TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bikin Merinding! 7 Film Klaustrofobia Ini Wajib untuk Kamu Tonton

Ada yang memenangkan Oscar, lho.

Film Buried (dok. Warner Bros/ Buried)

Selama pandemi, kita jadi terbiasa untuk melakukan segala aktivitas dari rumah. Untuk mengusir kebosanan yang melanda, sebagian besar dari kita mungkin menonton acara televisi dan film selama di rumah saja. Namun, ada beberapa film yang justru dapat memberikan perasaan takut akan tempat tertutup, terlebih jika kita memiliki klaustrofobia.

Entah apakah kamu menontonnya di Netflix atau platform lain, usahakan jangan menonton film-film di bawah ini kecuali kamu tidak takut dengan tempat tertutup. Tanpa harus menunggu lebih lama lagi, berikut 7 film klaustrofobia terbaik sepanjang masa yang wajib kamu tonton.

1. Rear Window (1954) 

Mungkin tidak ada film klaustrofobia yang lebih menakutkan dari masterpiece buatan Alfred Hitchcock ini. Rear Window dibintangi oleh James Stewart yang berperan sebagai L.B. "Jeff" Jefferies, seorang fotografer yang tinggal di sebuah flat yang kecil. Karena kakinya patah, ia harus menggunakan kursi roda untuk melakukan aktivitas hariannya. 

Namun tak lama setelahnya, ia mulai memata-matai kehidupan tetangganya dengan sebuah teropong. Selama itu, Jefferies yakin kalau tetangganya, Lars Thorwald (Raymond Burr), sudah membunuh istrinya sendiri. Jefferies pun langsung melakukan penyelidikan dengan pacanya yang cantik, Lisa Fremont (Grace Kelly).

Rear Window adalah film yang harus dilihat oleh setiap penggemar film setidaknya satu kali dalam seumur hidup. Namun, jangan sekali-kali menontonnya jika kamu sudah lama berdiam di dalam rumah karena film ini dapat memberikan sensasi klaustrofobik yagn luar biasa kepadamu.

2. 12 Angry Men (1957) 

Menyaksikan sekelompok juri yang saling berteriak di dalam sebuah ruangan yang pengap mungkin sedikit meresahkan bagi beberapa orang. Nah, jika kamu ingin mengetahui bagaimana rasanya, maka 12 Angry Men adalah film yang tepat untuk ditonton.

12 Angry Men sendiri menceritakan sebuah persidangan yang telah berakhir dan berlatar di dalam ruang juri. Dalam film ini, aktor legendaris Henry Fonda berperan sebagai juri no. 8. Singkat cerita, ia adalah satu-satunya juri yang tidak sepenuhnya yakin terhadap dakwaan sang terpidana selama persidangan tersebut.

12 Angry Men adalah sebuah film yang brilian. Dengan arahan dari Sidney Lumet, kita benar-benar dapat merasakan perasaan klaustrofobik di dalamnya, lengkap dengan rasa frustrasi yang terus meningkat dari awal sampai akhir film.

Baca Juga: Baper Sampai Kocak, 6 Film Korea Ini Adaptasi dari Film Jepang Lho!

3. Dog Day Afternoon (1975) 

Dog Day Afternoon adalah salah satu film klasik Hollywood tahun 1970-an yang menampilkan Al Pacino sebagai tokoh utamanya. Tentu saja, film ini tidak ada hubungannya dengan anjing, walau judulnya seperti itu.

Dog Day Afternoon sebenarnya didasarkan pada kisah nyata dan berfokus pada dua perampok bank dari Brooklyn: Sonny (Pacino) dan Sal (John Cazale). Dalam film ini, mereka "terkurung" di dalam sebuah bank dan menjadikan para pegawainya sebagai sandera setelah perampokan yang mereka lakukan tidak berjalan sesuai rencana. 

Sepanjang film, kita akan terus melihat perdebatan antara mereka dan polisi yang berada di luar gedung. Kondisi yang "panas" ini bertambah panas karena film ini berlatar di tengah musim panas. Setelah melihat betapa mengerikannya kondisi tersebut, tak aneh jika film ini memenangkan Oscar untuk kategori Best Writing, Original Screenplay.

Namun tetap saja, menonton orang-orang yang terperangkap di dalam ruang tertutup di tengah siang bolong mungkin akan memberikan perasaan tidak nyaman pada kalian yang memiliki klaustrofobia.

4. Phone Booth (2002)  

Setelah melihat judulnya, kalian pasti mengira kalau film ini tidak cukup menarik, walau nyatanya film ini adalah sebuah thriller yang mengerikan. Phone Booth sendiri dibintangi oleh aktor terkenal Colin Farrell yang berperan sebagai Stuart Sheppard.

Suatu hari, Sheppard mengangkat telepon umum yang berdering di pinggir jalan kota New York, hanya untuk mendengar kalau ia akan dibunuh oleh penembak jitu jika ia menutup telepon tersebut. 

Sepanjang film, kita diberi tahu kalau Sheppard ternyata berselingkuh dari istrinya dan pria misterius di telepon mengancam akan membunuh Sheppard kecuali dia mengaku pada istri dan selingkuhannya.

Disutradarai oleh Joel Schumacher, Phone Booth adalah sebuah film yang berfokus pada tokoh Farrell yang terperangkap di dalam bilik kecil sambil terus bernegosiasi untuk mempertahankan hidupnya sendiri.

5. 127 Hours (2010)  

127 Hours adalah film yang menceritakan kisah nyata Aron Ralston, seorang pendaki yang terjebak saat memanjat ngarai di Blue John Canyon, Utah. Diperankan oleh James Franco, film ini menggambarkan proses ketika Ralston terjebak di ruang sempit antara dua dinding ngarai dan bagaimana ia mencoba keluar dari kondisi tersebut.

Judul film ini adalah waktu Ralston selama ia terjebak dalam situasi mengerikan tanpa harapan tersebut. Setelah menontonnya, kamu mungkin akan merasakan semua kesakitan dan rasa putus asa yang dialaminya.

127 Hours menjadi hit pada tahun perilisannya di mana kinerja Franco mendapat begitu banyak pujian, baik dari para kritikus maupun penonton. Namun perlu diingat kalau film ini juga akan memberikan mimpi buruk klaustrofobia pada kalian.

6. Buried (2010) 

Apa yang akan kamu lakukan ketika terbangun lalu sadar kalau kamu sedang terkubur hidup-hidup di dalam sebuah peti mati? Singkatnya, itu adalah plot film yang dibintangi oleh Ryan Reynolds di masa pra-Deadpool-nya ini. 

Dalam Buried, Reynolds memerankan Paul Conroy, seorang warga sipil Amerika yang bekerja di Irak. Di awal film, Conroy terbangun setelah diculik oleh sekelompok teroris di sana dan dikubur hidup-hidup di tengah gurun pasir. Selama dikubur, ia hanya diberikan sebuah ponsel dan pemantik api.

Film ini kemudian menceritakan upaya Conroy untuk menghubungi pihak berwenang Amerika agar mereka dapat menemukannya sebelum dirinya mati karena kehabisan udara. Lewat Buried, sang sutradara Rodrigo Cortes berhasil membawa kita untuk ikut merasakan teror dan kepanikan yang dialami oleh Conroy.

Beberapa kritikus berpendapat kalau film ini dimaksudkan untuk menyindir invasi yang dipimpin oleh Amerika dan Inggris ke Irak. Namun, kebanyakan orang yang menontonnya cenderung melihatnya sebagai sebuah thriller psikologis yang mencekam dan emosional. 

Baca Juga: 7 Film Steven Yeun Selain Walking Dead yang Buktikan Talentanya

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya