9 Serial Animasi Dark Fantasy di Netflix, Ada The Grimm Variations

Castlevania telah mengukir tinta emas dalam sejarah adaptasi video game ke layar kaca. Dengan narasi yang kuat dan visual yang memukau, serial ini berhasil menghidupkan kembali legenda vampir yang ikonik dengan sentuhan modern yang segar. Tak hanya aksi dan pertempuran yang intens, Castlevania juga menawarkan kedalaman karakter dan plot yang rumit, yang turut diaplikasikan pada sekuelnya, Castlevania: Nocturne (2023–sekarang).

Berjalan selama tiga musim dengan total lima bagian, Disenchantment dibuat oleh Matt Groening, sineas di balik kesuksesan The Simpsons dan Futurama. Serial ini mengisahkan petualangan Putri Bean yang keras kepala, Elfo yang naif, dan Luci yang nakal, dalam sebuah dunia fantasi yang kaya akan satire dan petualangan. Kisah mereka yang penuh warna ini tak hanya mengundang tawa, tetapi juga mempertanyakan norma-norma sosial secara kritis.

B: The Beginning menggabungkan fantasi, kriminal, dan misteri dalam sebuah anime yang memikat. Diproduksi oleh Production I.G, serial ini mengeksplorasi tema tentang "manusia baru" yang diharapkan dapat menciptakan perdamaian universal, tetapi malah terjerat konspirasi kelompok jahat. B: The Beginning menyuguhkan drama yang intens dan penuh teka-teki, sekaligus memperkenalkan sederet karakter ikonik, seperti Keith Flick dan Koku.

Walau hanya berjalan satu musim, The Dark Crystal: Age of Resistance berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi para penonton setia Netflix. Serial ini diatur sebagai prekuel dari film berjudul sama tahun 1982, menyoroti perjuangan tiga Gelfling—Rian, Brea, dan Deet—dalam menyelamatkan planet mereka dari kekuatan jahat. Menggabungkan kisah klasik dengan inovasi naratif, serial ini berhasil membawa pulang berbagai piala, termasuk Outstanding Children's Program di Emmy 2020.

Selain Castlevania, Dragon's Dogma juga merupakan serial animasi adaptasi game populer yang patut masuk dalam daftar tontonanmu. Serial arahan Shinya Sugai ini menceritakan tentang perjalanan Ethan, seorang pahlawan yang bertekad membalas dendam pada naga yang telah mencuri hatinya. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan berbagai iblis yang menguji keberaniannya dan, melalui berbagai pertarungan sengit, mulai mengikis kemanusiaannya.

Blood of Zeus menghadirkan kisah epik Heron, seorang manusia biasa yang menemukan takdirnya sebagai anak Zeus, yang bertujuan menyelamatkan dunia dari pasukan setan. Dengan latar belakang mitologi Yunani yang kaya, serial ini menawarkan twist cerita yang orisinal dan karakter-karakter yang mendalam. Sukses lewat musim pertama dan kedua, Blood of Zeus dikabarkan akan kembali dengan lebih banyak aksi dan drama mitologis yang seru di musim ketiganya.

Pernah membayangkan dunia di mana sihir dan pedang bertabrakan dengan irama heavy metal? BASTARD!! -Heavy Metal, Dark Fantasy- membawa penonton ke dalam fantasi gelap yang penuh dengan aksi dan musik yang memompa adrenalin. Diadaptasi dari manga klasik berjudul sama, serial ini menantang batas-batas narasi anime tradisional lewat kisah Dark Schneider.

Alkisah, Dark Schneider adalah seorang penyihir kuat yang berusaha menguasai dunia dengan pasukannya. Namun, dalam serangkaian peristiwa yang tak terduga, ia malah terjebak dalam tubuh seorang remaja imut bernama Lucien Renlen.

Berlatar Jepang feodal, Ōoku: The Inner Chambers menggambarkan sejarah alternatif di mana wanita mendominasi struktur kekuasaan. Serial ini mengikuti kisah Arikoto Madenokoji, biarawan yang terpaksa menjadi selir, yang harus menavigasi hierarki sosial yang terbalik dengan kecerdikan dan keteguhan hati. Di balik drama dan konflik yang memikat, serial ini juga menawarkan wawasan menarik tentang peran gender dalam masyarakat.

The Grimm Variations menghadirkan sentuhan gelap pada dongeng-dongeng terkenal, seperti Little Red Riding Hood dan Hansel and Gretel. Serial hasil kolaborasi antara Wit Studio dan CLAMP ini mengambil format antologi, di mana setiap episode menampilkan kisah yang berbeda. Dalam enam episode yang ada, The Grimm Variations memberikan interpretasi yang unik untuk setiap cerita klasik tersebut.

Salah satu episode yang paling menonjol adalah pembukanya, yakni "Cinderella". Alih-alih digambarkan sebagai gadis baik hati yang pasif, Cinderella, dalam wujud seorang anak yatim piatu bernama Kiyoko, ditampilkan sebagai sosok yang cerdik dan penuh manipulasi. Bikin merinding!

Sembilan judul di atas menjadi bukti kalau genre fantasi tak harus selalu berakhir dengan "happily ever after". Netflix, dengan kreativitas tanpa batas dan penceritaan yang inovatif, berhasil membawa penonton ke dunia yang lebih gelap, tapi sama menariknya. Gimana, tertantang untuk menyelami kedalaman cerita yang mereka tawarkan?