Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang Korban

Akting Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan juara!

Film Penyalin Cahaya tayang perdana di Netflix pada Kamis (13/1/2022). Sebelum tayang, film ini sudah menyabet sejumlah penghargaan festival film.

Suguhkan premis kekerasan seksual, Penyalin Cahaya (2022) jadi film debut Wregas Bhanuteja. IDN Times sudah menyaksikan, lantas menemukan 6 kelebihan dan kekurangan dari film Penyalin Cahaya (2022)!

1. Akting Shenina Cinnamon hingga Chicco Kurniawan tampak nyata

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Penyalin Cahaya (2022) menggandeng Shenina Cinnamon (Sur), Chicco Kurniawan (Amin), Lutesha (Farah), Jerome Kurnia (Tariq), Dea Panendra (Anggun), hingga Giulio Parengkuan (Rama) sebagai deretan karakter.

Nama-nama di atas memang sudah beberapa kali membintangi film hingga serial Indonesia. Tetapi akting mereka di film Penyalin Cahaya (2022) patut diapresiasi.

Masing-masing karakter punya nyawa dan kekuatan masing-masing. Keenam aktor muda di atas berhasil membawakan karakter mereka dengan sangat apik.

Tidak mengherankan jika Chicco Kurniawan menyabet penghargaan di festival film. Terbiasa tampil di film atau serial yang ringan, Shenina Cinnamon berhasil menunjukkan kualitas dari aktingnya.

2. Suguhkan premis pelecehan seksual dari sudut pandang korban

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Film ini bercerita tentang Sur, mahasiswa berprestasi yang kehilangan beasiswanya karena suatu masalah. Sur yakin jika dirinya menjadi korban pelecehan seksual.

Cukup banyak anak muda yang mengalami kejadian serupa dengan Sur. Dalam film ini, penonton akan diajak melihat perjuangan Sur untuk mendapatkan keadilan.

Penyalin Cahaya (2022) terasa dekat dengan penonton karena latar kisah yang diambil adalah anak-anak muda di bangku perkuliahan. Ketika mereka masih senang berekspresi dengan kegiatan positif di lingkungan kampus.

3. Desain produksi Indonesia banget yang bikin makin relate

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Penyalin Cahaya (2022) berhasil menarik minat penonton di dalam dan luar Indonesia. Satu daya tarik dari film ini adalah menyuguhkan desain produksi yang Indonesia banget.

Alih-alih membuat set lokasi yang estetik, mereka hadir apa adanya. Seperti kebanyakan film kelas festival, Wregas berusaha menyuguhkan seluk beluk Indonesia yang mungkin tidak dilirik oleh orang luar.

Sebagai contohnya, Wregas memilih lokasi perkampungan kumuh, kios, hingga lokasi lain yang jauh dari kesan kemewahan. Bukan menjadi kelemahan, desain produksi tersebut justru menambah nyawa dari Penyalin Cahaya (2022).

Baca Juga: 10 Potret Shenina Cinnamon dan Wregas 'Penyalin Cahaya' di BIFF 2021

4. Cara-cara cerdik karakter Sur mengungkap pelecehan seksual yang masuk akal

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Sur digambarkan sebagai mahasiswa pintar dari jurusan komputer. Ia merasa tidak terima mendapat perlakuan yang tidak adil dari orang-orang terdekatnya.

Cara Sur untuk mencari keadilan terbilang cerdas, tapi relate. Alih-alih menyuguhkan adegan keren, seperti di film spionase, Wregas justru menyuguhkan bagaimana seandainya mahasiswa jurusan komputer semester 3 memanfaatkan keahliannya.

Dengan peralatan seadanya yang Sur dapat dari kios fotocopy milik Amin, ia bisa menemukan berbagai bukti untuk membantunya. Secara tidak langsung, film ini juga menjabarkan apa yang bisa para korban lakukan ketika ingin mengumpulkan bukti-bukti dengan cara sendiri.

5. Sudut pengambilan gambar yang menambah nyawa setiap karakter

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Film arahan Wregas ini tidak hanya menyuguhkan karakter dan desain produksi yang kuat. Tetapi beberapa sudut pengambilan gambarnya juga.

Sudut pengambilan gambar yang pas membuat beberapa adegan terlihat hidup. Sehingga penonton yang menyaksikan turut merasakan apa yang para karakter alami.

Sekali lagi, sama seperti desain produksi. Wregas berusaha menyuguhkan sudut pengambilan yang umum, tapi tetap menambah rasa dari setiap adegannya.

6. Isu kekerasan seksual hingga mesin fotocopy yang dijahit secara apik

Review Penyalin Cahaya: Pelecehan Seksual dari Sudut Pandang KorbanPenyalin Cahaya (Imdb.com/Photocopier (2021)/)

Isu yang dibahas Penyalin Cahaya (2022) sangat dekat dengan masyarakat. Dengan isu yang cukup berat, di beberapa adegan, penonton bisa jadi merasa bosan.

Meski begitu, babak ketiga dari film ini akan membuat penonton semakin penasaran. Penyelesaian yang dipilih di akhir babak ketiga juga cukup memuaskan.

Film ini fokus membahas tentang isu pelecehan seksual yang dialami para anak muda. Hal ini bisa menimpa siapapun, semua gender hingga kalangan.

Penonton akan dibuat bertanya-tanya tentang makna dari judul Penyalin Cahaya (2022). Tapi film ini akan menjelaskan dengan sabar satu per satu, apa maksud dari setiap adegan yang mereka suguhkan di awal.

Siapa sangka, sebuah mesin fotocopy bisa membantu seseorang untuk bersuara dan mendapatkan keadilan? Dari semua kelebihan dan kekurangan dari film ini, penulis memberikan nilai 9/10.

https://www.youtube.com/embed/jiAcriibQwU

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang FFI 2021, Penyalin Cahaya Mendominasi Banget

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya