Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Detroit (dok. Annapurna Pictures/Detroit)
Detroit (dok. Annapurna Pictures/Detroit)

Tagar #DaruratKekerasanAparat sedang digaungkan di X sebagai buntut dari kekecewaan rakyat atas perlakuan polisi saat menghadapi gelombang demonstrasi Kawal Putusan MK di beberapa wilayah di Indonesia sepanjang akhir Agustus 2024. Miris, mengingat polisi didanai dari pajak rakyat (sebagian besar penghasilan negara datang dari pajak bila merujuk data Badan Pusat Statistik 2022—2024) dan Kepolisian Negara RI (Polri) masuk dalam daftar lima kementerian/lembaga yang dapat anggaran terbesar berdasarkan melansir rilis resmi Kementerian Keuangan. 

Dalam riwayatnya, memang hampir semua negara pernah punya masalah dengan brutalitas polisi. Setelah kasus George Floyd pada 2020, seruan "Defund the Police" menggema di Amerika Serikat. Beberapa negara, seperti Inggris, Irlandia, Selandia Baru, Norwegia, dan Islandia, bahkan sudah lama tidak mempersenjatai polisi untuk menghindari tragedi serupa. Alih-alih melakukan hal serupa, masih banyak negara yang abai dengan keselamatan warganya di tangan polisi. 

Biar lebih paham seberapa mengerikannya ketika polisi diberi kekuasaan, privilese, termasuk impunitas, coba tonton beberapa rekomendasi film tentang brutalitas polisi berikut. Parahnya, tak sedikit yang disadur dari kejadian nyata. 

1. Detroit (2017)

Detroit (dok. Annapurna Pictures/Detroit)

Sesuai judulnya, latarnya Kota Detroit pada 1967 yang sedang dilanda kerusuhan rasial akibat razia yang dengan strategis menyasar klub-klub malam milik warga kulit hitam. Ada beberapa rentetan insiden selama kerusuhan berlangsung, tetapi salah satu yang paling mematikan terjadi di Algiers Motel. 

Semua bermula dari suara tembakan yang berasal dari salah satu kamar. Polisi mengira itu adalah aksi penembak jitu. Dengan cepat, aparat keamanan mengepung hotel tersebut. Namun, bukannya menemukan apa yang mereka cari, beberapa orang tak berdosa yang justru mati di tangan polisi. Film karya Kathryn Bigelow ini mereka ulang tragedi nyata itu sampai proses pengadilan tiga oknum polisi yang terlibat. 

2. Leave No Traces (2021)

Leave No Traces (dok. Modern Films/Leave No Traces)

Leave No Traces terinspirasi dari tragedi nyata di Polandia pada1983 ketika mereka masih menganut ideologi komunisme. Dua bocah SMA, Jurek Popiel (Tomasz Zietek) dan Grzegorz Przemyk (Mateusz Górski), tiba-tiba ditangkap di tengah pemberlakuan martial law seiring gelombang protes yang mengguncang otoritas setempat. Di kantor polisi, keduanya dianiaya dan Grzegorz terkapar lemah.

Sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong dan sang remaja meninggal 2 hari kemudian. Ibu Grzegorz dan Jurek sebagai saksi kunci pun bertekat mencari keadilan. Namun, mereka harus melawan konspirasi aparat yang hendak menyelamatkan nama baik mereka sendiri. 

3. Fruitvale Station (2013)

Fruitvale Station (dok. Significant Productions/Fruitvale Station)

Masih berdasar kisah nyata, Fruitvale Station merupakan reka ulang insiden di sebuah stasiun kereta bawah tanah di New York pada 2009. Insiden bermula dari pertikaian sekelompok pemuda yang berhasil dilerai polisi. Salah satu yang terlibat adalah Oscar Grant (Michael B. Jordan). 

Saat ditahan untuk diinterogasi di pinggir stasiun, seorang polisi tiba-tiba melepaskan tembakan yang tepat mengenai punggungnya. Grant tewas seketika. Kejadian itu terekam kamera amatir penumpang dan viral di media sosial, menekan polisi untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan anggota mereka. 

4. On My Skin (2018)

On My Skin (dok. Netflix/On My Skin)

Brutalitas polisi yang berakhir fatal juga pernah terjadi di Italia pada 2009. Korbannya adalah pemuda bernama Stefano Cucchi (Alessandro Borghi) yang terpergok sedang melakukan transaksi narkoba dan diamankan di kantor polisi. Di sana, ia disiksa selama diinterogasi. Saat mengeluh ada yang salah dengan tubuhnya setelah penganiayaan, polisi tak menggubrisnya. 

