8 Film tentang Pertemuan 2 Jiwa yang Tersesat, Kaya Makna

Ada banyak macam trope yang bisa dijelajahi untuk bikin film. Salah satu yang cukup populer ialah pertemuan dua jiwa yang hilang arah, kesepian, bahkan hancur. Ini biasanya bakal jadi rumus sempurna untuk sebuah film romantis, tetapi ternyata tak selamanya.
Pertemuan dua orang pada titik terendah dalam hidup mereka bisa pula jadi momen yang melegakan tanpa harus memaksa keduanya untuk bersama. Tertarik menemukan berbagai kemungkinannya, berikut delapan film esensial dengan trope pertemuan dua jiwa tersesat. Apa saja?
1. Rust and Bone (2012)

Marion Cotillard dan Matthias Schoenaerts memerankan Stephanie dan Ali, dua orang asing yang tak sengaja bertemu pada satu momen. Namun, koneksi keduanya justru terjalin beberapa waktu kemudian ketika keduanya berada di titik terendah dalam kehidupan masing-masing. Stephanie baru saja mengalami kecelakaan kerja dan Ali masih belum bisa memberikan kestabilan finansial serta emosi untuk putra kecilnya. Di tengah berbagai kesulitan hidup itu, mereka berhasil membangun koneksi yang indah dan bermakna.
2. Black Dog (2024)

Gak hanya sesama manusia yang bisa menjalin ikatan, Black Dog bisa jadi salah satu demonstrasi menarik bilamana 2 jiwa yang tersesat datang dari 2 spesies berbeda. Film pemenang Un Certain Regard pada ajang Cannes Film Festival ini mengikuti mantan anggota geng motor bernama Lang (Eddie Peng) yang baru keluar dari penjara. Tobat, ia lantas memilih untuk mencari nafkah dengan ikut sayembara memusnahkan anjing liar di Beijing selama persiapan Olimpiade 2008. Namun, ia justru bertemu dengan seekor anjing liar yang perlahan jadi sobat karibnya.
3. Lost in Translation (2004)

Tidak harus berakhir romantis, pertemuan dua jiwa yang tersesat bisa pula berupa hubungan platonik seperti yang terjadi dalam film Lost in Translation. Ceritanya tentang pertemuan seorang perempuan muda dengan pria paruh baya di Tokyo. Sama-sama kesepian dan hilang arah, mereka justru menemukan kenyamanan satu sama lain. Sampai sekarang, film ini masih jadi salah satu film drama tersukses yang pernah dirilis Sofia Coppola.
4. Cold War (2018)

Cold War berkutat pada dua sejoli bernama Wiktor (Tomasz Kot) dan Zula (Joanna Kulig) yang dipertemukan, tetapi kemudian dipisahkan oleh keadaan. Selama beberapa dekade kemudian, mereka beberapa kali bertemu, tetapi tak pernah benar-benar bisa bersama dalam waktu lama. Film tragis ini berhasil meraih belasan nominasi bergengsi pada level global dan regional Eropa, termasuk Academy Awards dan European Film Awards.
5. Peak Season (2023)

Khas film indie Amerika, premis film Peak Season cukup sederhana. Ia mengikuti pertemuan seorang perempuan kota yang menghargai kestabilan dengan pria berjiwa bebas di Wyoming. Koneksi dan rasa saling tertarik terbangun di antara keduanya. Namun, bisakah mereka berkompromi dan mengorbankan prioritas masing-masing untuk bersama?
6. In the Mood for Love (2000)

Disebut salah satu film terbaik Wong Kar Wai, In the Mood for Love berkutat pada pertemuan dua orang yang sama-sama sedang mengalami krisis dalam hubungan percintaan mereka. Berada di titik terendah, hal tersebut tanpa sengaja membuat mereka bisa saling memahami dan membentuk koneksi. Apa jangan-jangan ini semua hanya trauma bond?
7. The Lunchbox (2013)

Sama-sama kesepian, dua orang di Mumbai tak sengaja berkorespondensi lewat surat karena sebuah kotak makan siang yang salah antar. Ikatan ini bisa terbangun karena rasa respek yang tak pernah didapat salah satu karakternya dari orang terdekatnya sendiri. Manis, menghangatkan hati, dan tak berakhir klise, The Lunchbox bisa jadi salah satu film India terbaik yang wajib ditonton sekali seumur hidup.
8. Memory (2023)

Berlatar New York, Memory adalah film indie yang dibintangi Jessica Chastain sebagai Sylvia dan Peter Sarsgaard sebagai Saul. Keduanya dipertemukan dalam sebuah sesi konseling untuk pengidap adiksi alkohol. Sebuah insiden terjadi dan tersingkap fakta bahwa Saul mengidap demensia. Keluarga Saul kemudian menawarkan pekerjaan merawat Saul secara paruh waktu untuk Sylvia. Dari sini, ikatan keduanya mulai terbentuk dan Sylvia mulai membuka diri tentang masa lalunya yang tak kalah gelap.
Pertemuan dua orang asing dalam film yang berakhir jadi cinta sudah biasa. Namun, kalau ditambahi bumbu trauma dan perbedaan nilai maupun latar belakang, film-film tersebut bisa langsung naik kelas. Itulah gunanya psikoanalisis dalam pembuatan film. Perannya penting untuk membentuk keseruan dan kedalaman plot.