TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Akhir yang Manis, 6 Kelebihan & Kekurangan How To Train Your Dragon 3

#ReviewFilm Gemes banget deh sama Toothless

dok. DreamWorks Animation

Akhirnya setelah penantian panjang, sang pemuda Viking Hiccup dan naga kesayangannya Toothless kembali hadir ke layar lebar. Yup, episode ketiga dari film animasi How To Train Your Dragon: The Hidden World akhirnya rilis di bioskop tanah air sejak 9 Januari 2019.

IDN Times telah menyaksikan langsung animasi terbaru besutan sutradara Dean DeBlois ini di bioskop. Dari sini, kami menemukan ada 6 kelebihan dan kekurangan dari How To Train Your Dragon: The Hidden World.

Peringatan: artikel ini berpotensi mengandung spoiler. Jika tak ingin terkena, hati-hati saat membaca ya!

Pertama yuk bahas beberapa kelebihan How To Train Your Dragon: The Hidden World

1. Cerita petualangan seru penuh humor segar yang menghibur semua umur

dok. DreamWorks Animation

Film ketiga dari franchise How to Train Your Dragon ini melanjutkan cerita petualangan Hiccup (disuarakan oleh Jay Baruchel) yang saat ini telah menjadi kepala desa Berk, menggantikan mendiang sang ayah. Walau ia telah berhasil mencapai impiannya untuk hidup harmonis berdampingan dengan para naga tetapi masalah baru muncul.

Konflik yang disajikan mengalir secara alami dan mudah diikuti. Meski begitu, hal ini tak mengurangi kepadatan cerita sehingga tetap menarik buat disaksikan penonton dewasa. Sepanjang film juga dibubuhi aneka guyonan segar nan ringan yang relevan buat semua umur.

2. Animasi kelas dunia yang tak perlu diragukan lagi dari DreamWorks

dok. DreamWorks Animation

Selain keterbatasan lahan, Hiccup juga dihadapkan pada risiko kehilangan sahabat terbaiknya Nightfury alias Toothless. Pasalnya naga ini menemukan calon pasangannya yaitu Lightfury.

Cerita seru ini gak akan bisa terwujud secara meyakinkan tanpa animasi bintang lima dari DreamWorks. Mulai dari gerakan para naga yang begitu halus, hingga setiap helai rambut para tokoh manusia yang tampak alami. Semua begitu memukau dan bikin penonton jatuh semakin dalam cerita.

Baca Juga: Review Film Keluarga Cemara, Bukti Drama Indonesia Itu Gak Membosankan

3. Desain dunia Hiccup yang memukau para penonton dewasa maupun anak-anak

dok. DreamWorks Animation

Belum lagi ancaman dari Grimmel seorang pemburu naga keji yang bersumpah akan membunuh Nightfury. Hiccup yang baru jadi kepala desa punya begitu banyak tanggung jawab besar yang membebaninya. Ia pun bertekad menemukan tempat baru bagi rakyat dan naga-naganya, sebuah 'dunia tersembunyi' alias Hidden World yang selama ini dipercaya hanya dongeng semata.

Dalam film ketiga ini kita akan disajikan desain pemandangan dunia imajinatif nan memukau yang mampu membuat penonton berdecak kagum. Mulai dari panorama dan fenomena alam unik, sampai pemandangan Hidden World yang bagaikan mimpi terindah jadi nyata.

4. Tokoh antagonis yang muncul membuat cerita pelik, tapi tak terlalu berlebihan sehingga anak-anak pun bisa menikmati ceritanya

dok. DreamWorks Animation

Grimmel, sang antagonis utama yang muncul dalam How to Train Your Dragon: The Hidden World memberikan masalah cukup pelik sehingga plot bisa berjalan seru. Mengancam, membuat dinamika cerita tak membosankan. Tetapi juga tidak berlebihan sehingga membuat penonton yang didominasi anak-anak akan ketakutan.

Tokoh kuat yang disuarakan oleh aktor pemenang Oscar, F. Murray Abraham ini juga bisa membuat penonton terhibur lewat beberapa adegan humoris dalam film.

5. Banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari film ketiga How To Train Your Dragon ini

dok. DreamWorks Animation

Semua beban hidup yang seolah menimpa Hiccup bertubi-tubi sebenarnya begitu relatable dengan kehidupan kita. Terutama para millennials yang telah atau sedang beranjak dewasa. Percaya pada potensi diri sendiri, berani mengambil risiko demi mengejar mimpi, dan berkomitmen adalah beberapa pelajaran yang bisa dipelajari dari kisah Hiccup, kekasihnya Astrid, dan teman-teman serta para naga mereka.

How To Train Your Dragon: The Hidden World juga mengajari kita tentang ikhlas. Tentang bagaimana rasa sayang dan cinta yang terbaik justru tidak mengekang, tetapi membebaskan. Ending yang diberikan mungkin gak ideal untuk semua penonton, namun saya pribadi bisa meninggalkan studio bioskop dengan senyum puas.

Jika ada kekurangan dari film How To Train Your Dragon, mungkin inilah dia

Baca Juga: 5 Pelajaran Berharga yang Bisa Kamu Petik dari Film "Lagi-Lagi Ateng"

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya