6 Rekomendasi Film Karya Rob Marshall selain The Little Mermaid

Karier Rob Marshall sebagai sutradara dimulai pada 2002 lewat film musikal berjudul Chicago. Diadaptasi dari drama dan musikal Broadway berjudul sama, film ini menampilkan Catherine Zeta-Jones, Renée Zellweger, dan Richard Gere sebagai pemeran utama.

Alur ceritanya mengikuti Roxy Hart (Zellweger), perempuan yang bermimpi menjadi penyanyi kabaret terkenal seperti idolanya, Velma Kelly (Zeta-Jones). Namun, akibat janji manis seorang pria yang berujung pembunuhan, Roxy menjadi tersangka dan dikirim ke penjara. Siapa sangka, di penjara tersebut, ia bertemu dengan Velma yang juga didakwa dengan tuduhan yang sama.

Suguhkan serangkaian adegan musikal yang ikonik, Chicago berhasil mengantarkan Marshall meraih nominasi Best Director di Oscar 2003. Sayangnya, meski Chicago menyabet Best Picture, Marshall gagal merebut piala tersebut dari Roman Polanski yang menang lewat film perang arahannya, The Pianist (2002).

Siapa yang tak tahu dengan film karya Rob Marshall yang satu ini? Menggandeng sejumlah aktor kondang, seperti Zhang Ziyi, Ken Watanabe, Michelle Yeoh, dan Gong Li, Memoirs of a Geisha cukup menyita perhatian saat itu karena berbagai kontroversinya, mulai dari pemilihan pemain (ketiga aktris pemeran utamanya bukan orang Jepang) sampai miskonsepsi terhadap budaya geisha.

Namun, terlepas dari segala kontroversi tersebut, Memoirs of a Geisha tetaplah sebuah film yang layak ditonton karena akting para aktornya yang bagus. Terutama Ziyi, yang mampu membawakan kompleksitas seorang geisha bernama Sayuri.

Meski tak meraih nominasi dalam kategori akting di Academy Awards, Memoirs of a Geisha berhasil masuk dalam enam nominasi di kategori teknis dan meraih tiga di antaranya, yakni Best Art Direction, Best Cinematography, dan Best Costume Design. Tertarik untuk menontonnya lagi?

Absen tujuh tahun membuat film musikal, Rob Marshall kembali ke genre yang satu ini lewat Nine. Diangkat dari musikal Broadway berjudul sama, film yang menampilkan aktor peraih tiga piala Oscar, Daniel Day-Lewis, ini mengisahkan kehidupan Guido Contini (Day-Lewis), seorang sutradara yang sedang mengalami kebuntuan ide.

Putus asa dalam mencari inspirasi, dalam imajinasinya, Guido mencoba "menghidupkan" kembali tujuh wanita yang pernah singgah dalam hidupnya. Salah satunya adalah Carla Albanese (Penélope Cruz), wanita selingkuhannya.

Penampilan Cruz yang memukau sebagai Carla membuatnya dinominasikan dalam Best Supporting Actress di Oscar 2010. Hebatnya, setahun sebelumnya, ia juga masuk nominasi dan menang di kategori yang sama lewat peran Maria Elena dalam film garapan Woody Allen, Vicky Cristina Barcelona (2008).

Sukses di Nine, Penélope Cruz kembali digandeng Rob Marshall untuk bermain di film keempat dalam seri film Pirates of the Caribbean, Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides. Dalam film yang disutradarai oleh Marshall ini, Cruz berperan sebagai Angelica, mantan kekasih Jack Sparrow (Johnny Depp) sekaligus putri dari bajak laut legendaris, Blackbeard (Ian McShane).

Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides berpusat pada petualangan Jack Sparrow dalam menemukan Fountain of Youth, mata air yang konon dapat membuat orang yang meminumnya awet muda. Perjalanannya tak mudah. Selain harus bekerja sama dengan mantan kekasihnya, Sparrow juga harus berhadapan dengan sang musuh bebuyutan, yakni Barbossa (Geoffrey Rush).

Chemistry yang unik antara Depp dan Cruz terbukti ampuh dalam membuat penonton berbondong-bondong datang ke bioskop. Hanya dalam waktu sebulan, film ini berhasil melampaui pendapatan Star Wars: Episode I - The Phantom Menace (1999) dengan meraup keuntungan 1,046 miliar dolar AS di seluruh dunia!

Dalam Into the Woods, Rob Marshall melempar sebuah pertanyaan menarik kepada penonton, apa jadinya jika sejumlah dongeng terkenal, seperti Cinderella, Little Red Riding Hood, dan Jack and the Beanstalk, diceritakan dalam waktu yang bersamaan?

Meski kedengarannya mustahil, secara genius, Into the Woods mampu merangkai dongeng-dongeng tesebut lewat kisah seorang pembuat roti dan istrinya (James Corden dan Emily Blunt) yang dikutuk oleh penyihir jahat (Meryl Streep).

Turut dibintangi oleh Anna Kendrick, Chris Pine, dan Johnny Depp, Into the Woods menampilkan sejumlah nomor musikal yang dijamin membuatmu ikut bersenandung. Lima di antaranya adalah "It Takes Two," "No One Is Alone," "On the Steps of the Palace," "Giants in the Sky," dan "Last Midnight."

Sebelum Mary Poppins Returns dirilis, banyak penggemar yang skeptis dengan sekuel dari Mary Poppins (1964) ini. Pasalnya, film pertamanya sendiri sudah begitu ikonik—terutama jargonnya, "supercalifragilisticexpialidocious," yang memorable itu. Namun, rasa kekhawatiran fans tersebut lenyap ketika Mary Poppins Returns mampu tampil menakjubkan seperti pendahulunya.

Selain pengarahan yang apik dari Rob Marshall, akting mengagumkan Emily Blunt sebagai pengasuh anak ajaib, Mary Poppins, juga menjadi salah satu faktor kesuksesan film ini. Alih-alih tampil sebagai "salinan" Julie Andrews (aktris yang memerankan Mary Poppins di film pertama), Blunt mampu membawa interpretasinya sendiri terhadap karakter tersebut.

Akting Blunt dalam Mary Poppins Returns berhasil meluluhkan hati juri Golden Globe Awards yang memberinya nominasi ketiga dalam kategori Best Actress in a Motion Picture – Musical or Comedy. Sebelumnya, sang aktris pernah mendapatkannya lewat Salmon Fishing in the Yemen (2011) dan Into the Woods (2014).

Melihat pengalaman Rob Marshall dalam menggarap film musikal, rasanya tak berlebihan jika penulis menaruh harapan besar pada The Little Mermaid. Apalagi, dengan keterlibatan dua aktor kelas Oscar, yakni Javier Bardem dan Melissa McCarthy, yang masing-masing berperan sebagai King Triton dan Ursula. Cukup menjanjikan, bukan?