6 Rekomendasi Film Noir Karya Sutradara Indonesia, Keren Abis!

Sisi gelap dalam kehidupan urban Indonesia #IDNTimesHype

Film noir adalah genre film yang mengetengahkan latar tempat dengan pencahayaan gelap dan terang. Dimulai sejak tahun 1940-an dengan tema drama kriminal dan kehidupan era depresi, film noir hampir selalu menyajikan kisah drama berlatar mafia, gangster dan kehidupan depresif urban yang dekat dengan kriminalitas. 

Bisa dibilang bahwa drama kriminal adalah film noir. Namun beranjak ke tahun 1980-an, secara estetis, visual film noir tidak lagi hanya mengandalkan pencahayaan gelap terang. Film neo-noir kemudian menyajikan dua kemungkinan.

Pertama yaitu memindahkan setting ke tempat terang namun tetap menyajikan sisi kriminalitas dan tensi seksual, atau tetap menyajikan ciri film noir lama dengan latar futuristik seperti film Blade Runner yang akhirnya melahirkan genre cyberpunk. 

Film Indonesia juga tak kalah dengan film-film noir barat. Dengan realita kehidupan metropolitan Jakarta yang menyimpan sisi gelapnya serta sejarah korupsi, kekerasan, kerusuhan, dan pembantaian di Indonesia.

Ternyata, Indonesia kaya akan ide untuk memproduksi film noir. Berikut ulasan enam rekomendasi film noir karya anak bangsa yang pernah menghiasi layar lebar Tanah Air. Tentunya keren abis!

1. Jakarta Undercover

https://www.youtube.com/embed/ywAe09BE_H8

Diangkat dari nover best seller karya Moammar Emka, Jakarta Undercover pernah diangkat menjadi film pada tahun 2007 sebelum versi 2017.

Bercerita tentang seorang jurnalis bernama Pras (Oka Antara) yang ingin karirnya lebih bermakna. Cita-citanya adalah ingin menjadi jurnalis handal dan juga seseorang yang bisa berguna bagi sesama.

Di tengah momen kekalutannya, Pras berkenalan dengan Awink (Ganindra Bimo) dan Laura (Tiara Eve). Kemudian melalui Awink, Pras mulai menyelami dunia bawah tanah Jakarta sebut saja terbukalah gerbang perkenalan dengan The King of Party di Jakarta, Yoga (Baim Wong).

Dari sinilah konflik antara karir Pras dan orang-orang yang menjadi penting dalam hidupnya dimulai. Kisah pengkhianatan sangat mewarnai film ini dengan benang merah konflik cita-cita dan persahabatan.

Jakarta Undercover menyuguhkan sebuah realita pada penonton bahwa kehidupan bawah tanah Jakarta masih kalah kelam dengan pergolakan batin manusia.

2. Novel Tanpa Huruf "R"

https://www.youtube.com/embed/I9usl5PvRhE

Disutradarai oleh Aria Kusumadewa dan diproduseri Lola Amaria, Novel Tanpa Huruf R menceritakan kisah dengan batas kenyataan dan khayalan menjadi tak jelas sekaligus alasannya.

Film ini dimulai dengan cerita tokoh Drum (Agastya Kandou) yang sejak kecil mengalami kekerasan. Ibu Drum hilang di laut ketika mereka melarikan diri dari desanya. Tanpa alasan yang jelas Drum dan ibunya dikejar tanpa henti.

Ayah Drum meninggal ditabrak mobil di depan matanya sendiri. Kekasih Drum, gadis tionghoa, meninggal sebagai korban kerusuhan yang tanpa sebab yang jelas.

Flashback di masa dewasa Drum ketika ia menjadi wartawan kriminal dan menulis novel. Ternyata novel Drum laris, hingga datang Air Sunyi (Lola Amaria), seorang mahasiswi yang tertarik dengan karyanya untuk bahan penulisan skripsinya. 

Namun, interaksi antara Air dan Drum ternyata berjalan absurd dan brutal. Film ini seakan mengingatkan kita pada film-film new wave cinema ala Hong Kong yang surealis dan mengejar kesempurnaan artistik atau 'art cinema'. Namun, tak lupa menyelipkan realita-realita gelap yang terjadi.

3. Jakarta vs Everybody

https://www.youtube.com/embed/dfPBHv-jsjo

Disutradarai Robby Ertanto Soediskam, Jakarta, City of Dreamers atau yang kini berjudul Jakarta vs Everybody menceritakan kisah Dom (Jefri Nichol) seorang pemuda berumur 23 tahun yang pergi ke Jakarta untuk meraih mimpinya menjadi aktor.

Namun ternyata tak semudah yang Dom kira, ia harus melalui berbagai rintangan yang membuatnya menyingkirkan mimpinya sejenak. Dalam perjalanan menuju mimpinya, Dom berkenalan dengan Pinkan (Wulan Guritno) dan Radit (Ganindra Bimo) dua pengedar narkoba yang membuka mata akan realita keras Jakarta. 

Akhirnya, Dom ikut bergabung menjadi kurir narkoba dengan Pinkan dan Radit. Dengan bakat aktingnya, Dom mengedarkan narkoba dengan lancar dan lolos dari kecurigaan aparat. Pinkan yang merupakan bandar juga menjadi atasan dari Dom, mengajari Dom seluk beluk menjadi kurir narkoba.

Kemudian di suatu kesempatan, Dom berkenalan dengan Khansa (Dea Panendra), perias mayat yang mencoba menarik Dom mengingatkan kembali niat dan cita-cita awal Dom ke Jakarta.

Sebelumnya sukses dengan film Ave Maryam, Robby Ertanto Soediskam kini juga menghadirkan kisah neo-noir Jakarta serta pilihan-pilihan sulit yang harus ditempuh demi bertahan hidup.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Pendek Indonesia yang Penuh Pesan Moral, Tonton Yuk

4. Kala - 2007

https://www.youtube.com/embed/mR4jkjXUOPg

Sebuah karya Joko Anwar yang ambisius yang memunculkan istilah Indonesian noir, Kala merupakan karya kedua setelah Janji Joni. Ber-setting di sebuah negara yang tak disebutkan namanya, namun sangat mirip dengan negara kita.

Kala menceritakan tentang kisah Eros (Ario Bayu), polisi yang sudah begitu apatis dengan masyarakatnya yang semakin sakit dan Janus (Fachri Albar), seorang wartawan pengidap penyakit narkolepsi. Penyakit yang diderita Janus selalu membuatnya tertidur di saat yang tidak tepat itu mengancam karir dan perkawinannya.

Kemudian Eros dan Janus akhirnya dipertemukan dalam satu titik di mana sebuah rekaman diam-diam dari seorang narasumber menyedot mereka ke pusaran gejolak yang berpotensi menguak rahasia besar masa lalu negara itu.

Banyak kepentingan pun memperebutkan rekaman tersebut dan mencoba menutupi kebenaran hingga menumpahkan darah.

5. Kuldesak - 1998

https://www.youtube.com/embed/BnoOBj3DUEc

Empat tokoh dan empat cerita yang saling bersinggungan dalam film Kuldesak ini disutradarai oleh empat orang, yaitu Riri Riza, Rizal Mantovani, Mira Lesmana dan Nan Achnas. Kuldesak merupakan film patungan dari para sineas muda waktu itu, serta aktor, dan pemusik yang beroperasi di bawah nama Day For Night Films.

Mengambil genre noir-comedy, Kuldesak bercerita tentang empat penduduk muda Jakarta pada akhir 1990-an. Lagi-lagi, mimpi menjadi konflik sentral dalam film ini. Mimpi yang tinggi namun tidak dibarengi dengan realita yang ada membuat keempat tokoh ini membuat pilihan- pilihan radikal.

Aksan (Wong Aksan) bermimpi untuk membuat suatu film, yang Aksan butuhkan hanya pendanaan, namun ayahnya yang kaya tidak mau menyokongnya. Andre (Ryan Hidayat) merupakan musisi galau yang merasa teridentifikasi dengan idolanya yaitu Kurt Cobain.

Dina (Oppie Andaresta) merupakan seseorang penjual tiket di bioskop yang terobsesi menjadi pembawa acara televisi terkenal. Lina (Bianca Adinegoro) bekerja untuk suatu agensi iklan di mana ia bekerja dibawah tekanan bosnya agar bekerja lembur.

Suatu malam, Lina diperkosa, namun alih-alih melaporkan kepada pihak berwajib, Lina memutuskan berniat main hakim sendiri. Soundtrack dari film ini yang dibawakan Ahmad Dhani dan Andra Ramadhan pun juga meraih penghargaan video terbaik MTV tahun 1999.

6. King of Rock City -2013

https://www.youtube.com/embed/vrWopfQVU0M

Merupakan salah satu film neo-noir Indonesia yang dirilis tahun 2013, King of Rock City seakan menyulap latar Jakarta menjadi seperti Compton atau Bronx namun tetap mempertahankan kearifan lokalnya.

Bandar narkoba, kekerasan geng, prostitusi seakan mengingatkan kita pada film-film noir hip-hop comedy seperti Friday maupun Boyz n The Hood atau bahkan yang terpopuler yaitu game GTA: San Andreas.

Bertabur peran-peran yang dimainkan para rapper nasional, King of Rock City bercerita tentang tiga sahabat Dey (Derry Neo), Ba’on (G-voiz) dan Sabun (Dallas Pratama) yang tinggal di kawasan marjinal di Jakarta.

Di tempat ini tidak ada kepastian, keamanan, apalagi harmoni. Dey tak kenal takut, Ba’on tak bisa bicara karena lidahnya terpotong, dan Sabun adalah pemuda alim. Dey dan Ba’on menjual ganja olahan Prof (Norman Akyuwen), sementara Sabun berjualan DVD bajakan tanpa sadar bahwa barang dagangannya pun tergolong ilegal.

Pada suatu hari Ba’on menolong Mel (Tya Arifin) yang nyaris kena rampok. Ba’on sudah lama memuja Mel, seorang model sekaligus bintang televisi. Dari situlah konflik di King of Rock City dimulai.

 

Itulah beberapa enam rekomendasi film noir Indonesia asli Indonesia yang menawarkan cerita tentang sisi gelap kehidupan urban yang sering kali absurd dan keras. Selamat menonton!

Baca Juga: 7 Film Karya Sutradara Wanita Indonesia yang Wajib Kamu Tonton

akhmad alfan Photo Verified Writer akhmad alfan

Patience and preserverence Follow me at IG:@alfanrahadi, Twitter:@alfanrahadi and FB :@alfanrahadi. Kindly read also radioastronot.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya