TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah Tayang di Netflix, Inilah 5 Fakta tentang Film Penyalin Cahaya

Wajib kamu masukkan ke dalam wishlist watch, nih!

film Penyalin Cahaya (dok. Netflix/Penyalin Cahaya)

Layanan streaming berbayar Netflix akhirnya resmi menayangkan film Penyalin Cahaya (13 Januari 2022). Film besutan sutradara Wregas Banutedja ini, yang memiliki pesan tentang kekerasan seksual yang berada di lingkungan kampus, ternyata sebelumnya sempat tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF). Berikut simak beberapa fakta lainnya dari film Penyalin Cahaya yang perlu kamu tahu.

1. Sinopsis film Penyalin Cahaya

Menceritakan seorang mahasiswa yang bernama Sur (Shenina Cinnamon) yang merupakan seorang sukarelawan pada kelompok teater Mata Hari yang memiliki tugas untuk mengolah situs kelompok teater tersebut. Dan dari hasil usaha Sur, pertunjukan teater kelompok merekapun mendapatkan banyak penonton.

Lalu akhirnya Sur mengikuti perayaan atas kemenangan kelompok teater mereka dengan sahabatnya Amin (Chicco Kurniawan) yang merupakan seorang tukang fotokopi yang bekerja dan tinggal di kampusnya. Di pesta itu ada sebuah permainan yang diharuskan seseorang yang terpilih untuk meminum minuman beralkohol, lalu rupanya Sur yang terpilih. Ia minum beberapa gelas hingga akhirnya tak sadarkan diri, dan sahabatnya pun telah pulang terlebih dahulu pada saat itu ia mabuk.

Lalu klimaks terjadi saat keesokan harinya, Sur harus menghadiri laporan penilaian beasiswanya, ternyata foto-foto selfie mabuknya Sur telah beredar hingga terdengar oleh pihak kampus, sehingga ia harus kehilangan beasiswanya. Dan dari kejadian tersebut, Sur yang tidak tahu apa yang terjadi pada saat pesta itu berinisiasi untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan meminta bantuan sahabatnya, Amin.

2. Sempat tayang perdana di Busan International Film Festival

Shenina Cinnamon dan Wregas Banutedja saat menghadiri Busan International Film Festival (instagram.com/penyalincahaya)

Sebelum tayang secara luas di Netflix, Penyalin Cahaya (Photocoppier) rupanya sempat ditayangkan secara perdana di Busan International Film Festival pada Oktober 2021 lalu, yang mana BIFF merupakan salah satu acara festival film bergengsi di dunia, lho. Terlihat dari postingan akun Instagram official film Penyalin Cahaya, kehadiran dari kru film diwakilkan oleh Shenina Cinnamon selaku pemeran utama dan Wregas Banutedja selaku sutradara film Penyalin Cahaya tersebut.

"Setelah screening di BIFF, ada banyak sekali apresiasi dan pertanyaan dari para penonton di sana mengenai film tersebut. Dan para penonton juga mendukung pesan dari film tersebut untuk melawan isu pelecehan seksual khususnya di lingkungan kampus," ucap Wregas Banutedja.

Baca Juga: Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang Korban

3. Meraih 17 nominasi, 12 piala penghargaan di FFI

para pemain dan sutradara saat menghadiri Festival Film Indonesia 2021 (instagram.com/penyalincahaya)

Keberhasilan Wregas Banutedja dalam menggarap film panjang pertamanya ini rupanya membawakan hasil yang sangat membanggakan atas keberhasilannya dalam mendapatkan 17 nominasi serta membawa pulang 12 penghargaan Piala Citra di FFI. Bahkan digadang-gadang, film Penyalin Cahaya ini telah menggeser rekor film Marlina Si Pembunuh Empat Babak (2017) yang membawa pulang 10 penghargaan Piala Citra di FFI.

Pencapaianya atas 12 penghargaan ini merupakan bukanlah proses yang sangat mudah. Mengingat pada saat pembuatan filmnya yang berada di tengah pandemi menjadikan tantangan tersendiri baginya. "Saya tidak akan berhasil melewati semua ini tanpa dukungan dari orang-orang yang mempercayai saya begitu dalam."

4. Film Penyalin Cahaya merupakan film Panjang pertama dari Wregas Banutedja

Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan (instagram.com/penyalincahaya)

Wregas Banutedja sangat dikenal dengan karya-karyanya soal perfilmpendekan. Dan kini,  film Penyalin Cahaya merupakan sebuah terobosan film panjang pertamanya dan langsung sukses memborong penghargaan di FFI.

Dalam pembuatan film pendeknya ia juga tak kalah sukses. Karya-karya film pendeknya seperti Lembusura, pernah terpilih masuk pada nominasi Berlin International Film Festival 2015, lalu ada film pendek lainnya yang berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini, yang masuk nominasi Singapore International Film Festival 2019, hingga Prenjak yang berhasil memenangkan Cannes Film Festival di tahun 2016. 

Writer

Ridho Huda

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya