Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Generasi 80-an dan 90-an, siapa sih yang gak tahu Warkop DKI?
Grup lawak legendaris yang pada masa jayanya terdiri dari Dono, Kasino dan Indro ini berhasil menghibur masyarakat dengan caranya yang unik dan segar. Bahkan sampai sekarang, film lawas grup lawak ini masih sering diputar di televisi untuk menemani keluarga. Film-film mereka selalu berhasil membuat kita terpingkal-pingkal.
Sayangnya, Warkop DKI harus bubar setelah anggotanya meninggal satu persatu hingga tersisa, Indro. Namun, sumbangsih mereka lewat karya-karyanya selalu menyisakan kenangan tersendiri. Berikut alasan-alasannya kenapa kita bakal selalu merindukan Warkop DKI.
1. Sebutan Warung Kopi yang nyentrik dan penuh filosofi.
Sumber gambar: kepakgaruda.wordpress.com
Semua anggota Warkop DKI adalah aktivis dan mahasiswa yang sadar kondisi sosial dan politik. Mereka menemukan bahwa ketika zaman Orde Baru, kebebasan bersuara masih minim. Dono, Kasino dan Indro kemudian menyadari bahwa satu-satunya tempat yang bebas bersuara adalah Warung Kopi. Jadilah nama ini dipakai sebagai harapan bahwa kelompok lawak mereka adalah tempat yang bebas untuk menyuarakan aspirasi.
2. Bagi yang hidup di era itu pasti akan merasa adanya keterikatan antara kondisi sosial dan cerita film Warkop DKI.
Sumber gambar: biografiku.com
Film Warkop DKI sebenarnya bukan hanya soal perempuan-perempuan cantik. Bagi yang paham atau hidup di era filmnya, pasti akan merasakan adanya ikatan yang khas. Soal dialog dan jalan cerita di dalam film Warkop DKI seringnya adalah banyolan yang mengkritik keadaan sosial dan politik. Semisal fenomena “kredit” yang dulu menghantui warga kota, diplesetkan dengan bentuk setan yang mengejar-ngejar dalam film “Setan Kredit”.
Baca Juga: Humor Kreatif dan Sukses Pemuda Indonesia Lewat Modal YouTube dan Parodi
3. Mereka selalu berusaha tampil dengan dialog sederhana.
Sumber gambar: akulebay.com
Sekilas cerita-cerita dialog Warkop DKI cenderung dangkal karena memakai bahasa lugas. Ya, dan memang itu pilihan mereka agar semua penonton dapat langsung merasa dekat dengan film ini. Penonton diharapkan dapat langsung mengerti pesan apa yang ingin disampaikan. Tapi itulah kenapa film Warkop selalu jadi idola ditonton bersama kawan lama.
4. Film Warkop DKI dekat dengan realita.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Sumber Gambar: muspen.kominfo.go.id
Simak saja, lokasi shooting yang dipilih tidak mengada-ada. Warkop DKI shooting di hutan, pantai, rumah sederhana, jalanan, pasar dan berbagai tempat lain. Mereka juga menampilkan kemarahan-kemarahan dengan nyata. Misalnya mengeluarkan umpatan dengan nada keras, tetapi kata-katanya lucu. Tidak hanya modal mimik saja.
“Dasar monyet bau, kadal bintit, kecoak bunting, muka gepeng, babi ngepet, dinosaurus, brontosaurus, cih!”, adala salah trademark dari Kasino.
5. Film-film Warkop DKI sering dirilis ketika hari raya.
Sumber Gambar: dokumen IndroWarkop
Kenapa biasanya film-film meraka dirilis ketika menjelang lebaran atau hari raya? Tujuannya adalah agar bisa dinikmati bareng keluarga.
Baca Juga: 21 Kisah Kilas Balik Budi Anduk, Anak Kali yang Sukses Jadi Komedian