang lebih 3 bulan setelah tayang di bioskop Jepang.

Maboroshi berlatar di kota kecil Mifuse yang terisolasi dari dunia luar. Itu karena ledakan di sebuah pabrik baja sehingga akses keluar dari sana terblokade. Suatu hari, Masamune Kikuiri diajak temannya, Mutsumi Sagami, pergi ke pabrik itu. Di sana, Mutsumi rupanya merawat gadis bernama Itsumi, yang dipercaya sebagai kunci di balik fenomena ini.

Lima film di atas telah dapat dinikmati oleh kita, audiens Indonesia, di mana pun dan kapan pun via Netflix. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, masukkan film-film tadi ke daftar tontonmu!