TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Klise yang Sering Ditemukan dalam Hampir Setiap Anime Shounen

Hampir setiap anime shounen punya lima hal klise ini, lho!

Izuku Midoriya (dok. Bones/My Hero Academia)

Bisa dibilang, shounen adalah genre yang paling populer dalam industri manga dan anime. Dimulai dari adegan pertarungan yang intens, ikatan persahabatan yang kuat, hingga latar belakang yang memilukan, anime shounen memiliki banyak alasan untuk disukai oleh penggemar anime.

Terlepas dari popularitasnya, tanpa disadari hampir setiap anime shounen menggunakan format yang sama. Karena penyampaiannya yang berbeda, penggemar sering tidak menyadari hal-hal klise yang terdapat di hampir setiap anime shounen.

Kali ini penulis sudah merangkum lima hal klise yang sering ditemukan dalam hampir setiap anime shounen. Langsung aja simak ulasannya berikut ini, ya!

1. Konsep from hero to zero

Inko memeluk Deku yang sedang menangis. (dok. Netflix/My Hero Academia)

Kebanyakan anime shounen selalu mengusung konsep from zero to hero. Sang protagonis pada awalnya ditampilkan sebagai orang yang tidak memiliki kekuatan. Namun, di akhir seri, protagonis tersebut berakhir sebagai karakter terkuat dalam seri. Tak hanya itu saja, sang protagonis juga sering memiliki impian yang besar, seperti menjadi pahlawan terbaik atau pemimpin dari suatu negara.

Protagonis yang lemah biasanya memiliki potensi yang besar, namun, mereka tidak tahu cara untuk mengeluarkan potensi mereka. Seri akan berfokus pada bagaimana sang karakter utama berusaha untuk mengeluarkan semua potensinya dan terus berkembang menjadi lebih kuat.

Baca Juga: 5 Anime Shounen Modern yang Layak Menjadi Penerus Big Three Shounen

2. Rival yang lebih berbakat dari karakter utama

Asta dan Yuno (dok. Pierrot/Black Clover)

Hampir setiap protagonis anime shounen memiliki rival yang lebih berbakat dan lebih keren dari protagonis itu sendiri. Sementara sang protagonis harus berjuang keras untuk mendapatkan kekuatan, rivalnya hanya membutuhkan latihan kecil karena mereka sudah dilahirkan dengan bakat.

Hal ini dicontohkan dalam anime modern, Black Clover, yaitu dalam persaingan antara Asta dan Yuno. Sementara Asta harus melakukan latihan fisik yang keras untuk mendapatkan kekuatan, Yuno sudah dilahirkan dengan kekuatan yang besar. Biasanya, persaingan seperti ini akan dimenangkan oleh sang protagonis atau berakhir dengan seri.

3. Power-up, transformasi, dan kekuatan persahabatan

Goku dalam wujud Ultra Instinct. (dok. Crunchyroll/Dragon Ball Super)

Para protagonis anime shounen sering berhadapan dengan musuh yang lebih kuat dari mereka. Biasanya, jika sang protagonis mulai terpojok, mereka hanya dapat bergantung pada tiga hal, yaitu mendapatkan kekuatan baru, transformasi ke dalam wujud yang lebih kuat, atau mengandalkan kekuatan persahabatan.

Jika karakter mendapatkan kekuatan baru, maka kekuatan itu biasanya diberikan oleh orang lain atau sekedar potensi yang tersimpan oleh karakter. Jika mengandalkan transformasi, maka mereka harus menggunakan kekuatan batin dan percaya bahwa mereka bisa menjadi lebih kuat. Terakhir, yang paling membosankan, jika mengandalkan kekuatan persahabatan, maka karakter hanya memerlukan motivasi dari sahabatnya.

4. Budaya meneriakkan nama jurus

Naruto menggunakan Rasengan. (dok. Pierrot/Naruto: Shippuden)

Bukan anime shounen namanya jika karakternya tidak meneriakkan nama jurus andalannya. Meski terdengar tidak perlu, setiap karakter shounen selalu meneriakkan nama jurus mereka ketika melakukan serangan. Nama jurus mereka juga selalu keren sehingga tidak terdengar memalukan ketika diteriakkan.

Meski terkesan tidak penting, hal ini adalah hal yang membuat pertarungan dalam anime shounen terasa semakin intens. Karena biasanya karakter meneriakkan nama jurusnya dengan sekuat tenaga, pertarungan mereka juga akan semakin terkesan emosional.

Baca Juga: 5 Anime Shounen dengan Kualitas Animasi Terbaik yang Pernah Ada

Verified Writer

Arya Nenggala

karyakarsa.com/aryanenggala

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya