6 Film Berlakon Perempuan Alternatif Emily in Paris, Lebih Realistis

Siapa bilang Paris ramah buat semua pendatang? Semua dibeberkan tanpa pemanis dalam film klasik Four Adventures of Reinette and Mirabelle. Sejalan dengan judulnya, ini adalah balada dua mahasiswi bernama Reinette (Joëlle Miquel) dan Mirabelle (Jessica Forde) yang pindah ke Paris untuk kuliah.

Tidak seperti Emily yang bisa sewa flat sendiri, keduanya memilih tinggal bareng buat menghemat biaya. Mereka juga harus menghadapi berbagai ketidakramahan dan ketidakpastian yang jadi ciri khas kota besar. Kocak, tapi juga ngeselin. 

Dari segi genre dan plot, film Boyfriends and Girlfriends (1987) bisa dibilang paling mirip dengan Emily in Paris. Film ini juga memotret polemik percintaan seorang perempuan bernama Blanche (Emmanuelle Chaulet). Ia pekerja kantoran yang naksir pada seorang kenalan sahabatnya. Namun, upayanya melakukan pendekatan dengan si pria pujaan hati tak berjalan sesuai rencana dan ia justru menemukan koneksi dengan pacar sahabatnya. 

Before Sunset adalah film kedua dalam Trilogi Before karya Richard Linklater. Ini adalah sekuel dari Before Sunrise yang mempertemukan dua mahasiswa di sebuah kereta api di Austria. Sesuai janji mereka sepuluh tahun lalu, keduanya kembali bertemu di Paris. Namun, secercah cinta di antara keduanya terjegal berbagai isu, mulai dari kegagalan di pernikahan sebelumnya sampai berbagai perubahan perspektif hidup karena proses pendewasaan. 

Girlhood adalah film drama berlatar Paris karya Celine Sciamma yang banyak direkomendasikan. Ceritanya tentang 4 remaja kulit hitam yang tinggal di banlieu, wilayah pinggiran Paris yang tentu gak diekspos di serial Emily in Paris.

Datang dari keluarga kelas menengah bawah, mereka harus berjibaku dengan berbagai hal di usia muda. Mulai dari desakan finansial sampai minimnya pengawasan orangtua karena jam kerja yang panjang.

Age of Panic, karya debut Justine Triet juga bisa jadi potret pekerja Paris yang lebih napak tanah dibanding Emily in Paris. Ia mengikuti satu hari dalam hidup seorang reporter televisi yang ditugaskan meliput sebuah demonstrasi di kota Paris.

Namun, di tengah kegentingan itu, ia harus berjibaku dengan perebutan hak asuh anak dengan mantan pasangannya. Triet melakukan syuting langsung di tengah aksi demonstrasi yang benar-benar sedang terjadi. 

Love at Sea juga bisa jadi alternatif menarik bila kamu kurang bisa menikmati Emily in Paris. Bergenre drama romantis, film ini mengikuti polemik hubungan dua sejoli yang sedang menjalani hubungan asmara jarak jauh.

Si pria adalah pelaut yang harus berlayar dari satu tempat ke tempat lain, sementara kekasihnya adalah pekerja kantoran di Paris. Mereka rutin berkirim surat, tetapi ternyata itu tak cukup buat mempertahankan hubungan mereka.

Selain diuntungkan platform streaming yang rela menggelontorkan dana buat promosi besar-besaran, Emily in Paris memang dipasarkan sebagai serial ringan yang memanjakan mata. Tak heran kalau ada banyak hal yang mungkin terlalu utopis alias tak napak tanah.

Buat yang kurang bisa menikmati serial populer itu, coba keenam film alternatif di atas untuk dapat gambaran seimbang tentang Paris. Sering diromantisasi sebagai salah satu kota terindah di dunia, Paris juga punya sisi gelap, kok.