7 Film Courtroom Drama Terbaik Versi American Film Institute

American FiIm Institute didirikan oleh National Endowment for the Arts pada tahun 1967 ketika Presiden Lyndon B. Johnson menandatangani National Foundation on the Arts and the Humanities Act. Lembaga independen nirlaba tersebut didedikasikan kepada seluruh seniman asal Amerika Serikat sebagai bentuk apresiasi karya seni. Selain itu, American Film Institute diharapkan dapat menginspirasi seniman dan masyarakat umum.
Sebagai salah satu bentuk apresiasi, AFI merilis daftar film terbaik yang datang dari berbagai genre dan kategori. Seperti tujuh film courtroom drama berikut ini. Tidak hanya sukses mengendalikan tensi penontonnya lewat dramatisasi kasus persidangan di pengadilan, namun juga memiliki makna yang dalam. Penasaran? Yuk, kita simak!
1. To Kill a Mockingbird (1962)

Berlatar di Alabama pada tahun 1932, To Kill a Mockingbird mengikuti upaya pengacara Atticus Finch (Gregory Peck) dalam membela Tom Robinson (Brock Peters), seorang pria kulit hitam yang dituduh telah melecehkan wanita kulit putih. Lambat laun kasus tersebut merubah kehidupan Finch beserta kedua anaknya.
To Kill a Mockingbird merupakan film adaptasi dari novel klasik pemenang Pulitzer Prize dengan judul yang sama karya Harper Lee. Disutradarai oleh Robert Mulligan, film yang dirilis pada tahun 1962 tersebut berhasil memenangkan 3 piala Oscar untuk kategori Best Picture, Best Actor in a Leading Role, dan Best Writing.
2. 12 Angry Men (1957)

12 Angry Men mengisahkan tentang perdebatan sengit antara 12 warga sipil yang ditugaskan sebagai juri ketika salah satu di antara mereka menyebutkan bahwa si pelaku tidak bersalah. Teguh dengan pendiriannya, juri #8 meminta juri lainnnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka dengan mengkahi ulang bukti yang ada.
Kental akan drama dan penuh ketegangan di pengadilan, 12 Angry Men disutradarai oleh Sidney Lumet dan ditulis oleh penulis naskah Reginald Rose. Meskipun secara pendapatan box office terbilang gagal, 12 Angry Men kerap digunakan di sekolah bisnis untuk mengilustrasikan dinamika tim dan cara memecahkan konflik.
3. Kramer vs. Kramer (1979)

Kramer vs. Kramer mengikuti Ted Kramer (Dustin Hoffman) yang berusaha untuk tetap mengurus anaknya Billy (Justin Henry) di sela-sela kesibukannya usai ditinggalkan oleh mantan istrinya Joanna (Meryl Streep). Tak disangka, Joana yang telah meninggalkan mereka kini hadir kembali untuk mengajukan gugatan perceraian sekaligus membawa Billy pergi. Muak dengan tingkah laku istrinya, Ted lantas memperjuangkan hak asuh Billy di pengadilan.
Di adaptasi dari novel karya Avery Corman, Kramer vs. Kramer dirilis pada tahun 1979. Disutradarai oleh Robert Benton, Kramer vs. Kramer berhasil membawa pulang 5 piala Oscar dari 9 nominasi yang didapat termasuk untuk kategori Best Picture serta Best Actor dan Best Actress untuk performa memukau dari Dustin Hoffman dan Meryl Streep.
4. The Verdict (1982)

The Verdict mengikuti perjuangan Frank Galvin (Paul Newman) pengacara alkoholik dalam menyelamatkan karirnya. Iba dengan nasib malang yang menimpanya, temannya Mickey Morrissey (Jack Warden) menawarkan kasus malpraktek yang tidak hanya mampu menyelamatkan karirnya tapi juga mengembalikan kejayaannya sebagai seorang pengacara.
Menggandeng David Mamet dan Jay Presson, sutradara Sidney Lumet mengadaptasi novel The Verdict karya Barry Reed ke layar lebar. Penggunaan long shot di beberapa adegan sangat efektif untuk mengabadikan ketegangan selama proses pengadilan berlangsung dan masih digunakan dalam film courtroom drama modern.
5. A Few Good Men (1992)

A Few Good Men mengikuti perjalanan pengacara Angkatan Laut LT Daniel Kaffee (Tom Cruise) dalam menangani kasus pembunuhan yang terjadi di dalam Korps Militer. Ketika mendalami kasus yang tengah ditanganinya, Kaffee menemukan banyak hal janggal yang mengarah pada Kolonel Nathan R. Jessup (Jack Nicholson).
Disutradarai oleh Rob Reiner, A Few Good Men terinspirasi dari kasus Code Red di Teluk Guantanamo. Dalam kasus tersebut Kopral Lance David Cox dan 9 rekannya terbukti melakukan kekerasan pada sesama anggota marinir. Rilis pada tahun 1992, A Few Good Men meraih 4 nominasi Oscar untuk kategori Best Picture, Best Actor in a Supporting Role, Best Sound, dan Best Film Editing.
6. Witness for the Prosecution (1957)

Witness for the Prosecution menceritakan pengacara Sir Wilfrid Robarts (Charles Laughton) dalam membela Leonard Vole (Tyrone Power) yang dituntut atas percobaan pembunuhan wanita kaya raya. Tak disangka istri Leonard, Christine (Marlene Dietrich), hadir ke pengadilan dengan membawa banyak kejutan untuk membebaskan suaminya.
Witness for the Prosecution disadur dari cerpen karya Agatha Christie yang terbit di Pulp Magazine pada Januari 1925. Disutradarai oleh Billy Wilder, Witness for the Prosecution diganjar 6 nominasi Oscar termasuk nominasi Best Picture.
7. Anatomy of a Murder (1959)

Anatomy of a Murder mengikuti upaya Paul Biegler (James Stewart) dalam membela mantan tentara Frederick Manion (Ben Gazzara) yang dijerat kasus pembunuhan pemilik penginapan. Dalam pembelaannya, Manion tidak sengaja membunuh korban karena dibutakan oleh amarah setelah tahu istrinya Laura (Lee Remick) telah dilecehkan. Di sisi lain, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Laura yang mana membuat kasus ini menarik perhatian publik.
Rilis pada tahun 1959, naskah film Anatomy of a Murder disadur oelh Wendel Mayes dari novel klasik karya Hakim John D. Voelker dengan nama pena Robert Traver. Sementara itu sutradara Otto Preminger harus mendapat banyak hujatan karena memuat bahasa vulgar dan adegan ekspilit dimana pada saat itu hal tersebut masih dianggap tabu.
Film courtroom drama terbaik versi American Film Institute cocok untuk ditonton di waktu senggang. Kamu bisa menyaksikan film-film di atas di layanan streaming Mubi dengan kualitas gambar dan suara yang lebih jernih hasil restorasi.