6 Hal Menarik Film Dokumenter 'American Murder: The Family Next Door'

Penuturan cerita dalam film dokumenter ini begitu menarik. Alih-alih menonjolkan sisi penegak hukum demi menciptakan nuansa heroik, film ini justru merekonstruksi peristiwa pembunuhan keluarga Christopher Watts secara dramatis.

Meski begitu, drama yang tersaji dalam film ini diolah secara tidak berlebihan. Menyaksikannya sama mengerikannya saat menonton film fiksi bergenre thriller-mystery. Penonton diajak mencari pelaku dan motif pembunuhan keluarga yang tampak harmonis namun harus berakhir dengan pilu.

Alih-alih menggunakan pemeran fiksi sebagai ilustrasi cerita, film ini justru memanfaatkan arsip rekaman mentah atau footage yang kebetulan tersedia begitu banyak. Sebagian besar berasal dari konten unggahan istri Christopher Watts, Shanann, di akun media sosialnya yang banyak menayangkan foto dan video keluarga mereka.

Selain itu, ada juga rekaman kamera kepolisian dan wawancara pemeriksaan poligraf atas Christopher Watts yang begitu mendebarkan. Aneka rekaman itu kemudian dijalin menjadi cerita dengan memanfaatkan arsip percakapan pesan singkat antara Shanann dan temannya juga suaminya Christopher Watts.

Semua bahan itu bisa diakses dengan mudah atas persetujuan keluarga korban yang masih hidup dan pihak kepolisian. Sutradara film dan tim penyunting gambar bekerja begitu keras untuk mengumpulkan footage dan mengubahnya menjadi cerita utuh yang menarik sekaligus memilukan.

Pembunuhan terhadap anggota keluarga yang tampak romantis ini terjadi pada 13 Agustus 2018. Kisah pembunuhan ini termasuk yang paling tragis di Colorado bahkan di Amerika Serikat. Sebab pelaku pembunuhan atas Shanann, ibu yang sedang mengandung, dan kedua anaknya yang masih balita adalah suaminya sendiri, Christopher Watts.

Pada November 2018, Christopher Watts terbukti bersalah dengan vonis melakukan kejahatan tingkat pertama dengan hukuman penjara seumur hidup. Ia terbukti, secara sah dan meyakinkan, membunuh istrinya di kediamannya sendiri dan menghilangkan nyawa kedua anaknya serta membuang mereka di kawasan perminyakan tidak jauh dari rumahnya.

Selain menyerupai drama thriller-mystery, sisi menarik dari film dokumenter ini juga karena mengangkat tema kekerasan dalam rumah tangga. Tema ini begitu layak mendapatkan sorotan sebab tidak sedikit kasus pembunuhan terhadap anggota keluarga yang lebih dulu dipicu dengan laku kekerasan yang berulang kali.

Apalagi film garapan Jenny Popplewell ini begitu jelas menampilkan kengerian tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dibalut dengan sikap kepedulian yang semu dari pelakunya. Dalam film ini, penonton akan merasa geram dengan sikap pura-pura peduli Christopher Watts terhadap istri dan kedua anaknya.

Gaya penuturan cerita di film dokumenter ini begitu berbeda dengan langgam yang biasa muncul di film dokumenter kejahatan di televisi. Biasanya, sebuah kasus kejahatan yang akan dijadikan produk sinematik diolah berdasarkan urutan kronologis dengan kemunculan suara penutur yang bercerita secara dramatis.

Belum lagi tambahan rekaman interview fiktif yang emosional dan cenderung berlebihan. Formula yang mudah ditebak dan terkesan mengada-ada ini justru membuat penonton kehilangan nuansa kehidupan riil yang seharusnya terasa dalam sebuah karya dokumenter. Namun semua itu tidak terlihat dalam film dokumenter garapan Jenny Popplewell ini.

Film dokumenter mengenai kasus pembunuhan anggota keluarga ini membuka mata penonton betapa segala yang tampak baik dan manis di media sosial tidak serta merta berbanding lurus dengan kehidupan nyata. Beberapa di antaranya malah berakhir mengerikan seperti keluarga Christopher Watts.

Fenomena media sosial dan hubungan pernikahan di film ini bisa menjadi bahan renungan tentang pentingnya menjaga hubungan yang baik di dunia nyata alih-alih memamerkan kehangatan di media sosial. Film ini sekaligus juga mengajak penonton untuk tidak tertipu dengan keindahan unggahan di media sosial sehingga penonton tetap menaruh rasa peduli atas keluh kesah rekan atau kerabat yang sering mengunggah konten kebahagiaan di media sosialnya.

Jadi, tunggu apa lagi? Film ini sangat layak untuk ditonton terutama bagi para penikmat karya dokumenter dan drama thriller-mystery.