Apa yang membuat sebuah film dapat ditonton ulang? Soundtrack yang bagus? Sinematografi yang menakjubkan? Atau penampilan aktor yang memukau? Tidak ada jawaban yang pasti. Ada banyak alasan, tapi sebagian besar film-film yang worthy untuk ditonton ulang, biasanya sangat menghibur atau dapat memberikan kepuasan batin kepada kita setelah menontonnya.
Nah, apa saja ya? Berikut delapan film paling "rewatchable" dari tahun 2010-an.
Film ini bercerita tentang Scott Pilgrim (Michael Cera), seorang bassis rock berusia 22 tahun yang bertemu gadis impiannya, Ramona Flowers (Mary Elizabeth Winstead). Namun untuk mendapatkan hati Ramona seutuhnya, ia harus mengalahkan tujuh mantan jahatnya.
Scott Pilgrim vs. the World sendiri didasarkan pada serangkaian novel grafis, yang terlihat dari gaya dan pengeditannya yang khas. Film ini disutradarai oleh Edgar Wright, yang terkenal lewat film Shaun of the Dead dan Hot Fuzz.
Dalam Scott Pilgrim vs. the World, gaya visual dan humor khas Wright menjadi lebih "cerah" karena ia memasukkan unsur-unsur dari buku komik dan video game. Film ini memiliki aksi yang sangat cepat, dipenuhi dengan banyak lelucon serta referensi video game dan budaya populer, menjadikannya salah satu film paling menghibur dalam beberapa tahun terakhir.
Sekitar 7 tahun lalu, James Wan berhasil merevitalisasi genre horor dengan membuat film yang menyeramkan sambil memberi penghormatan kepada film-film horor klasik seperti The Amityville Horror, The Exorcist atau The Changeling dengan mengadaptasi genre film rumah hantu/kerasukan dan menyesuaikannya dengan tuntutan penonton film di abad ke-21.
Faktanya, para penonton lebih mudah ditakut-takuti pada saat ini daripada di tahun 1970-an. Banyaknya gambar kekerasan dan jump scare adalah hal biasa yang sering ditemukan dalam film-film horor saat ini. Namun, The Conjuring tahu bagaimana cara menginvestasikan ketakutan lewat pengembangan karakter, suasana, dan sinematografi yang apik.
Sejujurnya, film ini sudah mencekam sejak awal dan menjadi semakin mengerikan ketika sampai di pertengahan film. Oleh karena itu, The Conjuring tetap menakutkan meski kita sudah menontonnya berkali-kali.
Dengan durasi 180 menit, The Wolf of Wall Street mungkin terasa agak lama dan karenanya banyak yang menganggapnya tidak cocok untuk daftar ini. Namun, film ini memiliki begitu banyak adegan ikonik di dalamnya. Bahkan, jika kalian tidak mau menonton keseluruhan film, kalian mungkin ingin menikmati beberapa adegannya lebih dari sekali.
Lewat film ini, Martin Scorsese memberikan pandangannya tentang kehidupan pialang saham yang korup, Jordan Belfort, lalu memenuhinya dengan humor, kutipan-kutipan yang mengesankan, seks dan narkoba. Film ini bahkan memecahkan rekor dunia untuk penggunaan kata "fuck."
The Wolf of Wall Street adalah film yang benar-benar menghibur sekaligus menyenangkan untuk ditonton, tepat seperti yang kita harapkan dari sutradara kawakan sekelas Scorsese.
Dari Memento dan trilogi The Dark Knight hingga Inception dan Dunkirk, Christopher Nolan telah dikenal sebagai satu dari sedikit pembuat film yang karyanya tidak pernah mengecewakan. Namun ketika datang ke efek visual, sinematografi dan desain produksi, Interstellar adalah salah satu masterpiece dalam sejarah sinematik, bahkan dalam standar Nolan.
Interstellar sendiri mengikuti sekelompok astronot yang melakukan pencarian untuk menemukan rumah baru bagi umat manusia setelah Bumi di masa depan terancam oleh dampak dari perubahan iklim. Dengan durasi 169 menit, Interstellar menjadi film terpanjang Nolan walau tidak pernah membosankan untuk kita tonton ulang.
