7 Sifat 'Bawaan' Karakter Protagonis Anime ini Selalu Bikin Jengkel

Entah mengapa karakter utama dalam anime, terutama anime shounen selalu digambarkan kurang cerdas dalam hal akademis. Kaizaki (Re Life), Issei (Highschool DxD), Nobita (Doraemon), Ichigo (Bleach) dan masih ratusan sisanya. Sisi baiknya, biasanya mereka jadi jago di bidang fisik seperti olahraga tertentu ataupun bertarung.

Apakah mereka berfikir kemampuan fisik lebih penting daripada kecerdasan otak ? mungkin saja, toh anime kebanyakan juga memuat adegan aksi daripada adu kecerdasan. Tapi sepertinya kita semua setuju jika karakter utama yang bodoh tidak semenarik karakter yang cerdas.

Lihat saja Light Yagami (Death Note) dan Sento (Dr. Stones) yang memiliki kejeniusan tinggi masih tetap bisa bersaing bahkan mengalahkan orang-orang yang secara fisik lebih kuat dari mereka. Mungkin sang pembuat juga mempertimbangkan karakternya agar tidak menjadi terlalu perfect  dengan menguasai dua bidang tersebut, namun apa salahnya sesekali mencoba mengambil alternatif lain daripada mengorbankan otak untuk otot !

Karakter utama selalu ditakdirkan untuk tidak peka dengan perhatian yang ditunjukan karakter lain untuknya. Hal ini sudah menjadi tradisi yang tidak bisa terpisahkan dalam sebuah anime. Mungkin 70 persen dari seluruh anime yang pernah ada juga menampilkan karakter utama yang kurang peka dalam suatu hal tertentu.

Hampir semua anime harem memakai karakter utama yang tidak peka, hal ini tentu untuk membatasi jauhnya interaksi antar para heroine  dan protagonist agar mereka mendapat porsi yang sama. Namun, kadang hal itu membuat kita jengkel setengah mati karena tingkat kebebalan yang sudah diluar logika. Misalnya sang heroine  mengajaknya makan bersama di hari minggu namun karakter utama malah datang dengan heroine  lain. Gregetan kan ?

Namun ditangan sineas anime handal, ketidak pekaan ini dijadikan plot twist  yang brilian, contohnya adalah Kodaka (Boku wa Tomodachi ga Sukunai) yang sebenarnya paham perasaan orang padanya namun bertingkah cuek karena tidak bisa memilih diantara mereka.

Salah satu yang bikin jengkel banget ialah karakter dengan perilaku submisif terutama pada heroine. Sebagai karakter utama dalam cerita kita tentu mengharapkan seorang yang hebat, disegani dan dikagumi oleh rekan-rekanya, namun kebanyakan yang kita dapat adalah karakter utama penurut dan lugu yang langsung dimanfaatkan tanpa henti terutama oleh heroine.

Hal mungkin dibuat sebagai bahan komedi untuk penonton, namun sepertinya kita sudah cukup muak dengan seringnya tipe ini dipakai dalam anime. Melihat karakter utama yang disuruh-suruh macam pelayan, dimarah-marahi dan disiksa secara fisik tanpa ada perlawan sedikitpun tentu membuat kesan positif kita pada sang karakter utama menurun kan?

Karakter utama dengan tekat baja merupakan nilai plus tersendiri yang membuat kita semakin mengapresiasi karakter tersebut. Namun, ada kalanya kekeras kepalaan mereka menjadi menyebalkan karena sudah melampaui batas.

Tipe karakter keras kepala ini sering mendahulukan adu jotos daripada berdialog dengan musuh untuk menyelesaikan masalahnya. Kadang bahkan mereka tidak tahu menahu akar permasalahnya dan langsung bermain fisik. Belum lagi mereka tidak memperdulikan tubuh mereka sendiri demi orang lain.

Deku (Boku no Hero Academia) rela memaksakan tubuhnya hingga cidera fatal dan menolak nasehat ibu, mentor dan teman-temanya hanya untuk membela orang lain. Jika mau sok pahlawan bisa mulai dengan mendengarkan nasehat orang lain dan menjaga diri lebih dahulu ya !

Dalam menonton sebuah anime tentu kita mengharapkan karakter sentral yang kuat dan bisa menjaga diri sendiri dan orang-orang terdekatnya. Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada karakter utama yang cengeng, pengecut dan pesimis.

Contoh yang paling populer antara lain Shinji Ikari (Evangelion) dan Subaru (Re:Zero), Mereka banyak dibenci fans karena bertingkah seperti seorang pecundang. Terutama Shinji yang masih bertingkah egosentris walaupun nasib dunia ada di tanganya. Menolak berjuang melawan musuh yang bisa memusnahkan umat manusia dalam sekejap hanya karena tidak mau diperintah ayahnya? Tidak heran banyak fans mengutuk anak ini.

Tidak sepenuhnya karakter yang tidak membunuh lawannya itu menyebalkan. Malah, itu menunjukkan sisi heroik karakter utama yang tidak dimiliki oleh karakter lain. 

Namun, kadang keadaan tertentu lah yang membuat kita gemas jika karakter utama menolak membunuh musuhnya. Sebagai contohnya adalah menolak membunuh musuh yang telah membunuh salah satu karakter favorit kita atau musuh yang melakukan pembantaian masal, yang tidak ada jaminan untuk tidak melakukannya lagi jika dibiarkan hidup.

Kadang pantangan membunuh ini juga dijadikan sebuah plot cerita yang menarik. Kenshin (Samurai X) menggunakan pedang dengan bilah tajam dibagian belakang karena masa lalunya sebagai pembunuh membuatnya muak. Pantangan membunuh bisa jadi hal keren ataupun menyebalkan tergantung kualitas cerita dalam anime tersebut. 

Spike (Cowboy Bebop), Vash (Trigun), dan Kenshin (Samurai X) memiliki masa lalu sebagai orang jahat yang membunuh banyak orang tanpa segan -segan. Lalu mereka mencoba memulai hidup baru sebagai orang baik untuk menebus semua dosa mereka di masa lalu.

Namun ketidak mampuan sang karakter untuk sepenuhnya melepaskan diri dari dosa masa lalunya terkadang juga bikin jengkel sendiri. Mencoba bersandiwara jadi pria konyol atau menjadi pribadi yang sedingin es namun di saat momen-momen tertentu di mana dia dibutuhkan, tiba-tiba sang karakter mengalami PTSD, belum lagi tipe gagal move on seperti ini juga bersikap tertutup soal dirinya sehingga karakter lain tidak bisa membantu.

Mungkin sudah saatnya karakter dengan masa tragis seperti ini mulai belajar move on dan memulai hidup baru tanpa membawa bawa juga penyesalannya. 

Kamu yang suka nonton anime pasti sering banget ketemu Main Character dengan sifat seperti di atas, karena memang karakter yang terlalu perfect juga dapat membuat cerita jadi membosankan mungkin ini salah satu cara si pembuat anime agar karakter utama lebih manusiawi. Bagaimana menurutmu?