8 Film Mirip How to Make Millions Before Grandma Dies, Heartwarming!

On Golden Pond adalah karya klasik yang menghangatkan hati, sempurna bagi kamu yang menyukai cerita tentang keluarga dan hubungan antargenerasi. Dibintangi oleh Henry Fonda dan Katharine Hepburn, film ini mengisahkan pasangan lanjut usia yang menghabiskan musim panas terakhir mereka di sebuah pondok di tepi danau. Mark Rydell, selaku sutradara, berhasil menangkap esensi dari drama panggung aslinya, membawa penonton untuk merenung tentang waktu, cinta, dan penerimaan.

The Education of Little Tree mengajak penonton untuk menyelami kehidupan seorang anak lelaki berusia delapan tahun dari keturunan Cherokee. Dengan latar belakang Amerika pada era Depresi Besar, film ini menggambarkan perjalanan Little Tree yang penuh dengan kehangatan dan kearifan dari kakek-neneknya. Film ini tak hanya menyuguhkan cerita yang mengharukan serupa How to Make Millions Before Grandma Dies, tetapi juga memberikan pelajaran tentang toleransi dan kekuatan cinta keluarga.

Jika kamu termasuk penggemar Yoo Seung Ho, The Way Home adalah karya di awal kariernya yang tak boleh dilewatkan. Dalam film ini, ia berperan sebagai Sang Woo, bocah laki-laki berusia 7 tahun yang ditinggalkan oleh ibunya di desa terpencil bersama neneknya. Sang Woo, yang terbiasa hidup di kota, awalnya merasa terasing dan sering bertingkah nakal. Namun, seiring berjalannya waktu, ia belajar tentang arti kesabaran dan kasih sayang yang tak terhingga dari neneknya.

Film peraih nominasi Best Picture Oscar 2007 ini mengikuti perjalanan keluarga Hoover yang unik dan penuh warna. Mereka melakukan perjalanan lintas negara dengan van kuning tua untuk mengantarkan Olive (Abigail Breslin), anggota termuda keluarga, ke kontes kecantikan Little Miss Sunshine. Setiap karakter dalam keluarga ini memiliki kepribadian yang berbeda. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah sang kakek yang blak-blakan dan berjiwa muda, Edwin, yang diperankan dengan brilian oleh Alan Arkin.

Dalam My Afternoons with Margueritte, hubungan antarmanusia yang melampaui batasan usia dan latar belakang disajikan dengan penuh keindahan. Film ini berkisah tentang persahabatan tak terduga antara Germain (Gérard Depardieu), tukang kebun yang sederhana, dan Margueritte (Gisèle Casadesus), wanita tua yang gemar membaca. Meski Germain tampak kasar dan tak terdidik, pertemuannya dengan Margueritte di sebuah bangku taman membuka dunia baru bagi dirinya melalui buku.

Mirip dengan How to Make Millions Before Grandma Dies, Grandma garapan Paul Weitz juga menggali kompleksitas hubungan keluarga. Film ini menyuguhkan perspektif baru mengenai relasi lintas generasi, di mana Elle (Lily Tomlin) dan cucunya, Sage (Julia Garner), mengalami serangkaian peristiwa yang mempererat ikatan mereka di tengah kehamilan Sage yang tiba-tiba. Dengan paduan humor dan drama yang seimbang, Grandma berhasil memperlihatkan betapa pentingnya dukungan dan pengertian dalam keluarga.

The Farewell bukan sekadar cerita tentang perpisahan, tetapi juga pelajaran tentang keberanian menghadapi kenyataan. Film ini menyoroti dilema Billi (Awkwafina) yang terjebak antara dua budaya, ketika ia harus memilih antara kejujuran yang menyakitkan atau kebohongan yang penuh kasih terhadap neneknya yang tak mengetahui kondisi kesehatannya sendiri. Awkwafina, dengan penampilan yang begitu autentik, berhasil membuat penonton merasakan setiap keraguan dan kehangatan dalam setiap adegan.

Meski judulnya sederhana, Minari menyuguhkan narasi yang kaya impian dan realitas. Film karya Lee Isaac Chung ini mengajak penonton untuk tenggelam dalam perjalanan emosional keluarga imigran Korea yang penuh tantangan dalam mengejar mimpi Amerika mereka.

Di sisi lain, kehangatan hubungan antargenerasi terasa begitu nyata dan menyentuh. Alan Kim dan Youn Yuh Jung, yang berperan sebagai cucu dan nenek, mampu menciptakan dinamika interaksi yang tak pernah gagal menyunggingkan senyum.

Di balik pendekatannya yang minimalis, How to Make Millions Before Grandma Dies dan delapan judul di atas berhasil menyampaikan cerita yang kaya dan estetis. Deretan film ini membuktikan bahwa kisah yang menggugah tak memerlukan "ornamen" yang berlebihan, melainkan kejujuran emosi dan keakraban yang tulus antara karakter-karakternya. Semoga rekomendasi penulis jadi sumber inspirasi bagimu untuk memperkuat ikatan keluarga, ya!