Film Terbarunya Dikonfirmasi, 6 Fakta Die Hard Ini Patut Kamu Tahu

Film Die Hard sejatinya adalah film adaptasi dari novel kriminal Nothing Lasts Forever (1979) karya Roderick Thorp. Novel itu sendiri merupakan sekuel dari buku novel The Detective (1968). Buku novel The Detective sendiri telah diangkat ke layar lebar dengan aktor Frank Sinatra. Sang penulis, Roderick Throp, mengaku terinspirasi menulis novel kriminal itu setelah menonton film The Towering Inferno (1974).

Uniknya, film bencana kebakaran dalam sebuah gedung dalam film The Towering Inferno itu mirip dengan Skyscraper (2018) yang dibintangi Dwayne 'The Rock' Johnson.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Frank Sinatra telah membintangi film The Detective yang merupakan film sebelum Nothing Last Forever aka Die Hard itu.

Aktor yang juga penyanyi itu sebetulnya ditawari untuk kembali berperan dalam Die Hard. Namun, ketika itu usia Frank Sinatra sudah 74 tahun. Dia pun menolaknya. Jadi, Frank Sinatra menyerahkan peran utama itu kepada Bruce Willis yang masih muda.

Mengingat film Die Hard 6: Year One bakal menceritakan John McClane muda, maka Bruce Willis tampaknya harus rela menyerahkan karakter legendaris itu kepada aktor yang lebih muda.

Selama periode casting untuk film Die Hard 1, studio film 20th Century Fox telah menawari beberapa bintang papan atas Hollywood untuk memerankan karakter petugas polisi New York John McClane.

Mereka di antaranya adalah Arnold Schwarzenegger, Sylvester Stallone, Harrison Ford, Mel Gibson dan lain-lain. Namun, mereka semua menolak karena terlalu sibuk dengan film masing-masing. Kemudian, pihak studio menjatuhkan pilihan kepada Bruce Willis yang ketika itu membintangi film serial televisi drama-kriminal bertajuk Moonlighting.

Uniknya lagi, seluruh cast yang disebutkan di atas, bermain bareng dalam film Expendables, termasuk Bruce Willis.

Studio 20th Century Fox rela membayar Bruce Willis $ 5 juta (Rp 72 miliaran) untuk bermain dalam film Die Hard. Jumlah bayaran Bruce Willis tersebut merupakan salah satu bayaran termahal ketika itu.

Namun, tim marketing Fox tidak cukup percaya diri dalam menjual Die Hard dengan lakon Bruce Willis. Soalnya, saat itu Bruce Willis belum terlampau populer. Mereka pun mendesain poster awal Die Hard yang tidak berfokus pada sang bintang, tetapi pada aksinya.

Ketika mengetahui Bruce Willis tampil ciamik dalam proses syuting, penilaian Fox pun dengan cepat berubah. Sang aktor pun dengan segera menyegel peran utama pada empat film Die Hard berikutnya.

Seperti kebanyakan film lainnya, film Die Hard juga mendapat berbagai nama berbeda ketika ditayangkan di negara lain. Di Jerman, Die Hard menjadi Die Slowly. Variasi judul lainnya juga termasuk Very Hard to Die di Yunani, Action Skyscraper di Norwegia, The Glass Trap di Prancis dan Polandia, Big Building Fight di Thailand, Give Your Life Expensive di Hongaria dan The Glass Jungle di Spanyol.

Pada tahun 2007, Bruce Willis diketahui telah menyumbangkan kaos singlet Die Hard 1988-nya yang penuh dengan bekas keringat dan masih bernoda darah buatan ke Museum Nasional Sejarah Amerika di Smithsonian Institution. Di sana, kaos singlet Bruce Willis itu dipajang bersama sarung tinju dari film Rocky yang diperankan Sylvester Stallone dan sandal dari film The Wizard of Oz.

Itulah enam fakta unik dari film Die Hard yang dibintangi oleh Bruce Willis. Dengan masih berlangsungnya proses produksi film Die Hard 6: Year One, semoga saja masih ada fakta-fakta menarik lainnya.