TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Iqbaal Ramadhan: Mimpi Saya Sekolahkan Anak Indonesia ke Luar Negeri

[WANSUS] Iqbaal Ramadhan soal karier, mimpi, dan pendidikan

instagram.com/iqbaal.e

Kalau menyebut nama Iqbaal Ramadhan, kamu pasti langsung teringat Dilan, tokoh dari novel Pidi Baiq yang film pertamanya raup 6,3 juta penonton dan yang kedua 5,2 juta penonton. Sebelum terkenal sebagai Dilan, pemilik nama asli Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan ini mengawali kariernya di dunia hiburan sejak tahun 2010 lewat musikal Laskar Pelangi.

Namanya kemudian dikenal sebagai salah satu personel boyband Coboy Junior yang bertransformasi menjadi CJR. Aktif di dunia akting, Iqbaal kini juga tergabung dalam band Svmmerdose.

Bukan cuma diidolakan karena bakat menyanyi dan akting saja, Iqbaal dikenal sebagai salah satu seniman muda yang mementingkan pendidikan, lho. Pada tahun 2016, Iqbaal memutuskan untuk melanjutkan SMA ke United World Colleges (UWC) Amerika Serikat dan menjadi satu-satunya perwakilan siswa dari Indonesia. UWC merupakan international boarding school yang kampusnya tersebar di 18 negara dan punya murid yang datang dari 90 negara. Iqbaal sendiri sekolah di kampus New Mexico, Amerika Serikat.

Lulus SMA, Iqbaal Ramadhan kini melanjutkan pendidikannya di Monash University, Australia. Ikutin, yuk, cerita Iqbaal Ramadhan tentang karier dan pendidikannya dalam wawancara khusus IDN Times pada Selasa (4/8/2020), berikut ini.

1. Jadi satu-satunya perwakilan Indonesia di UWC, alasan Iqbaal pilih Amerika

instagram

Iqbaal memang merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia di United World Colleges (UWC) Amerika Serikat tahun 2016. Berangkat dari proses yang cukup panjang, Iqbaal yang memang sudah memiliki keinginan sekolah ke luar negeri menghabiskan sekitar empat sampai lima bulan untuk memenuhi berbagai persyaratan yang dibutuhkan sampai benar-benar diterima di sana.

"Untuk penempatan kampus sih ditentuin sepenuhnya dari pihak National Committee di masing-masing negara. Saya memang milih Amerika Serikat di pilihan pertama, selanjutnya ada Belanda dan Jerman kalau gak salah. Setiap kandidatnya ditempatkan sesuai sama bakat dan minat mereka masing-masing. Saya waktu itu tulis kalau saya interested di bisnis dan musik. Alhasil ditempatkan di Amerika Serikat,” jelasnya.

2. Pergi sekolah ke luar negeri saat lagi aktif-aktifnya berkarier rupanya berat buat Iqbaal

Instagram.com/iqbaal.e

Iqbaal mengatakan bahwa tahun 2016 merupakan tantangan tersendiri baginya karena harus meninggalkan boyband yang sedang aktif-aktifnya demi pendidikan. Namun, keputusannya tersebut disambut baik oleh orang-orang sekitar yang setuju bahwa Iqbaal harus memprioritaskan pendidikan dulu.

"Dari dulu udah tahu kalau kuliah ingin di luar negeri. Nah, ketika tahu ada kesempatan untuk bisa punya 'head start' dari SMA, ya kenapa enggak? Ternyata emang bener kok, karena SMA di luar, mau kuliah di luar pun jadi lebih gampang. Selain karena kurikulum, mungkin dari networking juga kali ya?

Selain itu, tahun 2016 itu jadi tahun yang cukup menantang saya untuk keluar dari zona nyaman ya. Meninggalkan boyband yang waktu itu sedang aktif-aktifnya demi pendidikan, untung didukung teman-teman dan produser saat itu. Katanya karier bisa nunggu, pendidikan nomor satu. Beliau gak salah juga ternyata," jawabnya.

3. Sekolah di luar negeri membuat Iqbaal punya cara pandang baru dalam melihat dunia dan menjalani kehidupan

Instagram.com/iqbaal.e

Bergabung dengan teman-teman yang berasal dari berbagai negara membuat Iqbaal menyadari bahwa ternyata banyak sekali cara melihat dunia dan menjalani kehidupan. Ia sadar bahwa ada banyak nilai dan perspektif di dunia ini yang menjadikan hidup ini indah.

"Misal, apapun yang saya pelajari dan pegang dari kecil, hanyalah satu dari ribuan kalau bukan jutaan kultur, value, dan perspektif yang ada di dunia ini. Bisa berinteraksi dengan teman-teman seumuran yang datang dari seluruh penjuru dunia benar-benar membukakan mata saya kalau sebagai manusia, tidak mungkin rasanya kita bisa men-judge atau menghakimi siapapun.

Kita ini hanya bagian kecil sekali dari besar dan beragamnya populasi manusia. Dari mulai agama, sosiokultural, ekonomi, politik sampai ke verbal/non-verbal language yang banyaknya tak terhitung membuat saya sadar kalau semua orang itu gak ada yang sama dan ya itu yang bikin hidup ini indah."

4. Apa perbedaan sekolah di Indonesia dan luar negeri menurut Iqbaal?

Instagram.com/iqbaal.e

“Kalau di luar, semua anak dianggap jenius. Hanya karena anak tidak bisa satu pelajaran, atau gagal di satu ujian, bukan berarti dia bodoh, bukan? Itu artinya teknik pengujian atau pengajarannya yang kurang tepat. Kalau semua anak diperlakukan secara adil (ingat, adil bukan berarti SAMA ya), semua pasti punya kesempatan untuk berhasil dengan cara mereka masing-masing.

Di Indonesia, masih nerapin paper-based teaching. Apapun yang dipelajari ya hasilnya cuman bisa diuji dengan ujian. Itu pun pakai pilihan ganda. Anak tidak dilatih untuk berpikir kritis dari sedini mungkin, semua jawaban sudah disiapkan. Ini hasilnya bisa fatal kalau dilanjutin, apalagi nanti di kuliah dipaksa untuk mandiri. Kalau dari SMA aja masih dibiasain manja, bisa keteteran sih di kuliah.

Selain itu, di sekolah saya kemarin, mereka pakai kurikulum International Baccalaureate (IB) di mana dari SMA, anak sudah harus memilih enam subject yang mereka mau. Gak lebih gak kurang. Kalau kurikulum Indonesia waktu itu saya hitung pas SMA saya punya 13 mata pelajaran, dari mulai yang wajib sampe penjurusan. Nah, si IB ini juga diterapin di beberapa sekolah internasional di Indonesia, kok. Yang bedain sama sekolah saya kemarin ya cuma environment-nya aja. Kalau secara materi, sama-sama aja kok."

5. Apa yang mau Iqbaal kritisi dari sistem pendidikan di Indonesia?

Instagram.com/iqbaal.e

"Hmmm berat nih. Saya gak mau kedengeran sok tahu. Tapi kalau bisa mengkritisi satu hal dari pengalaman SMP dan SMA saya dengan kurikulum Indonesia waktu itu, saya merasa kami sebagai murid lebih banyak belajar hal-hal yang rasanya ketika lulus nanti, tidak akan kami pakai sama sekali. Rasanya banyak pelajaran yang hanya menjadi kewajiban, bukan sesuatu yang ada kepentingannya untuk dipelajari dan dipegang erat-erat untuk dunia kerja nantinya.

Kurangnya wadah atau kesempatan untuk berpikiran kritis juga sesuatu yang saya sayangkan. Saya merasa dulu saya harus selalu iya-iya saja sama apa yang guru bilang. Sedangkan kebebasan berpendapat dan kemampuan debat dan cara berpikir dari sudut pandang lain menurut saya gak kalah penting. Apalagi di zaman sekarang."

Baca Juga: Gak Banyak yang Tahu, 5 Cerita Iqbaal Ramadhan Jadi Korban Bullying

6. Ternyata, Iqbaal sempat kepikiran ingin masuk UI, lho!

Instagram.com/iqbaal.e

Iqbaal Ramadhan ternyata pernah kepikiran untuk kuliah di dalam negeri saja. Namun akhirnya ia memutuskan untuk mendaftar kuliah di Australia dan berhasil diterima di tiga universitas di sana. Iqbaal akhirnya memutuskan untuk masuk ke Monash University, Melbourne, Australia dengan jurusan ilmu komunikasi. 

"Sempet kepikiran masuk UI sebenernya, supaya deket sama Rinrin (Svmmerdose) jadi bisa ngeband terus. Itu pun pengennya masuk yang KKI alias kelas internasional (dua tahun di sini, dua tahun di Australia).

