TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

IWF 2020: 5 Formula Menjadi Musisi Seperti Sal Priadi dan Nadin Amizah

Semua orang bisa berkarya lewat lirik dan musik #IWF2020

youtube.com/IDN Times

Menutup rangkaian acara Indonesia Writers Festival 2020, IDN Times menghadirkan sesi "Mengulik Lirik-lirik Musik" bersama Sal Priadi dan Nadin Amizah. Keduanya dikenal sebagai musisi indie yang mampu melahirkan karya-karya penuh makna dan syarat lirik puitis. Seolah membuka mata penikmat musik Indonesia, baik Sal maupun Nadin memberi warna baru lewat karya yang mereka buat.

Menariknya, dalam sesi IWF 2020 kali ini keduanya gak ragu berbagi formula untuk para pendengarnya jika ingin mengikuti jejak berkarya lewat lirik. Yuk, simak! 

1. Jangan takut menjadi berbeda

youtube.com/IDN Times

Satu hal yang tertangkap jelas adalah pengakuan kedua musisi ini yang memang lahir dari genre musik berbeda. Berangkat dari musik indie yang notabene memiliki circle penikmatnya sendiri, gak membuat Sal dan Nadin merasa takut untuk menyuarakan karya mereka. Justru dari perbedaan inilah mereka jadi makin dikenal dan dihargai sebagai musisi yang gak ikut arus. 

Bagi Sal dan Nadin, perbedaan genre musik yang ada bukan lagi menjadi penghalang besar atas sebuah karya. Bahkan sekarang ini penikmat musik Indonesia justru semakin open terhadap berbagai genre musik dan lirik yang disuguhkan. 

Baca Juga: IWF 2020: 5 Hal Spesial dari Drama Korea yang Bikin Nagih

2. Berkarya itu yang penting adalah tulus dan jujur

youtube.com/IDN Times

Dalam sesi tanya jawab, kedua musisi ini meyakinkan pendengarnya bahwa inti dari sebuah karya harus berangkat dari ketulusan dan kejujuran dari dalam diri. Setiap lirik yang ditulis akan terasa kemurniannya saat dimulai dari kejujuran yang tulus.

Bahkan untuk urusan inspirasi pun keduanya sepakat bahwa karya bisa terlahir dari hal sederhana seperti obrolan dengan orang di sekitar. Jadi, siapa pun bisa dan mampu berkarya asal mau berusaha lebih peka. 

3. Karya dan rasa adalah kesatuan, tapi juga harus dijaga jaraknya

unsplash.com/Gabriel Gurrola

Tidak bisa dimungkiri bahwa setiap karya pasti memiliki rasa yang mendalam bagi penulisnya. Namun, Sal Priadi menjelaskan kalau rasa itu tidak boleh sampai mempengaruhi karya dalam proses penciptaannya. Entah itu sedih atau marah, harus ada jarak yang tegas antara perasaan dengan karya. 

Jika emosinya masih terlalu kuat, coba beri ruang untuk menepi dari tulisan atau musik. Sal Priadi juga menambahkan agar dalam berkarya harus tetap fokus pada gagasan. Jika mampu memegang prinsip ini, maka karya dan rasa menjadi kesatuan yang penuh makna serta nikmat untuk disajikan pada pendengar. 

4. Jadikan aktivitas menulis sebagai proses merunutkan pikiran

unsplash.com/Dayne Topkin

Sangat manusiawi jika musisi pun dapat mengalami kegalauan atau kegelisahan. Namun, seringkali karya justru lahir dari perasaan semacam itu. Bagi musisi, baik Sal Priadi maupun Nadin Amizah, menulis merupakan proses merunutkan pikiran sekaligus proses terapi emosi yang kemudian melahirkan karya.

Pikiran yang awalnya dipenuhi bermacam-macam hal yang terasa ruwet, mampu diluruskan dan diatur secara lebih runut lengkap dengan barisan lirik puitis penuh makna. Menarik, ya. 

Baca Juga: IWF 2020: 5 Pesona KDrama Bisa Mendunia bagi Rasyid 'Cine Crib'

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya