TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Franchise Film yang Dapat Ulasan Buruk Karena Terlalu Banyak Sekuel

Beberapa sekuelnya cenderung mendapatkan ulasan negatif

poster Fast X (dok. Universal Pictures/Fast X)

Dalam dunia perfilman kita mengenal franchise atau seri film tersukses yang berhasil mendapatkan pujian dan keuntungan besar secara komersial. Merupakan hal wajar apabila studio film membuat sekuel jika film sebelumnya mendapatkan sambutan positif dari penonton dan kritikus. 

Akan tetapi, jika terlalu banyak sekuel, maka akan beresiko merusak franchise karena jalan ceritanya dianggap menjadi tidak karuan oleh para penggemar. Benar saja, ada beberapa franchise film yang mendapatkan kritikan tajam dan ulasan buruk, karena terlalu banyak menelurkan sekuel. Artinya, hanya beberapa film pertamanya saja yang mendapatkan respon positif. Namun, film-film selanjutnya cenderung mendapatkan tanggapan negatif. Apa saja franchise film tersebut? Yuk, kita bahas!

1. Terminator, seperti kehilangan arah setelah meneruskan sekuel Judgment Day

The Terminator (1984) (dok. Orion Pictures/The Terminator)

Secara umum, hanya dua film pertama Terminator yang dipuji oleh hampir semua kritikus dan penggemar. Keduanya merupakan karya James Cameron. Terminator 2: Judgment Day adalah bagian terbaik dari seri ini. Namun, setelahnya seri Terminator seperti kehilangan arah. 

Setelah Judgment Day, ada Terminator 3: Rise of the Machine (2003), Terminator Salvation (2009), dan Terminator Genisys (2015). Semuanya tidak ada yang menyamai kualitas dua film pertamanya. Lalu, munculah Terminator: Dark Fate (2019) yang mencoba memperbaiki timeline dengan menghapus semua cerita setelah Terminator 2. Namun, tetap saja film tersebut kurang mendapatkan sambutan positif.

2. Alien, film ketiganya menuai ulasan negatif

cuplikan film Alien (1979) (dok. 20th Century Fox/Alien)

Alien adalah franchise yang awalnya dibangun oleh Ridley Scott. Film pertamanya, Alien (1979) sukses besar dan dikenang sebagai salah satu film horor fiksi ilmiah terbaik. Film keduanya, Aliens (1986) yang disutradarai oleh James Cameron juga sama suksesnya. 

Namun, Alien 3 (1992) yang digarap oleh David Fincher, kualitas ceritanya tidak sesuai ekspektasi penggemar. Film tersebut mendapatkan ulasan jeblok di berbagai media. Hal serupa terjadi pada Alien 4: Resurrection (1997). Lima belas tahun kemudian, Ridley Scott mencoba membangkitkan kembali franchise ini lewat prekuel berjudul Prometheus (2012), dan sekuelnya, Alien: Covenant (2017). Namun, keduanya tetap belum bisa menyamai kualitas film pertamanya. 

3. Star Wars, menuai kontroversi lewat trilogi sekuelnya

Star Wars: Episode IV - A New Hope (1977) (dok. Lucasfilm/Star Wars: Episode IV - A New Hope)

Star Wars merupakan budaya populer di negara barat. Trilogi originalnya begitu dipuja-puja dan dianggap sebagai karya yang sakral, dan tidak boleh dibuat ulang. Sedangkan, trilogi prekuel yang dirilis pada 1999–2005, cenderung mendapatkan ulasan beragam.

Namun, yang menuai kontroversi adalah dibuatkannya trilogi sekuel setelah Lucasfilm dibeli oleh Disney. Meskipun sebagian kritikus menyukai trilogi sekuel, tapi kebanyakan penggemar justru mengkritiknya habis-habisan. Sebagian penggemar menganggap trilogi ini menghancurkan semuanya, termasuk cerita dan karakter yang ada di dalamnya. Sebagian penggemar fanatik Star Wars juga banyak yang tidak menyukai karakter Rey, dan juga kembalinya Palpatine yang terlalu dipaksakan. 

Baca Juga: 10 Franchise Film Terlaris Sepanjang Masa, Didominasi Superhero!

4. Jaws, semua sekuelnya dianggap medioker

cuplikan dilm Jaws (dok. Universal Studios/Jaws)

Jaws (1975) dikenal sebagai film yang memperkenalkan nama Steven Spielberg sebagai salah satu sutradara terbaik Hollywood. Jaws juga dianggap sebagai film inovatif dengan menggunakan hiu animatronik yang terlihat sangat nyata. Film ini dicap sebagai biang keladi yang membuat orang paranoid ke pantai karena takut hiu putih. Namun, kualitas ketiga sekuelnya bagai langit dan bumi. Itu terjadi karena sutradaranya bukan Steven Spielberg, dan juga karena penurunan kualitas dari segala aspek. 

5. Resident Evil, nyaris tidak ada yang mendapatkan ulasan positif

cuplikan Resident Evil: The Final Chapter (dok. Screen Gems/Resident Evil: The Final Chapter)

Hampir semua game Resident Evil mendapatkan penilaian positif. Namun, tidak dengan versi film live action-nya. Hampir semua film Resident Evil mendapatkan ulasan negatif. Hanya film pertamanya saja, Resident Evil (2000) yang mendapatkan ulasan agak lumayan.

Selebihnya, seri film ini selalu mendapatkan rating jeblok di IMDb maupun Rotten Tomatoes. Seri Resident Evil versi Milla Jovovich berjumlah 6 film. Kemudian, muncullah versi reboot-nya yang berjudul Resident Evil: Welcome the Raccoon City (2021). Dan hasilnya malah semakin jauh dari harapan. 

Verified Writer

Hilman Azis

I love tech, game, and...movie

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya