Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film dengan Karakter Nice Guy yang Ternyata Punya Red Flag

Scott Pilgrim vs. the World (dok. Universal Pictures/Scott Pilgrim vs. the World)
Scott Pilgrim vs. the World (dok. Universal Pictures/Scott Pilgrim vs. the World)

Ketika jadi love interest dalam budaya pop (film, buku, serial), karakter pria dibagi jadi dua tipe. Yakni, bad boy (lelaki yang tak bisa diandalkan) dan nice guy (lelaki baik-baik). Bad boy biasanya dipotret sebagai seseorang yang lebih menarik di mata protagonis perempuan, sementara nice guy berada di tepian. Entah karena tertolak atau memang tak berani menyatakan perasaannya. Padahal, nice guy atau pria baik-baik ini yang disiapkan empu cerita sebagai jawaban untuk kegundahan hati sang protagonis perempuan. 

Sontak, karakter nice guy sering dianggap sebagai pahlawan atau tokoh ideal. Padahal, nyatanya karakter mereka tak sedangkal yang dipahami banyak orang. Dalam perkembangannya, makin banyak produk budaya yang menyadarkan kita kalau nice guy kerap kali hanya fasad belaka.

Mereka tak lepas dari bendera merah (red flag) dalam hubungan, seperti diam-diam memanipulasi, suka memutarbalikkan kenyataan, tak mau salah, bahkan obsesif. Enam film berikut adalah contoh nyatanya. Mari ulas dan amati bersama, yuk. 

Artikel ini mengandung spoiler. 

1. 500 Days of Summer (2009)

500 Days of Summer (dok. Searchlight Pictures)
500 Days of Summer (dok. Searchlight Pictures)

500 Days of Summer adalah film yang paling banyak disalahpahami orang. Bahkan, gak sedikit yang berdebat gara-gara karya sinematik Marc Webb ini. Mengikuti hubungan kompleks Tom (Joseph Gordon-Levitt) dan Summer (Zooey Deschanel), film ini berhasil mengekspos sikap obsesif si pria baik terhadap love interest-nya. 

Orang mungkin akan bersimpati pada Tom, tetapi sebenarnya tak ada janji dan kata cinta yang pernah terucap dari Summer. Sebaliknya, Summer selalu menekankan kalau mereka bukan pacar. Setelah diperhatikan pun, mereka seyogyanya tidak punya kecocokan yang spesial selain punya selera musik yang sama.   

2. The Girl with the Needle (2024)

The Girl with the Needle (dok. MUBI/The Girl with the Needle)
The Girl with the Needle (dok. MUBI/The Girl with the Needle)

Sosok nice guy yang ternyata menyimpan red flag juga bisa kamu temukan dalam film nomine Oscar 2025, The Girl with the Needle. Tokoh yang dimaksud bernama Jorgen (Joachim Fjelstrup), kepala pabrik yang sempat menjalin hubungan dengan seorang buruh bernama Karoline (Vic Carmen Sonne). Hubungan mereka sebenarnya mutual, tetapi setelah disadarkan sang ibu kalau mereka tidak datang dari kelas ekonomi yang sama, Jorgen langsung mundur teratur. 

Ia yang awalnya dipotret sebagai sosok pria baik dan bertanggung jawab langsung pudar begitu saja pada satu adegan. Tepatnya, saat ibunya yang kaya raya mempersilakannya menikahi Karoline, tetapi tidak dengan uang dan warisan darinya. Selain takut miskin, adegan itu juga mengekspos sifatnya yang tak punya pendirian.

3. Anora (2024)

Anora (dok. Universal Pictures/Anora)
Anora (dok. Universal Pictures/Anora)

Sikap serupa ditampakkan pula oleh Ivan (Mark Eidelstein) dalam film Anora. Datang dari keluarga kaya raya, Ivan yang tak punya apa-apa selain dukungan moral dan jatah bulanan dari orangtuanya tanpa ragu menuruti permintaan mereka untuk menceraikan Ani (Mikey Madison), perempuan yang baru dinikahinya. Penonton dibuat makin kesal saat tahu kalau ia tak merasa bersalah sama sekali. 

Ivan juga sosok nice guy pada awalnya. Pada dasarnya, ia berbeda dengan kebanyakan klien Ani lainnya. Ia tak ragu memanjakan Ani dengan kemewahan dan selalu menepati janji. Sebenarnya banyak pula red flag yang terpampang nyata dari sosok Ivan, seperti sifatnya yang kekanak-kanakan dan suka hura-hura. Namun, saat ia menawarkan jalan keluar dari hidupnya yang sulit, Ani tak mau menyia-nyiakan kesempatan. 

4. Scott Pilgrim Vs. The World (2010)

Scott Pilgrim vs. the World (dok. Universal Pictures/Scott Pilgrim vs. the World)
Scott Pilgrim vs. the World (dok. Universal Pictures/Scott Pilgrim vs. the World)

Scott Pilgrim (Michael Cera) adalah cerminan nice guy sejati dalam budaya pop. Terlihat lugu, kikuk dan tak menarik dari segi fisik, tetapi begitu gigih mendapatkan apa yang ia mau. Namun, bila ditilik lebih jauh, Scott sebenarnya bukan sosok yang benar-benar baik. Demi mendapatkan kepentingannya, ia tak segan menyakiti orang lain. 

Termasuk berselingkuh dan melakukan praktik grooming hanya karena tak mau menghadapi realita yang sesungguhnya. Tak ada karakter yang bikin simpati dalam film ini sebenarnya. Sayangnya, gak sedikit yang menyalahpahami maksud film ini dan justru meromantisasi karakter Scott. Padahal, ia juga villain di sini. 

5. Jane Eyre (2011)

Jane Eyre (dok. Focus Features/Jane Eyre)
Jane Eyre (dok. Focus Features/Jane Eyre)

Jane Eyre punya dua tipe love interest sekaligus. Si bad boy yang dipotret lewat karakter Edward (Michael Fassbender) dan si nice guy St. John Rivers (Jamie Bell). St. John Rivers dipotret sebagai pendeta dengan kemurahan hatinya memberi tumpangan untuk Jane (Mia Wasikowska) saat ia terlunta-lunta. 

Bertahun-tahun kemudian, saat Jane patah hati dan tak tahu harus ke mana, Rivers menawarkan jalan keluar untuknya. Ia mengajaknya pindah ke India dan menjadi istrinya. Namun, saat Jane menunjukkan keengganan dan gigih menolak, sikap gila kontrol dan emosional mulai terekspos dari pria itu.

6. Anatomy of a Fall (2023)

Anatomy of a Fall (dok. mk2Films/Anatomy of a Fall)
Anatomy of a Fall (dok. mk2Films/Anatomy of a Fall)

Sosok nice guy yang akhirnya menunjukkan bendera merah juga ada di film pemenang Oscar, Anatomy of a Fall. Sosoknya bernama Samuel (Samuel Theis), pria Prancis yang menikah dengan perempuan Jerman bernama Sandra (Sandra Huller) dan punya satu anak. Setelah kecelakaan yang membuat putra mereka buta, keduanya sepakat untuk tinggal jauh dari keramaian. 

Sandra bekerja sebagai penulis dan Samuel memilih untuk jadi guru homeschooling untuk putra mereka. Namun, ketegangan terpupuk saat Samuel merasa ia tak punya waktu untuk fokus pada kariernya. Indikasi rasa iri atas kesuksesan istrinya ditambah burnout dan rasa bersalah  mulai menyeruak dan memperkeruh pernikahan mereka. Samuel adalah definisi nice guy yang awalnya tampak menyakinkan, tetapi ternyata tak bisa mengalahkan ego lelakinya. 

Menarik juga, nih. Nice guy dalam budaya pop tak lagi bisa kita lihat dari kacamata dua dimensi saja. Mereka ternyata bisa menyimpan banyak sisi gelap yang tak terduga dan seru untuk dianalisis. Bisa pula jadi pengingat kalau kita tak bisa menilai orang dari tampak luar dan impresi awal belaka. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us