TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serba-serbi Prostitusi Artis, soal Tarif, Modus, hingga Si Pelanggan

Makin tinggi popularitasnya, makin mahal tarifnya

Personel kepolisian membawa artis berinisial HH (tengah) saat menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut, Medan, Sumatra Utara, Senin (13/7/2020). (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Kasus prostitusi artis kembali marak. Belum lama ini, artis dengan inisial CA jadi headline media massa, karena kasus prostitusi online. Berdasarkan pemeriksaan terhadap muncikari artis CA, polisi mengantongi sejumlah nama figur publik lain yang terlibat kasus ini.

Prostitusi di kalangan artis memang bukan hal yang baru dan sudah terjadi sejak dahulu. Apa yang menyebabkan para artis kerap terjerat bisnis haram ini? Berikut wawancara IDN Times bersama Moammar Emka, penulis sekaligus pengamat dunia hiburan, yang dilakukan secara virtual pada Selasa (4/1/2022), tentang serba-serbi prostitusi artis yang selalu menjadi sorotan.

1. Kelas-kelas dalam prostitusi

penulis dan pengamat dunia hiburan, Moammar Emka (nstagram.com/moammaremka)

Kabarnya, CA, artis terbaru yang terlibat dalam kasus prostitusi online ini memiliki tarif Rp20 juta. Moammar Emka menyebut bahwa tarif itu tergolong dalam kelas menengah. Profil CA, meski tak semua orang mengenal, boleh dibilang cukup tenar di kalangan tertentu sehingga bisa dikategorikan dalam kelas menengah.

Terkait hal ini, ia menjelaskan kelas-kelas dalam prostitusi artis yang dilihat berdasarkan profil si artis dan tarif yang diberlakukan.

"Di ranah prostitusi selebritas ini, ya, selayaknya prostitusi biasa, ada kelas atas, menengah, dan bawah. Di kelas menengah juga ada pembagian lagi, ada VIP 1, VIP 2, VIP 3," ujarnya mengawali penjelasan.

VIP 1 di kelas menengah, disebutnya, memiliki rate tarif yang bisa dimulai dari Rp15 juta, VIP 2 dari angka Rp20 juta, dan VIP 3 dari angka Rp30 juta. Meski demikian, tarif tersebut bukan selalu menjadi patokan dasar. Hal ini yang membedakannya dengan prostitusi biasa. Menurut Emka, prostitusi artis ada negosiasi di dalamnya.

"Tarif tidak pernah menjadi patokan dasar, berbeda dengan prostitusi biasa. Karena pengelolaannya, kan, terserah, negosiasi antara si selebritas yang terkait dengan muncikarinya," tambahnya.

2. Alasan artis terlibat prostitusi

Artis Cynthiara Alona menjadi tersangka kasus prostitusi dan eksploitasi anak (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Jika dilihat dari profil artis yang kedapatan terlibat kasus prostitusi, sang pengamat menyebut bahwa gaya hidup, lingkungan, dan pengaruh ekonomi menjadi alasan mengapa para artis bisa terjerumus dalam bisnis ini.

"Faktor-faktornya banyak, ya, tapi pasti tidak jauh dari gaya hidup, lingkungan, ekonomi, ketiganya ini saling terkait dari beberapa kasus selebritas yang tertangkap melakukan double job atau prostitusi online ini. Rata-rata, kan, kebanyakan menengah ke bawah dari beberapa tarif yang beredar di pasaran," ucap Emka.

Namun bagaimana jika yang tertangkap adalah artis yang dikenal cukup ramai job syuting dan aktivitas legal lainnya? Emka menjelaskan lebih detail bahwa perubahan status sosial yang mereka alami juga berpengaruh. Jika status sosial sudah naik, maka ada perubahan gaya hidup yang menyesuaikan.

"Ada orang yang sudah masuk di level tertentu, karena mereka strata populernya sampai sini, berarti ada beberapa pola dan gaya hidup yang menyesuaikan. Dulu mungkin sepatunya gak bermerek, mobilnya gak bermerek, tempat tinggal biasa aja, tapi karena status sosial yang naik, derajat dia harus menyesuaikan dengan pola dan gaya hidup. Itu yang membuat dia harus tampil beda," ucap Emka.

Baca Juga: Polisi Kantongi Daftar Artis Terlibat Prostitusi Usai CA Ditangkap

3. Artis menengah bawah lebih sering terjerat prostitusi

Ilustrasi Prostitusi (IDN Times/Mardya Shakti)

Dari banyaknya kasus prostitusi di dunia hiburan Tanah Air, sebagian besar datang dari kalangan artis dengan level menengah ke bawah. Menurut Emka, hal tersebut terjadi karena dari sisi pendapatan yang belum cukup menopang ekonomi dan gaya hidup mereka.

"Kenapa dari kasus-kasus yang ketangkep itu sebagian besar dari kalangan bawah, menengah ada, tapi dikit? Memang dari sisi pendapatan, ya, berarti belum cukup untuk menopang gaya hidupnya. Bisa juga dari sisi pendapatan belum cukup untuk menopang ekonomi keluarga," jawabnya.

4. Status selebritas demi menaikkan tarif

Seorang artis FTV berinisial H ditangkap Personel Satuan Reskrim Polrestabes Medan atas dugaan kasus prostitusi, Senin (13/7) dini hari. (Dok. Antaranews.com)

Tarif yang didapatkan dari prostitusi nilainya memang selalu menggiurkan. Dari belasan, puluhan, hingga ratusan juta bisa diraup dalam semalam. Penghasilan tersebut bisa didapat berkat status seseorang sebagai artis. 

"Ada orang yang kemudian memilih jalur selebritas, walaupun gak peduli kelas selebritasnya yang kurang terkenal. Tapi ada aja yang memilih itu sebagai jalan pintas. Dengan privilege yang kelas bawah aja sudah dapat harga segitu, tapi, ya, itu dimanfaatin sebagai jalan untuk nyemplung ke double job (prostitusi)," katanya.

Karenanya, ada juga orang yang ingin menjadi selebritas hanya untuk menaikkan tarifnya dalam dunia prostitusi.

"Ada yang jadi selebritas itu sebagai simbol aja, karena yang diuber sebenarnya adalah pekerjaan utamanya tadi (prostitusi). Dengan status public figure, tampil di TV atau media sosialnya jadi rame, ya udah privilege dia, kan, kalau dilihat secara iklan, secara endorsement bisa bagus harganya. Popularitas itu kemudian membuat image dia naik, sehingga bisa menaikan tarif," lanjut Emka.

5. Modus prostitusi artis kelas menengah ke bawah

Mucikari R menggunakan whatshap sebagai media untuk menawarkan jasa penyedia teman kencan. IDN Times/ Alfi Ramadana

Menurut Emka, ciri-ciri prostitusi kelas menengah ke bawah adalah dengan menggunakan muncikari sebagai narahubung ke berbagai klien. Mulai dari meeting date, lunch date atau dinner date, proses transaksi, hingga dilakukannya hubungan badan.

"Dari sisi modus, kalangan bawah, ada menengah juga, menggunakan cara-cara konvensional. Masih pakai muncikari sebagai narahubung ke berbagai klien. Proses meeting date, bisa jadi lunch atau dinner date, janjian di suatu tempat kemudian ada proses transaksi. Ini ciri-ciri kelas bawah dan beberapa di menengah. Menentukan titik temu, hotel atau apartemen, kasus CA misalnya di hotel, jadi ini klien sesudah pembayaran atau makan siang, kemudian ketemu untuk eksekusi," ucap Emka.

Namun proses dari kelas menengah ke atas jelas berbeda. Meski begitu, Emka tak merincinya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Empat Tersangka Dugaan Prostitusi Online Artis CA  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya