8 Alasan Kenapa Film 500 Days of Summers Tidak Pernah Basi Diperbincangkan

Tidak ada kata jadian dalam hubungan mereka berdua. Namun Tom begitu menyayangi Summer hingga bersedia melakukan hal-hal manis terhadapnya. Summer pun tidak menampik perlakuan Tom yang begitu menyayanginya.

Dalam 500 Days of Summers, Summer dan Tom bersikap selayaknya kekasih. Tidak hanya perhatian-perhatian khusus pada hal kecil yang mereka berdua saling berikan. Bahkan hingga “hubungan fisik” seperti bercumbu pun jadi bumbu manis dalam cerita ini.

Ada anggapan yang berkata “kalau tidak brengsek, bukan lelaki namanya”. Namun Tom Hensen membuktikan anggapan ini salah dengan menunjukan bahwa hanya Summer Finn yang selalu ada dalam pikirannya.

Summer Finn tidak pernah berusaha mengenyahkan Tom. Hidupnya hanya diisi oleh lelaki itu. Pergi kemanapun berdua. Hanya saja entah kenapa tidak demikian di ujung cerita.

Mereka berdua memperbincangkan banyak hal. Dari selera baju, kebiasaan, kisah kasih, sampai selera musik. Kata orang, selera musik adalah kunci untuk mengetahui isi hati. Tom dan Summer yang berdiskusi soal selera musik masing-masing, berarti mengizinkan satu sama lain untuk saling mengintip isi hati mereka.

Biasanya kita langsung jijik atau tertawa konyol begitu mendengar kalimat gombal. Namun entah kenapa kalimat gombal dalam film ini justru mirip seperti panah Cupid yang membuat jatuh cinta.

Tidak ada kata ragu, karena Summer Finn paham bahwa Tom Jansen adalah lelaki yang sayang untuk dilewatkan. Summer tahu kalau Tom memang lelaki yang mampu membuatnya tertarik.

Tidak ada kata lain selain "serasi" untuk mereka berdua. Sayangnya seperti yang kita tahu, 500 Days of Summers tidaklah berakhir sesuai dengan apa yang kita harapkan di awal.

Tapi film satu ini tetap juara deh!