Sebagai pengembaraan antariksa di abad ke-21, Interstellar adalah film yang menawarkan pengalaman menonton yang mendebarkan dan memesona, sekaligus berhasil membawa penontonnya ke ranah imajiner dengan cara yang hanya bisa dilakukan oleh film-film terbaik.
Dengan akting yang luar biasa dari Jake Gyllenhaal, skenario asli, dan keseluruhan produksi yang bagus, Nightcrawler adalah film yang benar-benar menawan. Namun sayang, Gyllenhaal tidak menerima nominasi Aktor Terbaik di 87th Academy Awards, meskipun ia telah memberikan kinerja terbaiknya di dalam film ini.
Dalam film ini, Gyllenhaal berperan sebagai orang yang disebut "nightcrawler," seorang jurnalis independen yang berkeliaran pada malam hari di jalan-jalan Los Angeles sambil mencari beberapa rekaman peristiwa yang masih hangat untuk dijual ke saluran berita lokal.
Nightcrawler adalah film yang gritty, mendebarkan, dan menjadi salah satu film paling karismatik dalam satu dekade terakhir. Bahkan, banyak yang membandingkan peran Gyllenhaal dengan peran ikonik De Niro di Taxi Driver. Setelah melihat ulasan tersebut, sudah jelas kalau Nightcrawler menjadi film yang layak untuk ditonton ulang.
Seperti yang diketahui, film-film Wes Anderson memang selalu dipenuhi warna, kaya akan detail, dan diisi dengan karakter-karakter unik serta aksi-aksi over-the-top. Nah, jika kalian tertarik, kalian bisa menemukan semua hal tersebut di dalam film ini.
The Grand Budapest Hotel adalah salah satu film yang mendapat pujian di tahun 2014, dengan banyak kritikus yang menyebutnya sebagai film terbaik Anderson. Film ini meraih sembilan nominasi Academy Award dan memenangkan empat di antaranya.
Dengan pemain ansambel yang mencakup, antara lain, Ralph Fiennes, Adrien Brody, Tilda Swinton, dan Bill Murray, The Grand Budapest Hotel mengikuti kisah M. Gustave (Fiennes), seorang penjaga hotel flamboyan yang dituduh telah mencuri lukisan renaisans milik keluarga terpandang.
Ia kemudian menjalin persahabatan dengan lobby boy bernama Zero Moustafa (Tony Revolori) yang akan membantunya di sepanjang film. Dari desain produksinya yang indah hingga karakter yang berkesan, plot komikal dan skor dari Alexandre Desplat, The Grand Budapest Hotel pantas menjadi film paling "rewatchable" dalam daftar ini.
Penuh warna, kegembiraan, dan musik, La La Land adalah salah satu film musikal modern terbaik di dekade ini. Film ini memberikan penghormatan kepada banyak karya musikal klasik seperti Singin 'in the Rain atau West Side Story.
La La Land juga menjadi sebuah film yang berhasil menyampaikan banyak emosi namun tidak pernah terasa seperti dipaksakan atau dibuat-buat. Film ini dapat beralih dari nuansa gembira ke melankolis; dari membuat mata kita berlinang hingga membuat kita tertawa dengan cepat.
Sama seperti pendahulunya, Blade Runner 2049 karya Denis Villeneuve adalah film yang begitu kaya akan detail sehingga mungkin dibutuhkan beberapa kali menonton ulang untuk dapat memahami plotnya.
Bahkan jika kalian sudah mendapatkan gambaran dari seluruh plotnya, masih banyak elemen luar biasa di dalamnya, mulai dari penggambaran Los Angeles yang futuristik hingga efek dan soundtrack yang hebat.
Selain itu, mengetahui bagaimana film ini berakhir akan memberikan perspektif yang sama sekali baru untuk keseluruhan film, sehingga pengalaman menonton Blade Runner 2049 untuk yang kedua kalinya sangat berbeda daripada saat kita menontonnya pertama kali.
Namun tidak seperti film lainnya di dalam daftar ini, Blade Runner 2049 adalah film yang membutuhkan fokus. Jadi jika kalian akan melakukan rewatch, kalian harus menontonnya dari awal hingga akhir dan membiarkan diri kalian tenggelam di dalamnya.
Nah, itu tadi delapan film paling "rewatchable" dari tahun 2010-an. Bagaimana, apakah ada film favoritmu? Jika tidak ada, kalian bisa menulisnya di kolom komentar ya!