TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Cancel Culture yang Kerap Berimbas pada Karier Public Figure

Opini netizen sangat mempengaruhi

ilustrasi cancel culture (freepik.com/goonerua)

Cancel culture menjadi topik yang hangat di generasi sekarang. Menjadi orang terkenal memiliki banyak hal yang menyenangkan tapi dibalik itu, konsekuensi besarnya juga ada. 

Dengan adanya cancel culture, karier atau hidup seseorang bisa hancur dalam sekejap, terutama di negara dengan netizen yang keras. Inilah lima fakta cancel culture yang sering berimbas negatif pada public figure dan selebritas.

1. Memboikot seseorang saat melakukan kesalahan terkait isu sosial seolah sudah biasa

ilustrasi protes (instagram.com/Clem Onojeghuo)

Orang terkenal biasanya akan lebih disorot karena mereka adalah orang-orang yang bisa mempengaruhi netizen dalam bersikap, berpakaian, dan sebagainya. Namun, saat terjadi kesalahan besar yang tidak sesuai dengan nilai moral atau etika, netizen juga tak sungkan untuk memboikot. 

Misal, ada kasus bullying yang terjadi oleh artis A. Dari berita ini, orang-orang akan bersama-sama melakukan boikot massal.

2. Perbedaan jadi kebencian

ilustrasi berbagai perbedaan (unsplash.com/Evangeline Shaw)

Pendapat yang tidak didukung mayoritas bisa menjadi kesalahan fatal. Padahal, kebebasan berbicara menjadi sesuatu yang baik juga, lho. Dalam hal ini, terkadang hate speech dan free speech tidak bisa dibedakan.

Hate speech adalah opini yang mengandung kebencian atau menyinggung perbedaan. Namun untuk mencapai free speech, faktanya semua memiliki pemikiran yang berbeda-beda, maka seharusnya pendapat siapa pun bisa kita hargai agar semua bisa bersuara.

Baca Juga: Rilis Fearless (Taylor's Version), 10 Perjalanan Karier Taylor Swift

3. Berawal dari film New Jack City (1991)

new jack city poster (twitter.com/Cords. Movie Fan)

Pada film New Jack City, salah satu adegan di dalamnya menunjukkan orang yang ingin memboikot dengan kata-kata, "Cancel that guy!" Pada tahun 2014, terdapat kasus lagi tentang pertengkaran dan menggunakan kata 'cancel' dalam memutus sebuah hubungan.

Hal ini menjadi trending topic di Twitter saat ada beragam kasus sensitif seperti pelecehan seksual. Dalam salah satu kasus Taylor Swift dan Kanye West, netizen juga memakai tagar #TaylorSwiftIsCancelled di 2019.

4. Budaya ini menjadi hal yang positif sekaligus negatif

ilustrasi positif dan negatif (pixabay.com/Ramdlon)

Dengan adanya cancel culture, orang yang benar-benar salah bisa lebih menyadari kesalahannya. Masyarakat juga bisa menilai dan teredukasi karena public figure yang baik juga akan memberi dampak yang baik bagi netizen, khususnya pengikutnya. 

Namun, ada juga orang-orang yang salah tidak bisa di-cancel karena kekuatannya yang terlalu besar. Misalnya, public figure dengan penggemar yang banyak dalam skala internasional.  

Verified Writer

agatha dominique

insta: @agatha.dmq

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya