10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!

Film indie karya anak bangsa, ada Ave Maryam dan Paranoia

Intinya Sih...

  • Film independen adalah produksi mandiri dengan budget kecil, tanpa batasan genre atau produser besar.
  • What They Don't Talk When They Talk About Love mengangkat isu disabilitas di SLB, sementara Siti menceritakan kehidupan seorang penjual peyek jingking di Parangtritis.
  • Another Trip to the Moon, Wiji Thukul, Marlina, Ziarah, 27 Steps of May, Ave Maryam, dan Paranoia juga merupakan film indie Indonesia yang menarik untuk ditonton.

Film independen identik dengan cara produksi yang lebih mandiri, sehingga budget produksinya terbilang kecil. Tidak menggunakan studio yang besar, film indie menjadi tempat berekspresi pembuat film tanpa batasan genre ataupun keinginan produser besar.

Kebanyakan film independen memiliki genre yang unik dan jarang ditemui di film-film lainnya. Penasaran? Artikel berikut akan mengulas 10 film independen Indonesia yang harus kamu tonton, setidaknya sekali seumur hidup!

1. What They Don't Talk When They Talk About Love (2013)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!behind the scene film What They Don't Talk When They Talk About Love (youtube.com/cinesurya)

Mengangkat isu tentang penyandang disabilitas, What They Don't Talk When They Talk About Love mengambil tempat di sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB). Disutradarai oleh Mouly Surya, film ini dibintangi oleh beberapa aktor ternama seperti, Nicholas Saputra, Ayushita Nugraha, Karina Salim, dan Anggun Priambodo.

Mengisahkan tentang kehidupan asmara penyandang disabilitas yang bersekolah di SLB. Salah satunya adalah Diana (Karina Salim), gadis remaja dengan kelainan penglihatan yang bermimpi menjadi perempuan seutuhnya, tertarik dengan Andhika (Anggun Priambodo) seorang pria tuna netra.

Diana berusaha menarik perhatian Andhika dengan berbagai cara, seperti menggunakan parfum dan berdandan, meskipun Andhika tidak dapat melihat kecantikannya. Di sisi lain, Fitri (Ayushita Nugraha), wanita tuna netra yang suka hal-hal supranatural, menjalin asmara dengan Edo (Nicholas Saputra), seorang pria tuli yang telah lama menyukainya.

2. Siti (2014)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Siti (youtube.com/singaporeinternationalfilmfestival)

Disutradarai oleh Eddie Cahyono, film Siti pertama kali tayang pada acara Jogja-Netpac Asian Film Festival 2014. Tayang secara resmi di bioskop Indonesia pada tanggal 28 Januari 2016, Siti telah memenangkan beberapa penghargaan di luar negeri dan di dalam negeri, salah satunya pada Festival Film Indonesia 2015.

Berkisah tentang Siti (Sekar Sari), seorang perempuan penjual peyek jingking di Parangtritis yang juga menjadi pemandu karaoke di malam hari. Suaminya, Bagus (Ibnu Widodo), lumpuh setelah kecelakaan yang menenggelamkan kapal nelayannya dan menjebak Siti dalam utang.

Siti harus menghidupi keluarganya, termasuk ibu mertuanya, Darmi (Titi Dibyo), dan anaknya, Bagas (Bintang Timur Widodo), sambil membayar hutang. Di tengah tekanan hidupnya, Siti juga dihadapkan pada seorang polisi yang ingin menikahinya, dan konflik dengan suaminya yang tidak suka dengan pekerjaannya sebagai pemandu karaoke.

3. Another Trip to the Moon (2015)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Another Trip to The Moon (youtube.com/bosanberisiklab)

Another Trip to the Moon adalah sebuah film fantasi eksperimental surealis Indonesia yang disutradarai oleh Ismail Basbeth dan dibintangi oleh Tara Basro dan Ratu Anandita. Mengambil konsep penyampaian yang unik yaitu tanpa adanya dialog dan dengan jalan cerita yang surealis (keberadaan UFO yang dipadukan dengan kehidupan ala suku primitif).

Menceritakan kehidupan seorang anak dukun, Asa (Tara Basro) yang memilih tinggal di dalam hutan bersama Laras (Ratu Anandita). Mereka memiliki kehidupannya sendiri yang sederhana dan menyatu dengan alam. Laras meninggal dan mayatnya "diangkat" ke langit oleh sebuah UFO.

Pada suatu hari Manusia Anjing (Cornelio Sunny) orang kepercayaan Ibu Asa (Endang Sukeksi) datang untuk membawanya kembali pulang ke kota. Sesampainya dikota, seluruh kehidupan Asa pun mulai berubah. Ia mempunyai anak dengan Manusia Anjing. Namun, ia tak bahagia dengan kehidupan barunya ini dan kembali ke hutan.

4. Istirahatlah Kata-Kata (2016)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Istirahatlah Kata-Kata (youtube.com/aamkusuma)

Sebuah film biografi yang ditulis, disutradarai dan diproduksi oleh Yosep Anggi Noen ini mengangkat kisah tentang kehidupan seorang aktivis dan penyair yang hilang (Widji Thukul). Mengritik kentalnya budaya militer era Orde Baru dengan cara satir, lucu, dan cukup berbobot. 

Dibuka dengan narasi tentang pembentukan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang melawan peraturan perundangan saat itu. Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta pada Juli 1996, Thukul tetap nekat mengkritisi meski diancam. Dikambinghitamkan oleh pemerintah sebagai provokator, Thukul melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengasingan selama 8 bulan.

Keseluruhan nuansanya yang sunyi dan introvert, membuat pemilihan setiap perkataan, dan puisi dan bunyi yang dipilih menjadi sangat bermakna. Pada era sebelum reformasi itu, kritik lewat puisi saja sudah dianggap subversive dan Wiji Thukul berhasil menyuarakan perlawanan lewat karya-karya puisinya.

5. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (youtube.com/cinesurya)

Baca Juga: 11 Film Indie Internasional Terbaik 2023, Datang dari Beragam Genre 

Dibintangi oleh Marsha Timothy sebagai Marlina, film ini disutradarai oleh Mouly Surya dan  skenarionya ditulis oleh Rama Adi. Rilis pada 16 November 2017, film ini telah didistribusikan ke 18 negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada serta beberapa negara di Eropa dan Asia Tenggara. 

Mengambil tempat suatu padang sabana di Sumba, film ini mengangkat kisah tentang Marlina, seorang janda yang kediamannya didatangi oleh sekawanan tujuh perampok. Mereka mengancam nyawa, harta dan juga kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi, duduk di pojok ruangan.

Keesokan harinya, Marlina membawa kepala dari bos perampok yang ia penggal tadi malam untuk mencari keadilan. Marlina kemudian bertemu Novi (Dea Panendra) yang menunggu kelahiran bayinya dan Franz (Yoga Pratama) yang menginginkan kepala Markus. Markus yang tak berkepala juga berjalan mengikuti Marlina.

6. Ziarah (2017)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Ziarah (youtube.com/filmziarah)

Mengambil latar di Gunung Kidul, Yogyakarta, film yang disutradari oleh BW Purbanegara ini telah memperoleh beberapa penghargaan diantaranya Penulis Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia tahun 2016 dan Skenario Terbaik versi Majalah Tempo 2016. 

Ziarah bercerita tentang Mbah Sri yang mencari suaminya, yang ikut berperang saat Agresi Militer Belanda ke-2 pada tahun 1948. Namun, suaminya tak pernah kembali, meninggalkan Mbah Sri sebagai janda selama puluhan tahun. Mbah Sri memiliki keinginan untuk dimakamkan di sebelah makam suaminya, meskipun tidak mengetahui keberadaannya.

Pada tahun 2012, Mbah Sri bertemu dengan tentara veteran yang mengetahui lokasi suaminya tertembak oleh tentara Belanda pada tahun 1949. Selama pencariannya, Mbah Sri menyusuri sisa-sisa sejarah yang mengerikan dan dirinya menemukan sesuatu yang tidak pernah dia duga.

7. 27 Steps of May (2019)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film 27 Steps of May (youtube.com/27stepsofmay)

Disutradarai oleh Ravi Bharwani dan ditulis dan diproduksi oleh Rayya Makarim, film 27 Steps of May  tayang perdana di Plaza Indonesia Film Festival pada tanggal 15 Februari 2019. Selain itu juga sempat tayang pada Cambodia International Film Festival (CIFF).

Mengangkat kisah tentang May (Raihaanun) seorang gadis berusia 14 tahun yang diperkosa oleh sekumpulan orang. Karena sangat trauma akibat insiden ini, May menarik diri sepenuhnya dari kehidupan normalnya. Ayah May (Lukman Sardi) sangat terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga putrinya.

Ayah May adalah sosok yang lembut dan rela mengorbankan segalanya untuk putrinya, namun di arena tinju, dia menjadi petinju ganas untuk menyalurkan amarahnya. Selain itu, seorang pesulap yang menjadi tetangga May berhasil membawa May untuk memunculkan emosinya dan terus bergerak maju.

8. Ave Maryam (2019)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Ave Maryam (youtube.com/avemaryammovie)

Pertama kali tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 11 April 2019, Ave Maryam disutradarai, diproduksi, dan ditulis oleh Ertanto Robby Soediskam. Film ini juga dibintangi oleh Chicco Jerikho, Joko Anwar, Maudy Koesnaedi dan Nathania Angela.

Mengisahkan tentang hubungan terlarang antara seorang suster dan seorang pastor, Maryam (Maudy Koesnaedi), seorang wanita Muslim berusia 40 tahun yang merawat tujuh biarawati tua di rumah biarawati gereja. Di sana, Maryam dikenalkan kepada pastor baru, Yosef (Chicco Jericho).

Kehadiran Yosef membuat Maryam terpikat, meskipun mereka sadar bahwa hubungan mereka salah. Mereka pun diam-diam menjalin hubungan, mengakibatkan Maryam mengabaikan tugasnya sebagai suster. Akhirnya, Maryam memutuskan untuk meninggalkan gereja dan pergi meninggalkan segalanya. 

9. Kucumbu Tubuh Indahku (2019)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Kucumbu Tubuh Indahku (youtube.com/forkafilms

Meski sempat menuai kontroversi, film Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho ini berhasil mendulang prestasi karena meraih delapan penghargaan dari dua belas nominasi dalam Festival Film Indonesia 2019. Salah satunya adalah Pemenang Sutradara Terbaik.

Mengangkat kisah tentang perjalanan hidup seorang penari di sebuah desa kecil di Jawa. Juno (Muhammad Khan) Kecil, terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami. Di tengah kesengsaraannya, Juno pun bergabung dengan sanggar tari Lengger.

Seiring berjalannya waktu, Juno mulai mendapat perhatian dan kasih sayang dari berbagai tokoh penting dalam hidupnya. Mereka membantu Juno menemukan keindahan dalam kehidupan, seperti guru tarinya, bibinya yang seorang penjual ayam, pamannya yang seorang penjahit, seorang petinju, dan seorang Warok.

10. Paranoia (2021)

10 Film Indie Indonesia Terbaik Sepanjang Masa, Bikin Bangga!cuplikan trailer film Paranoia (youtube.com/milesfilms)

Film Paranoia yang disutradarai oleh Riri Riza ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti, Nirina Zubir, Nicholas Saputra, Lukman Sardi dan Caitlin North Lewis. Dengan durasi 102 menit, film thriller yang satu ini pertama kali tayang di bioskop Indonesia pada tanggal 11 November 2021.

Menghadirkan suasana yang menegangkan, film Paranoia menceritakan tentang Dina (Nirina Zubir) yang melarikan diri ke Bali bersama anaknya Laura (Caitlin North Lewis) karena dikejar oleh suaminya yang kerap kali melakukan KDRT, Gion (Lukman Sardi).

Demi menghilangkan jejak, Dina membawa anaknya tinggal nomaden hingga berganti identitas. Suatu hari Laura bertemu dengan Raka (Nicholas Saputra) sementara Dina berpapasan dengan teman Gion. Situasi ini membuat mereka ketakutan akan Gion yang mengetahui keberadaan mereka. 

Nah, itulah rekomendasi film independen buatan anak bangsa yang wajib kamu tonton setidaknya sekali seumur hidup. Gimana? Sungguh unik dan menarik, kan. Jadi, film mana nih yang mau kamu tonton terlebih dahulu?

Baca Juga: 4 Situs Nonton Film Indie Ini Sajikan Berbagai Genre, Betah Lama-lama

Fallo Aprilliana Photo Verified Writer Fallo Aprilliana

Movies enthusiast!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya