7 Alasan Mengapa Robert Pattinson adalah Sosok Batman yang Sempurna

Tidak dapat dipungkiri jika Edward Cullen sudah menjadi objek fantasi bagi gadis-gadis remaja sejak kemunculannya di tahun 2008. Jika kamu adalah Twilight mania, kamu pasti tahu bagaimana penggemar Edward sangat memujanya. Juga, di sisi lain, banyak orang yang membenci Edward dan dunianya. Hal yang sama juga terjadi pada Batman.

Batman adalah seorang vigilante yang menghabiskan waktunya di sudut terkotor Kota Gotham, memberikan luka pada kriminal yang suka menyiksa orang yang lemah. Edward mungkin tidak mengenakan jubah, tetapi ia menghabiskan banyak waktu melawan manusia serigala, komplotan vampir jahat, dan bahkan sekelompok catcaller dengan tangannya sendiri.

Batman mungkin penyendiri, tetapi dia memiliki pelayan yang setia, sahabat karib, dan wanita berpakaian kucing yang ia cintai. Ia habiskan sepanjang waktunya untuk merenung sendirian. Baik Batman dan Edward adalah pria yang memiliki "tugas khusus" di malam hari. Pengalaman Pattinson sebagai Edward sama sekali bukan beban — itu adalah aset yang luar biasa.

Film-film superhero adalah film aksi, dan sang aktor utama harus dapat berhadapan dengan para villain sepanjang film. Dan ketika datang ke cape and cowl, tentu saja kita ingin melihat beberapa pukulan melayang dari tangan sang Caped Crusader.

Mungkin banyak yang mengira jika Pattinson tidak punya pengalaman dalam hal itu. Padahal Pattinson sudah menghabiskan banyak adegan aksi dalam pertempuran habis-habisan di Breaking Dawn - Part 2. Tak hanya Twilight, Pattinson juga telah membuktikan pengalaman aksinya dalam beberapa tahun terakhir di film Good Time dan The Lost City of Z.

Di film Cosmopolis, ia berhasil memerankan seorang playboy yang mahir dalam pertarungan hand-to-hand. Pattinson berhasil menggabungkan pesona pria dengan sosok atletis khas milik superhero. Bukankah itu semua sangat identik dengan sosok Bruce Wayne?

Jika kamu mengikuti komik DC, kamu mungkin pernah mendengar bahwa Batman sedang berada di posisi yang sulit akhir-akhir ini. Dia melamar Catwoman, yang menerimanya hanya untuk meninggalkannya di altar tanpa penjelasan. Kasus ini membuat satu hal menjadi semakin jelas: kehidupan cinta Batman adalah bagian dari pengembangan karakternya.

Siapapun wanitanya, dia pasti akan selalu ada di sekitar Batman untuk melihat sisi lembut pria tersebut. Pengalaman Pattinson dalam Twilight adalah kuncinya di sini, tetapi begitu juga perannya dalam film romantis seperti Remember Me and Water for Elephants.

Pattinson tahu bagaimana memunculkan rasa manis pada pria yang keras kepala, dan bagaimana menunjukkan bahwa kedua aspek itu tidak perlu saling bertentangan. Edward berjuang untuk melindungi apa dan siapa yang dia cintai, dan pada akhirnya, untuk semua kesuramannya. Begitu juga Batman, bahkan jika dia selalu dikecewakan saat ini dan nanti.

Batman telah ditafsirkan sebagai vigilante sepanjang hidupnya. Namun dia tetap menjadi karakter yang sangat ikonik, mendefinisikan budaya, dan dicintai oleh banyak penggemarnya. Untung Pattinson sudah menangani peran seperti itu.

Sebelum film Twilight menjadi sebuah fenomena, Pattinson berbicara dengan jujur ​​tentang faktor intimidasi yang ada dalam peran Edward Cullen. "Bahkan di sinopsis," katanya kepada wartawan pada tahun 2008, "itu seperti, 'Edward adalah makhluk yang sempurna. Dia sangat lucu, tampan, dan sangat gila.'"

Tentu Batman tidak suka meminum darah, tetapi para Batman terbaik adalah sosok yang dimainkan oleh aktor dengan pengalaman dan kepercayaan yang diperlukan untuk membuat peran mereka sendiri. Pattinson sudah memiliki sosok itu, saat Twilight mania masih mempertahankan kenangan indahnya pada sosok Edward Cullen.

Batman bukanlah karakter yang lucu. Tetapi dalam situasi tertentu, ia bisa mengeluarkan beberapa humor dari tingkat yang receh sampai sarkas. Film-film DC yang tidak dapat menggunakan dosis komedi, dikecam karena dianggap terlalu suram.

Tapi hal yang sebaliknya dilakukan oleh saingan mereka, Marvel, yang dengan cerdik mengkombinasikan humor dengan plot gelap dalam film-filmnya. Jika Marvel saja bisa melakukannya, mengapa kita tidak membiarkan Batman melepaskan semua sarkasme dahsyatnya? Terutama karena Pattinson memiliki rekam jejak yang bagus dengan humor semacam itu.

Ada sebuah pertanyaan yang tidak terjawab dalam inti karakterisasi Batman: apakah Bruce Wayne atau Batman yang menjadi topeng sejati yang dipakai olehnya? Beberapa inkarnasi mengeksplorasi konflik ini lebih dari yang lain, namun jurang pemisah antara kedua persona tetaplah ada. Dan sudah menjadi tugas dari setiap aktor yang memerankan Batman untuk menjembataninya.

Kehidupan Pattinson sebagai aktor yang sangat terlihat dengan ambisi tinggi membuatnya menjadi kandidat yang fantastis untuk peran ini. Dalam Robert Pattinson Battles Fame and Fear to get a New York Street Dog, sebuah film pendek untuk GQ, Pattinson mengeksplorasi kontradiksi dalam hidupnya.

Pattinson tidak hanya berkenalan dengan kehidupan ganda, namun secara aktif tertarik untuk melakukannya di dalam film. Metafora apa yang lebih baik untuk melakukan semua hal itu, selain seorang pria yang berpakaian seperti kelelawar dan ingin mengubah dunia sesuai dengan visinya?

Semua pahlawan super harus terlihat bagus luar dan dalam, terutama dalam hal penampilan wajahnya. Wonder Woman dapat membiarkan air mata mengalir di pipinya. Superman bisa tertawa terbahak-bahak sepuasnya. Namun, siapa pun yang bermain Batman harus memiliki geraman khas dan, tentu saja, dengan hanya mulutnya yang terlihat.

Dan siapa yang lebih baik untuk mencapai prestasi itu selain aktor yang punya cukup banyak pengalaman modeling? Pattinson tentu tahu bagaimana memenuhi wajahnya dengan emosi, dan dia setiap pria yang memerankan Batman harus memiliki Batman jawline.

Pattinson jelas memiliki jenis struktur tulang yang bisa menghantam ketakutan di hati penjahat Gotham. Batman membutuhkan sebuah rahang yang besar, dan Pattinson sangatlah cocok untuk closeup-nya.

Nah itu tadi 7 alasan mengapa Robert Pattinson adalah sosok yang sempurna untuk memerankan Batman. Bagaimana menurutmu, setujukah dengan alasan-alasan di atas?