TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Episode Apik di Series Love, Death + Robots Netflix Season 3

Tiga diantaranya digarap oleh sutradara kelas Oscar, lho!

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

Setiap bulannya, Netflix tak pernah absen dalam menghadirkan beragam series bagi pemirsa di rumah. Salah satu series yang paling dinantikan perilisannya di bulan ini adalah Love, Death + Robots Volume 3.

Tayang sejak 20 Mei lalu, series animasi ini langsung disambut antusias oleh para penonton. Pasalnya, selain format antologi yang diusungnya, series buatan Tim Miller (Deadpool) ini juga mengeksplorasi beragam genre, mulai dari horor hingga fiksi ilmiah.

Dari sembilan episode yang hadir dalam Love, Death + Robots season 3, enam di antaranya berhasil memberikan kesan mendalam bagi para fans. Psst, ada episode yang diarahkan oleh sineas peraih Academy Awards, lho!

1. Bad Travelling

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

Familier dengan nama David Fincher? Yap, sineas peraih tiga nominasi Oscar sekaligus produser eksekutif Love, Death + Robots tersebut—setelah sekian lama ditunggu oleh para fansmenyutradarai salah satu episode musim ini, yakni Bad Travelling.

Dalam menggarap episode ini, Fincher menggandeng kolaboratornya dalam Seven (1995), Andrew Kevin Walker, sebagai penulis naskah. Bad Travelling mengisahkan kapal pemburu hiu yang diserang oleh kepiting raksasa pemakan manusia.

Melihat satu per satu awak kapalnya dimangsa, sang navigator, Torrin, mencoba 'bernegosiasi' dengan makhluk tersebut. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh di luar ekspektasi.

Dalam Bad Travelling, Fincher berhasil mengawinkan kisah monster ala H.P. Lovecraft dengan thriller psikologis yang menjadi ciri khasnya. Dijamin bikin merinding, deh!

2. The Very Pulse of the Machine

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

The Very Pulse of the Machine diangkat dari cerpen berjudul sama karya Michael Swanwick. Diterbitkan pada tahun 1998, cerpen tersebut berhasil meraih Best Short Story Hugo Award 1999. Tak heran jika Netflix tertarik untuk mengangkatnya sebagai salah satu episode.

Sama seperti cerpennya, The Very Pulse of the Machine menceritakan upaya bertahan hidup dari seorang astronot bernama Martha Kivelson setelah pesawatnya mengalami kecelakaan. Menggunakan sisa oksigen dari temannya yang telah tewas, ia pun melakukan perjalanan berbahaya untuk kembali ke markas.

Bernuansa psikedelik, episode yang ditulis oleh Philip Gelatt (The Spine of Night) ini memikat berkat animasi retro dan visual indah garapan Polygon Pictures. Tak lupa, voice over yang ciamik dari Mackenzie Davis juga membuat The Very Pulse of the Machine sayang untuk dilewatkan.

Baca Juga: 5 Fakta Love and Death, Series HBO Terbaru Dibintangi Elizabeth Olsen 

3. Night of the Mini Dead

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

Sebenarnya, premis kiamat zombie yang diusung oleh Night of the Mini Dead telah berkali-kali dipakai dalam film maupun series. Namun, Robert Bisi dan Andy Lyon berhasil menyegarkannya kembali dengan memakai konsep diorama. Konsep tersebut membuat penonton seolah-olah menyaksikan semua peristiwa dari atas.

Night of the Mini Dead dimulai ketika sepasang kekasih yang dimabuk asmara secara tak sengaja membangkitkan mayat-mayat di kuburan gereja. Wabah zombie pun akhirnya menyebar ke kota hingga akhirnya menginfeksi negara-negara di seluruh dunia.

Selain konsep yang unik, unsur komedi yang kental juga menjadi kelebihan dari episode ini. Bahkan, Night of the Mini Dead ditutup dengan ending yang menggelitik sekaligus kontemplatif. Gimana, tertarik menontonnya?

4. Kill Team Kill

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

Setelah tahun lalu menyumbangkan Pop Squad, Jennifer Yuh Nelson—berhasil meraih nominasi Oscar lewat Kung Fu Panda 2 (2011)—kembali lewat Kill Team Kill di musim ketiga Love, Death + Robots. Jika Pop Squad kental dengan tema noir, maka lain halnya dengan Kill Team Kill.

Dalam episode ini, Nelson menyajikan nuansa ala film-film horor kelas B. Kill Team Kill mengikuti sekelompok tentara yang berusaha kabur dari kejaran beruang robot sadis dan tak kenal ampun.

Dipenuhi dengan adegan gore yang sukses bikin mual, episode ini menampilkan sejumlah aktor ternama sebagai pengisi suara. Mereka adalah Joel McHale, Seth Green, hingga Gabriel Luna.

5. Mason's Rats

adegan dalam serial Love, Death + Robots Volume 3 (dok. Netflix/Love, Death + Robots Volume 3)

Coba bayangkan animasi Pixar namun dengan konten kekerasan yang tinggi. Benar, seperti itulah gambaran dari episode arahan Carlos Stevens ini. Mason's Rats berkisah tentang Mason, petani yang menemukan hama tikus di gudangnya.

Bukan hewan biasa, ia harus menghadapi tikus-tikus yang telah berevolusi secara genetik. Dengan bantuan jasa pembasmi hama, tikus-tikus pintar itu pun berhasil 'diatasi'. Namun, ia segera menyadari kalau perbuatannya tersebut merupakan sebuah kesalahan.

Rasanya, tak berlebihan jika menyebut Mason's Rats sebagai episode yang paling heartwarming dari Love, Death + Robots season 3. Lewat episode ini, sang penulis naskah, Joe Abercrombie, menyampaikan bahwa perdamaian jauh lebih baik alih-alih pertumpahan darah.

Baca Juga: 5 Bukti Kalau 'Love, Death & Robots' di Netflix Cuma Buat Orang Aneh

Verified Writer

Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya