5 Rekomendasi Film Komedi Indonesia dengan Kearifan Lokal

Ada kelakar yang lebih tersampaikan dengan bahasa daerah

Film komedi Indonesia sudah menjalani sejarah panjang sejak post-war era di tahun 1950-an. Namun, baru tahun 2010-an film komedi Indonesia berani menggunakan bahasa daerah secara penuh maupun 50 persen.

Tidak hanya bahasa daerah saja, setting kedaerahan dan kearifan lokal juga mulai digali sejak 2010-an, terlepas bahwa FTV yang mengawali setting di tempat-tempat, seperti Yogyakarta maupun Bali.

Berikut adalah rekomendasi lima film komedi angkat kearifan lokal yang patut kamu tonton kembali!

1. Yowis Ben - 2018

https://www.youtube.com/embed/PvjiH2U6G-Q

Disutradarai oleh Fajar Nugros, YOWIS BEN berkisah tentang Bayu (Bayu Skak) yang menyukai Susan (Cut Meyriska) sejak lama. Namun, merasa minder dengan keadaan dirinya yang pas-pasan, Bayu kemudian memendam perasaan.

Film yang 100 persen berbahasa Jawa khas Malang, Jawa Timur, ini juga sebagai pembuktian bahwa film berbahasa daerah mampu bersaing dengan film-film Indonesia yang bertema urban. Terbukti YOWIS BEN meraih penghargaan di festival-festival film, seperti Festival Film Bandung 2018 dan Penghargaan dari Lembaga Sensor Film.

2. Tabula Rasa - 2014

https://www.youtube.com/embed/wHeJ_QdWB8Y

Tabula Rasa berkisah tentang Hans (Jimmy Kobogau), pemuda asal Papua yang direkrut oleh tim sepak bola di Jakarta berkat bakatnya dalam bermain bola. Namun, gara-gara cedera kaki, Hans didepak dari timnya dan terpaksa menggelandang di Jakarta. Di tengah keputusasaannya karena kelaparan, Hans berniat bunuh diri.

Hans lantas ditolong oleh Mak, pemilik rumah makan Padang. Mak yang iba dengan Hans memberinya makan gulai kepala ikan yang langsung disantap penuh syukur. Mak akhirnya meminta Hans untuk bantu-bantu dengan bayaran makan dan tempat tinggal karena tak tega melihat Hans menggelandang lagi. 

Banyak elemen-elemen dari budaya Minang, terutama problematika umum para perantau yang membuka rumah makan Padang di Jakarta. Ditambah lagi interaksi budaya antara Hans dengan Mak yang sangat berbeda jauh ternyata bisa dipersatukan dalam kuliner. Dialek yang digunakan juga banyak didominasi bahasa Minang dan Papua.

Baca Juga: 10 Film Horor Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Mana Film Favoritmu?

3. Punk In Love - 2009

https://www.youtube.com/embed/T5VtCYjtcpQ

Punk in Love menceritakan 4 anak punk yang berasal dari Malang, yaitu Almira (Aulia Sarah), Arok (Vino G. Bastian), Mojo (Yogi Finanda), dan Yoji (Andhika Pratama).

Suatu hari, Arok berniat bunuh diri dengan meloncat dari kantor Departemen Agama karena mendapat kabar bahwa pujaan hatinya, Maia (Girindra Kara), akan dinikahkan dengan pemuda lain di Jakarta 5 hari mendatang.

Film yang bergenre road movie ini juga mengangkat dialog berbahasa Jawa khas Malang, Jawa Timur. Bahkan, mungkin film ini yang pertama mengawalinya sebelum YOWIS BEN. Punk in Love disutradarai oleh Ody C Harahap yang sukses dengan Kawin Kontrak dan 30 Hari Mencari Cinta

4. Mekah I'm Coming -2020

https://www.youtube.com/embed/GRYyEIygP2E

Film Mekah I'm Coming ini mengambil setting di Solo serta dialognya menggunakan 50 persen bahasa Jawa, khususnya Jawa Tengah. 

Disutradarai oleh sutradara asal Solo, Jeihan Angga, sekaligus diproduksi Dapur Films, film Mekah I'm Coming bercerita tentang sepasang kekasih bernama Eddy dan Eni. Eddy (Rizky Nazar) adalah pengusaha yang mengelola bengkel warisan ayahnya. Sementara Eni (Michelle Ziudith) adalah seorang penyanyi kasidah. Cinta mereka hampir kandas karena Eni akan dijodohkan dengan pemuda kaya bernama Pitoyo (Dwi Sasono) demi melunasi hutang ayahnya.

5. Jack - 2019

https://www.youtube.com/embed/pLeXmRaCxR4

Satu lagi film full berbahasa Jawa muncul. Kali ini datang dari Surabaya. Jack bercerita tentang seorang pemuda keturunan Arab bernama Jack (Arief Wibhisono).

Film ini dirilis di tahun 2019. Film garapan sebuah rumah produksi asli Surabaya, Air Films, ini memunculkan banyak elemen-elemen khas kota Surabaya seperti Bahasa Jawa Suroboyoan, budaya supporter Persebaya atau Bonek, maupun pisuhan (umpatan khas Surabaya).

Suatu ketika Jack berkenalan dengan gadis keturunan China, Meyling (Grace Tie), yaitu anak tunggal Koh Halim (Hengky Kusuma), juragan toko obat cina ternama di Surabaya. Sejak saat itu Meyling mengubah hidup Jack.

Namun, Hubungan Jack dengan ayahnya memanas ketika Wak Dollah tahu hubungan Jack dengan Meyling. Wak Dollah beralasan bahwa perbedaan ras dan agama Meyling tidak bisa terjadi.

Sudah sepatutnya kita apresiasi film-film yang mengangkat tema-tema kearifan lokal Indonesia ini. Jangan lupa tambahkan sederet rekomendasi film komedi Indonesia di atas di daftar tontonan kamu berikutnya, ya!

Baca Juga: 11 Film dan Serial Dibintangi Rizky Nazar, Terbaru Film Gatot Kaca

akhmad alfan Photo Verified Writer akhmad alfan

Patience and preserverence Follow me at IG:@alfanrahadi, Twitter:@alfanrahadi and FB :@alfanrahadi. Kindly read also radioastronot.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya