TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Penyesalan Terbesar Mikasa Ackerman di Attack on Titan!

Salah satunya bahkan bisa mencegah rumbling 

Mikasa bersedih (dok. MAPPA/Shingeki no Kyojin)

Mikasa Ackerman adalah salah satu karakter utama dalam anime Attack on Titan. Gadis ini merupakan saudara angkat Eren dan rekannya di tim pengintai. Memiliki darah Ackerman, Mikasa adalah salah satu karakter dengan fisik paling kuat di anime ini.

Menjelang akhir seri Attack on Titan, Mikasa menjadi karakter yang paling disorot. Kita jadi tahu motivasi, perasaan hingga penyesalan Mikasa. Meski kuat dan dingin dalam beraksi, Mikasa punya banyak penyesalan. Berikut adalah penyesalan terbesar Mikasa Ackerman di Attack on Titan!

1. Tidak jujur dengan perasaanya kepada Eren

Eren dan Mikasa (dok. MAPPA/Attack on Titan)

Salah satu penyesalan terbesar Mikasa adalah tidak jujur dengan perasaannya sendiri. Momen di mana Eren menanyakan makna hubungan mereka saat berada di Marley ternyata menjadi poin penting dalam jalan yang akan dipilih Eren. Mikasa baru menyadari hal tersebut lewat memori yang dibuat Eren dalam The Path.

Padahal Eren bersedia menyerah dengan rencananya bila saja Mikasa memintanya. Pastinya Mikasa bakal menyesali seumur hidupnya. Jawaban Mikasa ini juga bikin fans Attack on Titan geregetan, sih.

Baca Juga: 5 Keluarga Terkuat dalam Attack on Titan, Ada Ackerman!

2. Ragu-ragu membunuh Reiner dan Bertholdt

Mikasa gagal membunuh Reiner dan Bertholdt. (dok. WIT STUDIO/Shingeki no Kyojin)

Di musim kedua Attack on Titan, menceritakan bagian di mana terungkap identitas dari Colossal Titan dan Armored Titan. Musuh umat manusia tersebut ternyata menyamar sebagai kadet, Reiner dan Bertholdt. Mereka berencana menculik Eren, tapi berhasil digagalkan oleh pasukan pengintai.

Mikasa yang sigap di momen tersebut langsung menyerang Reiner dan Bertholdt. Sayangnya, karena sudah akrab Mikasa menjadi sedikit ragu dan serangannya tidak bisa mengenai organ vital mereka. Kegagalan membunuh Reiner dan Bertholdt juga menyebabkan Eren diculik.

3. Tidak menyadari kondisi Eren lebih awal

Eren depresi mengetahui takdirnya. (dok. MAPPA/Attack on Titan)

Satu hal yang jadi ironi di cerita ini adalah kurang pekanya rekan-rekan Eren terhadap kondisi mentalnya yang terus memburuk. Mikasa yang seharusnya menjadi orang terdekat Eren juga telat menyadari keanehan dari sikap Eren. Di momen Mikasa dan Armin sadar apa yang terjadi, Eren telah membulatkan tekadnya untuk melakukan genosida.

4. Terlalu gegabah mengejar Female Titan

Levi menyelamatkan Mikasa (dok. WIT STUDIO/Shingeki no Kyojin)

Di awal musim anime Attack on Titan, Eren dikejar oleh Titan abnormal yang bernama Female Titan. Meski sudah berusaha melawan, Eren akhirnya dikalahkan dan diculik. Mikasa yang melihat hal tersebut langsung mengejar si Titan wanita. Tindakan gegabahnya ini hampir membuat nyawa Mikasa melayang jika saja Levi tidak datang membantu.

Akibat tindakan gegabahnya ini, kaki Levi terluka dan tidak bisa berpartisipasi dalam banyak pertempuran penting. Padahal jika Levi selalu prima, yakin deh banyak pertempuran yang akan jauh lebih mudah di Attack on Titan. Namun dari segi cerita, mengesampingkan Levi bakal membantu Mikasa berkembang sebagai Ackerman.

Baca Juga: Berapa Banyak Titan yang Ikut Aksi Rumbling di Attack on Titan? 

Verified Writer

Mito Rudito

Menulis tentang hobi sambil meminum secangkir kopi perlahan menjadi rutinitas yang menyenangkan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya