7 Alasan Tohoshinki Tetap Eksis dan Begitu Dicintai Penggemar Jepang

Debut Tohoshinki di Jepang tak semulus saat di Korea. Saat debut di Korea, TVXQ meraih kesuksesan dengan mudah. Sayangnya, itu tak berlaku ketika mereka debut di Jepang, nyatanya mereka bukanlah siapa-siapa.

Di bawah label musik Avex, mereka meninggalkan identitas TVXQ. Nama Tohoshinki dipilih sebagai grup Jpop.

Tohoshinki memulai karirnya dari nol. Mereka harus belajar bahasa Jepang sampai kebudayaannya agar menyatu dengan warga Jepang. Walau nyaris putus asa, Tohoshinki tak menyerah demi meraih mimpinya di Jepang.

Perjuangan Tohoshinki untuk menaklukan pasar Jepang tak sia-sia. Mereka dicintai semua kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua. Dari orang biasa sampai istri Perdana Menteri, semua menaruh atensinya kepada Tohoshinki.

Bermodalkan percaya pada mimpinya, Tohoshinki berhasil menjadikan Jepang sebagai rumah keduanya setelah Korea Selatan.

Meski sudah menjadi grup besar, Tohoshinki tidak menurunkan standartnya. Tohoshinki tetap memberikan musik yang berkualitas untuk penggemar.

Mereka memanjakan penggemar dengan musik yang segar sesuai dengan kepribadian masing-masing anggota.

Tohoshinki mampu memberikan energi dan warna baru dalam setiap penampilannya, sehingga penggemar selalu terpesona akan setiap pertunjukan yang dihadirkan.

Kecintaan penggemar Jepang pada Tohoshinki tak lepas dari kepribadian para anggotanya, yaitu Yunho dan Changmin.

Kebaikan hati dan sifat mereka yang hangat jadi contoh yang baik untuk penggemar. Yunho adalah sosok yang tegas, penuh semangat tapi juga lembut dan rendah hati, sedangkan Changmin adalah pribadi yang jujur, santai dan apa adanya.

Seperti sebuah keluarga, penggemar dan Tohoshinki mampu berjalan berdampingan dan menunjukkan pengaruhnya satu sama lain.

Eksistensi Tohoshinki di Jepang tak lepas dari penggemarnya yang luar biasa. Jika di Korea fans mereka disebut Cassiopeia, ketika di Jepang sebutan itu berubah menjadi Bigeast.

Loyalitas Bigeast tak perlu diragukan lagi. Bigeast telah menjelma sebagai sebuah fandom raksasa untuk mendukung dan melindungi Tohoshinki.

Selama lebih dari 10 tahun, Tohoshinki dan Bigeast berjalan bersama untuk saling mendukung dan mencintai satu sama lain.

Kesuksesan Tohoshinki tak semudah membalikan telapak tangan. Awal penampilan Toho hanya dihadiri oleh 5-10 orang. Tak hanya itu, pertunjukan mereka di panggung A-Nation juga sangat menyedihkan. Penonton lebih memilih ke toilet daripada menyaksikan Tohoshinki kala itu.

Meskipun menemui kesulitan, Tohoshinki terus berusaha untuk mendapatkan pengakuan. Berawal dari 5 orang, saat ini konser Tohoshinki sukses ditonton sampai 1 juta penggemar.

Tohoshinki juga satu-satunya grup asal Korea yang pernah tampil di panggung impian Nissan Stadium selama 3 hari berturut-turut.

Karena popularitas yang tinggi, Tohoshinki didapuk sebagai pembuka jalan bagi grup Kpop lain yang ingin debut di Jepang. Jika Boa adalah pembuka jalan bagi penyanyi solo, maka Tohoshinki adalah pembuka jalan untuk para grup.

Boa dan Tohoshinki adalah bukti nyata bahwa usaha dan kerja keras tak akan sia-sia. Tak heran kalau keduanya menjadi legenda bagi musik Jepang.

Dari yang bukan siapa-siapa, Tohoshiki telah menjelma sebagai panutan grup yang di hormati dan disegani.

Tak hanya menawarkan musik yang bagus dan berkualitas, kepribadian anggota yang baik jadi alasan tersendiri kenapa fans Jepang begitu menyukai Tohoshinki. Nah, kamu termasuk fans Tohoshinki juga gak nih?