Ia dipindahkan dari satu pos ke pos lain untuk menjalani proses dokumentasi perkara dan akhirnya divonis hukuman penjara. Beberapa hari setelah berada di penjara, Cucchi ditemukan tewas. Jenazahnya penuh luka dan lebam yang membuat keluarga melayangkan gugatan dugaan penganiayaan berujung kematian. 

5. La Haine (1995)

La Haine (dok. Janus Films/La Haine)

Disebut salah satu film Prancis terbaik, La Haine tak kalah pedas saat bicara brutalitas polisi. Meski fiktif, film karya Mathieu Kassovitz merupakan potret realitas kehidupan kelompok minoritas di Paris. Mereka biasanya mendiami kawasan pinggiran kota yang jauh dari kesan glamor dan parahnya sering jadi korban fitnah polisi.

Film ditulis dari perspektif tiga pemuda yang mewakili etnik minoritas di Prancis, yakni Arab, Yahudi, dan Afrika. Setelah mendengar salah satu rekan mereka koma setelah dipukuli polisi saat demonstrasi, rasa kesal dan marah membuncah di benak mereka. Sesuai judulnya, "la haine" yang berarti "hatred" dalam bahasa Inggris, Kassovitz mengeksplorasi kemungkinan terburuk dari bilamana kebencian yang dipupuk subur. 

6. The Stronghold (2019)

The Stronghold (dok. StudioCanal/The Stronghold)

Berlatar Prancis, The Stronghold juga terinspirasi skandal nyata yang pernah meliputi satuan polisi di Marseille pada 2012. Dikenal sebagai wilayah dengan angka kriminalitas tertinggi di negeri itu, sekelompok polisi justru memanfaatkan keadaan dengan membentuk jaringan pengedar narkoba.

Film diawali dengan upaya mereka merebut wilayah distribusi yang selama ini dipegang geng kriminal. Penganiayaan, pemerasan, dan pengancaman pun mereka lakukan demi itu. Tak lama setelahnya, operasi ilegal mereka terbongkar dan beberapa harus menanggung akibatnya. 

7. Les Miserables (2019)

Les Miserables (dok. European Film Awards/Les Miserables)

Les Miserables berlatarkan kawasan pinggiran Paris yang didominasi penduduk berlatarbelakang imigran. Film dimulai dengan romantisasi persatuan Prancis yang didorong kemenangan timnas sepak bola pria mereka di Piala Dunia 2018. Namun, itu semua hanya angan-angan belaka karena polisi masih bertindak semena-mena pada penduduk keturunan imigran. 

Ketidakadilan itu dipotret sutradara  Ladj Ly lewat sosok polisi bernama Stéphane Ruiz (Damien Bonnard) yang baru saja dipindahtugaskan ke kawasan bernama Montfermeil. Di sana, ia harus bekerja bareng polisi-polisi korup dan brutal yang gemar menyalahgunakan kekuasaannya. Masalahnya, kali ini mereka harus berurusan dengan bocah yang memilih untuk melawan. 

8. Blindspotting (2018)

Blindspotting (dok. Lionsgate Films/Blindspotting)

Blindspotting memotret persahabatan dua pria beda ras di Amerika Serikat, yakni Collin (Daveed Diggs) dan Miles (Rafael Casal). Keduanya sama-sama mengalami guncangan mental hebat karena isu yang berbeda.

Collin terguncang saat ia jadi saksi penembakan brutal yang dilakukan polisi terhadap seorang pemuda kulit hitam. Sementara, Miles punya kekhawatiran sendiri yang tak kalah pelik. Film ini mengupas beberapa isu sekaligus, mulai dari diskriminasi rasial, polemik kepemilikan senjata, sampai gentrifikasi. 

7. The Hate U Give (2018)

The Hate U Give (dok. 20th Century Studios/The Hate U Give)

Diadaptasi dari novel berjudul sama, film ini mengikuti Starr (Amandla Stenberg), saksi kunci dari kematian rekannya di tangan polisi. Semua bermula dari kecurigaan berlebih polisi yang berujung pada penembakan dengan dampak fatal. Starr yang masih remaja dipaksa menghadapi dua pilihan, menyuarakan keadilan untuk sang rekan dengan segala risikonya atau diam untuk mencari aman. 

Brutalitas polisi sudah jadi rahasia umum di banyak negara. Namun, itu ternyata belum cukup membuat mereka jera, apalagi dengan adanya indikasi impunitas. Pertanyaannya, sampai kapan korban harus terus berjatuhan? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team