Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan Narasi

Kekonyolan Deadpool gak habis-habis!

Dua tahun lalu, jagad perfilman super hero dunia dikejutkan dengan kehadiran sosok pahlawan -atau dalam konteks Deadpool lebih cocok disebut anti hero- yang menentang stereotip. Kalau biasanya pembela kebenaran memiliki perilaku yang santun, serius dan patut dijadikan contoh, Deadpool dengan bangga mempertontonkan antonimnya. Namun, Deadpool justru berhasil mengerat hati penonton sehingga filmnya meraih sukses secara komersial serta menuai pujian dari kritikus.

Kini, sekuelnya tengah tayang di bioskop dan ceritanya berfokus pada upaya Wade Wilson alias Deadpool (Ryan Reynolds) dalam mencegah aksi Cable (Josh Brolin) yang datang dari masa depan membawa misi tersendiri. Deadpool tentu tidak sendirian dalam melancarkan aksinya, melainkan ditemani oleh rekan-rekannya yang lain.

Bukan hanya Negasonic Teenage Warhead (Brianna Hildebrand) dan Colossus (Stefan Kapicic), sekuel ini juga menghadirkan karakter-karakter baru seperti Domino (Zazie Beetz), Zeitgeist (Bill Skarsgaard), Bedlam (Terry Crews), Shatterstar (Lewis Tan), dan Peter (Rob Delaney).

Lantas, dengan kekonyolan tingkat ahli dan segerombolan teman baru, bagaimanakah kualitas Deadpool 2? Mari simak bersama uraiannya berikut ini.

1. Rentetan lelucon yang lebih menghibur

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiImpawards.com

Jika ditanya apa yang menjadi jualan utama karakter Deadpool, jawabannya adalah rasa humornya. Pasalnya, film keduanya ini benar-benar tidak kenal ampun dalam memborbardir penonton dengan banyolan tengil dan sindiran menyentil dari menit awal hingga terakhir.

Hasilnya bukan hanya film yang lebih entertaining dari pendahulunya, namun juga yang memiliki sajian komedi lebih tajam, berani dan sering menciptakan gemuruh tawa dari para penonton.

2. Ryan Reynolds turut menulis naskahnya

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiIndiewire.com

Lelucon-lelucon yang dilemparkan di dalam Deadpool 2 tentu tidak muncul dengan sendirinya. Para penulis naskah bertanggung jawab akan hal tersebut dan mereka bekerja dengan baik dalam menciptakan amunisi terkuat film ini. Ternyata, bukan hanya Rhett Reese dan Paul Wernick yang menjadi penulis skripnya (mereka berdua juga merupakan penulis film pertamanya) namun Ryan Reynolds ikut pula dalam membentuk naskahnya.

Melihat banyaknya lelucon jitu di film ini, sepertinya Ryan Reynolds bisa mempertimbangkan ranah stand-up comedy sebagai rencana cadangan kariernya kelak. 

3. Aktingnya juga mumpuni

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiCbr.com

Ngomong-ngomong soal Ryan Reynolds, dirinya membawa beban cukup berat karena kesuksesan Deadpool dua tahun silam membuat apa-apa yang terkait Deadpool kini bersinonim dengan namanya. Untungnya, bakat Ryan tidak terbantahkan dan dirinya terlihat semakin nyaman memerankan sosok berkostum merah-hitam tersebut. Bukan cuma itu, film ini juga memberikan kesempatan kepada Ryan untuk menunjukkan sisi rapuh karakter yang sering dipanggil merch with a mouth tersebut.

Meskipun hanya sedikit, namun adegan yang memamerkan vulnerability karakternya tersebut adalah salah satu momen terbaik filmnya. Adegan yang dimaksud terjadi hampir di penghujung film dan melibatkan kekasihnya, Vanessa (Morena Baccarin). Chemistry keduanya jempolan sekali!

4. Domino mencuri perhatian

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiBustle.com

Masih dari departemen akting, Deadpool 2 dianugerahi karakter baru yang sukses mencuri perhatian. Karakter tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Domino (Zazie Beetz). Sikapnya yang cuek sangat pas bersanding dengan kekuatan supernya yang membuat dirinya selalu hoki. Siapa yang tidak akan bersikap masa bodo kalau mengetahui dirinya selalu beruntung?

Meskipun tergolong aktris pendatang baru, Zazie terlihat sangat luwes memerankan Domino dan berhasil menyegarkan layar di setiap kemunculannya. Jika ke depannya ada Deadpool 3, siapa yang setuju kalau porsi tampil Domino wajib ditingkatkan?

5. Berani menentang ekspektasi sosial

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiNerdist.com

Kehadiran Domino juga semakin mengokohkan status franchise Deadpool sebagai “sarang”nya karakter-karakter yang melawan ekspektasi sosial. Pernah lihat pahlawan wanita dengan rambut afro dan bulu ketiak yang dibiarkan tumbuh seperti Domino? Atau sosok bertubuh baja namun berhati selembut sutra layaknya Colossus? Bagaimana dengan tokoh maskulin seperti Deadpool yang doyan bersikap lenjeh dan mahir menggunakan sepatu hak tinggi?

Keseluruhan penggambaran tersebut membuat Deadpool 2, meskipun awalnya akan terasa aneh, menjadi lebih realistis dan lebih representatif. Come on, mutan juga manusia dan manusia sudah pasti kompleks alias tidak sesederhana hitam-putih, kan?

6. Sayangnya, jalan cerita terasa repetitif

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiTheatlantic.com

Sebelumnya sempat dibahas kalau jokes Deadpool yang khas merupakan senjata pamungkas film ini. Sayangnya, saking fokusnya film ini terhadap hal tersebut, Deadpool 2 memberi kesan bahwa filmnya hanyalah vehicle atau sarana bagi para penulis naskahnya untuk melontarkan beragam lelucon ke bermacam target. Mulai dari film kompetitor, film lawas hingga film ini sendiri tidak luput dari sasaran mereka.

Film ini tidak malu-malu menyinggung penulisan ceritanya yang dicap malas atau sebagaimana Deadpool menyebutnya: lazy writing. Ironisnya, hal tersebut terasa nyata mengingat formula dan gimmick penceritaan film ini begitu mirip dengan film pertamanya. Berikut beberapa contohnya:

  • Kedua film sama-sama diawali dengan adegan maju-mundur. Keduanya dibuka dengan suatu adegan yang kemudian dijelaskan dengan cara flashback.
  • Vanessa sama-sama menjadi motivasi atas tindak-tanduk Deadpool.
  • Ingat lelucon tangan Deadpool yang tumbuh kembali di film pertama? Film keduanya ini kembali menggunakan guyonan macam itu.
  • Negasonic Teenage Warhead dan Colossus tidak ubahnya menjadi sosok yang seakan-akan eksis hanya untuk membantu Deadpool layaknya di film pertama.

7. Kurangnya pengembangan karakter

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiComicbookmovie.com

Kesamaan-kesamaan di poin sebelumnya membuat Deadpool 2 bagaikan berjalan di tempat. Ditambah lagi, pengembangan karakter Deadpool terkesan setengah-setengah dan karakter pendukung lain pun tidak terlihat perkembangannya.

Yang paling parah terkena dampaknya adalah duo Negasonic Teenage Warhead dan Colossus. Dua film berlalu, penonton tidak akan tahu lebih banyak tentang Negasonic dan Colossus saat melangkahkan kaki ke luar bioskop. Sungguh disayangkan mengingat keduanya memiliki peranan cukup penting sejak film pertama Deadpool.

8. Villain yang gagal memberikan kesan

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiIrmonline.com

Membahas film adaptasi komik rasanya tidak lengkap tanpa menyertakan villain-nya. Ialah Cable (Josh Brolin) yang bernama asli Nathan Summers yang digadang-gadang menjadi musuh utama film ini. Sebagai villain, Cable kurang memberikan dampak berarti terhadap filmnya.

Karakterisasinya sama tipisnya dengan rekan-rekan tokoh pendukung yang lain. Beruntung Cable dimainkan oleh Josh Brolin yang dari sananya sudah berkarisma (Josh juga memerankan Thanos yang jauh lebih meninggalkan kesan di Avengers: Infinity War). Jika yang memerankannya aktor lain, Cable sudah pasti hanya akan menjadi tokoh yang sekedar lewat saja.

9. Keseluruhan film terasa kurang kohesif

Deadpool 2, Penuh Humor Tengil Namun Kurang Kepaduan NarasiWallpaperflare.com

Terakhir, Deadpool 2 sayangnya juga gagal menjadikan filmnya menjadi satu kesatuan yang padu. Dari perspektif cerita, antara satu adegan dengan yang lainnya terasa disatukan seadanya saja. Apabila franchise ini akan berumur panjang, semoga ke depannya pihak studio dapat memberikan perhatian lebih kepada naskahnya. Apa artinya film yang memiliki antisipasi kuat jika pada akhirnya narasinya loyo?

Kesimpulannya, Deadpool 2 terasa seperti serangkaian lelucon yang dijahit menjadi suatu film. Hal tersebut menyebabkan filmnya terkesan fragmented alias terpecah-pecah. Singkatnya, film ini seakan menjunjung paham jokes over substance: hanya guyonan, (hampir) tanpa isi.

Jika boleh saran, untuk yang belum nonton, silakan sesuaikan ekspektasi saat menginjakkan kaki ke bioskop. Tidak usah pula menganggap serius apa pun yang disajikan oleh film ini. Dengan begitu, kalian seharusnya bisa menikmati Deadpool 2 dengan lebih optimal. Film ini juga memiliki post-credit scene yang munculnya cukup awal sehingga kalian tidak perlu menunggu sampai closing credits benar-benar habis.

Ahmad Wildan Photo Verified Writer Ahmad Wildan

Your Sociable Movie Guy. IG: @wildanahmd

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya