Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
The Rider (dok. Sony Classics Pictures/The Rider)

Ada beberapa tren yang berkembang di media sosial sepanjang 2024. Salah satunya meme "lelaki tak bercerita" yang merujuk pada kecenderungan pria untuk memendam masalah sendiri, tetapi tiba-tiba melakukan hal absurd. Niatnya bercanda sambil memvalidasi kebiasaan tersebut, tetapi bila ditelaah lebih lanjut, kultur tidak bercerita itu tak lepas dari problem. 

Kebiasaan memendam masalah itu punya istilah klinis bernama Normative Male Alexithymia (NMA). Ia pertama kali dicetuskan psikolog Amerika Serikat, Ronald F. Levant pada 1992. Gejala NMA biasa ditemukan pada anak laki-laki dan pria, berupa kepatuhan terhadap nilai maskulinitas tradisional yang meliputi ketegaran, sifat kompetitif, stoikisme, dan kecenderungan menyembunyikan perasaan-perasaan yang bisa menunjukkan kerentanan.   

Ketika dinormalisasi, kebiasaan ini bisa berakibat fatal. Salah satu buktinya adalah kecenderungan angka bunuh diri pada pria yang lebih tinggi dibanding perempuan. Setidaknya itu berdasar data resmi di Australia, Amerika Serikat, dan Inggris selama beberapa tahun ke belakang. WHO pun mengumumkan estimasi dengan pola serupa sepanjang tahun 2000-2021. 

Masih menganggap ini masalah sepele? Coba tonton 8 film yang berhasil mencerminkan akibat fatal dari kebiasaan lelaki tak bercerita berikut. 

1. The Iron Claw (2023)

The Iron Claw (dok. A24/The Iron Claw)

Terinspirasi kisah nyata keluarga pegulat Von Erich, The Iron Claw berhasil memotret bagaimana maskulinitas toksik dan tekanan orangtua menghancurkan kejayaan mereka. Semua berlangsung amat perlahan dan hampir tak kentara sampai semua terlambat. Mirisnya, semua dimulai dari kecenderungan lelaki untuk menyimpan beban dan masalah mereka seorang diri. Hampir semua putra di keluarga itu meninggal dengan cara tragis, entah overdosis atau bunuh diri. 

2. Femme (2023)

Femme (dok. BBC Films/Femme)

Femme adalah film berlatar Inggris yang ditulis dari perspektif seorang transgender bernama Jules (Nathan Stewart-Jarrett). Sempat mengurung diri karena trauma akibat kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpanya, satu hari, ia menemukan celah untuk membalas dendam pada penyerangnya. Pada fase ini, kamu akan diajak menyelami pergolakan batin Jules yang melihat sisi rentan dari si penyerangnya ini. Dihantui rasa insekur, si pelaku pelecehan ini ternyata pria gay yang berusaha keras menyembunyikan jati dirinya dan tak segan melakukan kekerasan bila identitasnya terancam terbongkar. 

3. Manchester by the Sea (2016)

Manchester by the Sea (dok. Amazon Studios/Manchester by the Sea)

Manchester by the Sea dimulai dengan kabar duka yang sekaligus memaksa Lee (Casey Affleck) mengambil alih hak asuh keponakannya. Padahal, ia sendiri sedang tidak baik-baik saja. Lee sudah lama mengisolasi diri karena sebab yang belum jelas. Dipaksa keadaan untuk tegar dan bijak demi keponakan yang kini bergantung padanya, Lee pun mulai membuka diri dan menceritakan masa lalunya. Ia adalah gambaran ideal dari kecenderungan pria tak bercerita. 

4. Close (2022)

film Close (dok. A24/Close)

Laki-laki ternyata sudah mempelajari kebiasaan tidak bercerita ini sejak dini. Film Close adalah contoh menariknya. Terinspirasi dari sebuah riset, Close mengisahkan dua bocah laki-laki yang bersahabat sejak kecil. Namun, sejak masuk masa pubertas, hubungan mereka mulai renggang terutama setelah mereka diejek rekan-rekan sekelas karena dianggap terlalu dekat. Tak lama dari situ, belum sempat mereka berbaikan sebuah tragedi terjadi tanpa aba-aba. 

5. Aftersun (2022)

Aftersun (dok. MUBI/Aftersun)

Aftersun memang berlatar liburan bapak-anak yang menyenangkan dan penuh nostalgia. Namun, di balik itu semua ada adegan yang secara spesifik menunjukkan sesuatu yang tak beres soal si ayah. Ia terkadang menangis dan merasakan kesakitan yang tak bisa dijelaskan, tetapi seperti biasa sesuai ekspektasi sosial yang berlaku, ia akan berusaha tampak tegar di depan putrinya. Namun, siapa sangka momen liburan itu adalah kali terakhir si putri melihat ayahnya. 

6. The Whale (2022)

The Whale (dok. A24/The Whale)

Lelaki memang tak bercerita, tetapi tiba-tiba mengisolasi diri. Itu tampaknya deskripsi tepat untuk film The Whale. Brendan Fraser memerankan Charlie, seorang guru bahasa Inggris yang setelah menyesali kesalahannya justru terjebak dalam gaya hidup tak sehat. Ia membiarkan dirinya mengalami obesitas hingga kesulitan beraktivitas dan mengalami berbagai gangguan kesehatan. Setelah bertahun-tahun mengisolasi diri dari keluarga yang pernah ditinggalkannya, ia mencoba menghubungi putrinya yang beranjak remaja. 

7. All of Us Strangers (2023)

Andrew Scott di film All of Us Strangers (dok. Searchlight Pictures/All of Us Strangers)

All of Us Strangers tak kalah getir. Lelaki yang tak bercerita di film ini adalah Adam (Andrew Scott). Merasa bersalah dan insekur dengan orientasi seksualnya, Adam memilih menarik diri dari orang lain. Satu-satunya koneksi sosial yang ia miliki adalah kedua orangtuanya. Hingga satu hari, seorang pria datang dalam hidupnya dan menamparnya kembali ke realitas. Selama ini, Adam ternyata hanya berhalusinasi soal pertemuan dengan orangtuanya karena keduanya sebenarnya telah tewas saat ia berusia 12 tahun. Jauh sebelum, ia mengakui dan menerima jati dirinya. 

8. The Rider (2017)

The Rider (dok. Sony Pictures Classics/The Rider)

Dibuat Chloe Zhao sebelum ia memenangkan Oscar lewat Nomadland, film The Rider berlakonkan Brady (Brady Jandreau), pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai koboi rodeo. Satu hari, ia mengalami kecelakaan yang berakibat cedera kepala. Dokter menyarankannya untuk berhenti dari pekerjaan itu, tetapi lingkungan tidak mendukungnya. Di sinilah Zhao memotret tradisi maskulinitas toksik yang menghantui dan menekan Brady bahkan merenggut masa depan beberapa pemuda lain. 

Lelaki tidak bercerita, tetapi akibatnya juga bisa sefatal film-film di atas. Tidak semuanya merupakan dramatisasi, sebagai refleksi kenyataan, film-film di atas dibuat dengan riset yang gak main-main. Beberapa bahkan menggunakan kisah nyata sebagai referensi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team