TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sutradara yang Jago Bikin Film dengan Visual Ciamik Tanpa CGI

Referensi untuk pencinta fotografi, nih!

adegan film Chungking Express karya sutradara Wong Kar Wai (dok. MUBI/Chungking Express)

Selain plot, visual adalah elemen penting dalam sebuah karya sinematik. Beberapa sutradara bahkan merangkap  sebagai sinematografer untuk bisa menghasilkan karya yang berciri khas. Atau setidaknya mereka memercayakan urusan sinematografi pada sosok terpercaya yang sudah jadi langganan. 

Buat kamu yang sedang menekuni fotografi dan sebangsanya, boleh, nih, coba perkaya referensi lewat film-film sutradara spesialis visual ciamik berikut. Meski minim Computer-Generated Imagery (CGI) estetikanya tidak kalah memikat. Kenalan sama gaya sinematografi mereka sekarang, yuk. 

1. Wong Kar Wai 

Wong Kar Wai adalah sutradara asal Hong Kong yang aktif sejak 1980-an. Ia melahirkan karya-karya yang cukup beragam, mulai dari melodrama sampai action-pack. Wai pertama kali dikenal publik lewat film Chungking Express (1994). Kemudian, dilanjut dengan beberapa mahakarya lain, seperti Happy Together (1997) dan In The Mood For Love (2000)

Melansir The Conversation, Wai sering bekerja bareng Christopher Doyle yang memegang urusan sinematografi filmnya. Wai suka menggunakan warna-warna suram di filmnya, ditambah kostum dan latar yang khas Hong Kong tahun 90-an.

Sudah banyak film yang mengadopsi gaya visual Wai. Terakhir salah satu adegan di Everything Everywhere All at Once (2022) yang meraih banyak penghargaan. 

2. Alfonso Cuaron 

Alfonso Cuaron bisa dibilang sutradara yang cukup versatile. Filmografinya meliputi Hollywood blockbuster sampai film festival dan noir. Ia paling dikenal lewat Y tu Mamá También (2001) dan terakhir Roma (2018).

Sineas asal Meksiko ini juga beberapa kali menggarap film berbahasa Inggris, seperti A Little Princess (1995), Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004), dan Gravity (2013). Lewat film-filmnya, Cuaron sudah merengkuh empat Piala Oscar, termasuk sinematografi terbaik untuk Roma.  

Baca Juga: 6 Sutradara Film Dokumenter Paling Kritis, Ada yang sampai Dipenjara 

3. Lav Diaz 

Sebelum Roma dirilis dan viral, Lav Diaz sudah memelopori film hitam putih dengan visual ciamik dan plot kuat. Berkat Melancholia (2008), ia pun dijuluki salah satu sineas film auteur terbaik. Karyanya kebanyakan menyinggung isu sosial politik di Filipina ketika berada di bawah kendali diktator Ferdinand Marcos. 

Diaz dikenal lewat kepiawaiannya menangkap ekspresi dan emosi karakter lewat transisi kamera yang lambat. Ia bahkan merangkap banyak peran selain sutradara, yaitu penulis naskah dan sinematografer. Judul-judul menarik lain dari Diaz antara lain film trilogi yang terdiri dari Batang West Side, Evolution of a Filipino Family, dan From What is Before. 

4. Gaspar Noé

Bicara film dengan visual memikat tentu tak bisa dilepaskan dari Gaspar Noe. Meski baru merilis sedikit film, Noe mampu menasbihkan namanya di daftar sutradara berbakat dunia. Salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah Vortex (2021) yang ditayangkan dengan format split-screen. 

Sebelumnya, Noe pernah merilis Enter the Void (2009) dan Irreversible (2019) yang teknik pengambilan gambarnya benar-benar unik. Pemilihan color grading-nya juga patut diacungi jempol. Urusan narasi, Gaspar Noe juga tidak bisa diremehkan. Ia tak segan membuat alur nonlinear, hingga bikin penasaran penonton. 

Baca Juga: 7 Film Mindblowing Cristopher Nolan, Sutradara Kondang Hollywood

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya