6 Kejanggalan di Kasus Sianida Jessica-Mirna versi Dokumenter Ice Cold

Usai film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso (2023) tayang, publik kembali menyoroti kasus kopi sianida. Sebagian justru menemukan beberapa kejanggalan yang baru muncul.
Dokumenter ini ingin menyampaikan kisah dari dua sisi, namun terkendala larangan untuk mewawancarai Jessica Wongso. Berikut 6 kejanggalan yang muncul di kasus sianida Jessica-Mirna versi Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso (2023)!
Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler!
1. Kenapa Jessica tidak boleh diwawancarai?

Tim produksi hanya bisa mewawancarai Jessica Wongso dengan kamera di pertemuan pertama. Jessica sempat membahas soal kesulitannya saat sidang hingga berusaha bertahan selama dipenjara.
Saat Jessica melontarkan kalimat terakhir, petugas berwenang menghentikan wawancara sepihak, "Jika media tidak tertarik padaku saat itu, apakah akan berbeda?"
Produser dari film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso (2023) mengaku kesal karena aksesnya diblokir. Sedangkan Jessica sejak awal yakin jika tidak mungkin mewawancarainya secara langsung. Publik menjadi penasaran, apa alasan Jessica tidak bisa diwawancarai?
2. Sianida yang ditemukan di lambung mendiang Mirna belum mencapai level mematikan

Sianida berhasil ditemukan di lambung mendiang Mirna setelah tiga hari tewas. Namun dosis yang ditemukan hanya 0,2 mg. Menurut Djaja Surya Admatja, dokter forensik DNA yang menjadi saksi dari pihak Jessica Wongso, jumlah itu tidak menyebabkan kematian.
Selain itu, dokter forensik tidak bisa mencari tahu lebih detail karena pihak keluarga tidak mengizinkan autopsi secara menyeluruh. Djaja Surya Admatja mengungkapkan kemungkinan penyebab kematian lain jika diautopsi secara menyeluruh.
3. Warna jenazah awalnya biru, bukan merah ceri

Menurut Djaja Surya Admatja, korban yang meninggal karena keracunan sianida memiliki ciri khusus. Jenazahnya cenderung berwarna merah ceri. Namun saat ia mengautopsi mendiang Mirna, tubuh korban berwarna biru.
Fakta itu ia sampaikan di persidangan, saat menjadi saksi. Namun, pihak jaksa penegak umum tiba-tiba menunjukkan foto mendiang Mirna yang berwarna merah ceri.
4. Kopi yang awalnya digelas, dipindah ke botol, tapi tidak tertulis di berkas kepolisian

Devi Siagian, manajer dan Rangga Saputro, barista di Kafe Olivier mengamankan kopi yang Mirna minum. Sebelum polisi datang, Rangga mem-wrap kopi di dalam gelas tersebut.
Bahkan Devi dan Rangga bergantian mengecek bahan di dapur. Mereka tidak menemukan bau, rasa, dan warna menyengat dari bahan-bahan yang berada di dapur, hanya di kopi milik Mirna.
Namun, di persidangan kopi tersebut sudah dipindahkan ke dalam botol, tapi proses pemindahannya tidak ditulis diberkas kasus dari kepolisian. Djaja juga berkata jika sianida yang sudah mencair akan berubah jadi gas di ruangan tertutup. Dan itu seharusnya berdampak pada orang di sekitar Mirna.
5. Otto Hasibuan bilang kalau dia tahu apa yang terjadi, tapi tidak punya bukti

Menjelang film dokumenter berakhir, Otto Hasibuan tetap yakin jika Jessica tidak bersalah. Ia berkata ada hal yang tidak bisa diceritakan secara gamblang ke depan publik.
Pengacara Jessica itu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun, untuk mengungkapkan itu, ia membutuhkan bukti konkret. Ini salah satu alasan Otto Hasibuan kesulitan membela Jessica di pengadilan.
6. Beberapa narasumber meyakini jika Jessica dijebak hingga harus ada yang dijadikan tersangka

Erasmus Napitupulu, Direktur Eksekutif Institute for Criminal Justice Reform atau ICJR berkata sebenarnya tidak ada bukti langsung yang menunjukkan Jessica membunuh Mirna. Hal ini juga dibenarkan oleh Otto Hasibuan.
Menjelang akhir, Erasmus berkata, "Ini akan terdengar kontroversi, tapi menurut saya dan menurut penelitian yang setidaknya dilakukan oleh ICJR. Bisa jadi Jessica dinyatakan bersalah karena harus ada orang yang bersalah dari kematian seseorang."
Menurutnya, polisi dan jaksa tidak bisa menemukan tersangka lain. Yudi Wibowo, paman sekaligus pengacara Jessica sejak masa persidangan juga kerap mempertanyakan, apakah ada bukti langsung keponakannya membunuh Mirna?
Publik juga mempertanyakan kenapa suami Mirna, Arief Sormarko tidak ikut diwawancarai. Selain itu, pihak hakim yang memberi putusan juga tidak ikut buka suara. Menurutmu, apakah masih ada kejanggalan lain?