Tapi akhirnya saya daftar langsung ke universitas di Australia dan keterima di tiga universitas di sana. Akhirnya tinggal milih aja mau masuk ke mana dan terbukti, kalau urusan permusikan atau akting tetep lanjut juga sampe sekarang, beriringan dengan kuliah," serunya.

Namun, Iqbaal menggarisbawahi bahwa kuliah di mana pun tergantung orangnya masing-masing. Orang yang kuliah di luar tapi gak 100 persen, hasilnya gak akan sama kayak mereka yang kuliah di Indonesia tapi sungguh-sungguh. Begitu juga sebaliknya.

7. Iqbaal mengambil UWC saat sedang naik kariernya, apakah Iqbaal gak merasa rugi?

Instagram.com/iqbaal.e

"Nope. Kalau mindset-nya seperti ini, harusnya saya juga merasa rugi harus meninggalkan karier di tahun 2016 untuk sekolah boarding sendirian di luar negeri. Tapi nyatanya, ketika kembali saya tetap bisa menjadi Dilan dan berkarya di dunia seni dan kreatif Indonesia.

Semua ada porsinya masing-masing. Dan ketika bersyukur dan fokus sama sesuatu yang memang kita ingin kejar, pasti hal-hal baik lainnya akan bermunculan satu persatu. Saya percaya itu."

8. Lalu bagaimana cara konsentrasi dan fokus pada satu hal, di saat kamu memegang dua beban, yakni karier dan pendidikan?

instagram.com/iqbaal.e

"Saya gak bisa multitasking. Jadi harus selalu bisa bagi waktu sama hal-hal ini. Ketika kuliah ya tidak dipakai bekerja, dan ketika bekerja tidak dipakai untuk kuliah (karena sudah libur).

Sampai hari ini pun saya masih suka sulit untuk fokus terhadap dua hal ini. Tapi saya yakin kalau karier dan pendidikan saling menyeimbangkan satu sama lain. Tanpa satu, akan terasa jomplang dan pasti saya akan bertemu dengan titik bosan."

9. Apa momen tersulit yang sampai membuat kamu merasa down selama menjalani sekolah dan karier beriringan?

instagram.com/Iqbaal.e

"Ketika ngerasa gak bisa ngimbangin keduanya, sih. Jadi lebih berat ke salah satu sampai hal yang lainnya jadi keteteran. Nanti kalau udah ribet, makin worry, makin berantakan lagi semuanya. Kayak vicious cycle gitu rasanya. Solusinya sih selalu dibagi bebannya dengan cerita ke orang-orang terdekat atau dicurahin lewat tulisan atau lagu. Itu selalu ngebantu."

10. Tips dari Iqbaal nih, guys! "Harus tahu apa yang kamu mau!"

Instagram.com/iqbaal.e

Buat kamu yang lagi ingin mencari beasiswa atau mewujudkan mimpi-mimpi selama ini, Iqbaal punya pesan penting nih. Pertama, harus tahu dulu apa yang kamu mau.

Berdasarkan pengalaman aktor Bumi Manusia ini, banyak teman-temannya yang diterima di UWC gak semuanya pintar secara akademik. Di antara mereka ada yang atlet, musisi, filmmaker, penulis naskah, composer, dan lain sebaainya. 

“Ketika kamu tau apa yang kamu mau, kamu akan fokus mencapai tujuanmu, dan itu yang akan bikin kamu stand out dari yang lain. Dan itu cara nomor satu untuk dapat beasiswa; menunjukkan kalau kamu beda dari yang lain dan memang layak untuk mendapatkannya.

Kedua, banyakin main. Bukan nongkrong yang gak jelas, ya. Tapi untuk berinteraksi dan memperbesar koneksi. Tambah networking, develop skill komunikasi dan adaptasi terhadap lingkungan apa pun itu. Ini hal-hal yang bisa bawa kamu jauh, bukan cuman sekadar kertas yang abis selesai dibalikin guru juga nanti gak tahu ke mana.”

11. Iqbaal juga punya mimpi menyekolahkan anak-anak Indonesia ke luar negeri

Instagram.com/iqbaal.e

Iqbaal yakin bahwa ada banyak anak-anak Indonesia yang lebih layak untuk mendapatkan kesempatan sekolah di luar negeri seperti yang dia dapatkan. Namun karena tak semuanya berada di kota besar, lebih sulit untuk mendapatkan kesempatan itu.

“Mimpi saya bisa menyekolahkan anak-anak Indonesia ke luar negeri sesuai keinginan mereka sih. Mungkin suatu hari,” katanya.

Baca Juga: Dear Anak Indie, Kamu Juga Bisa Menjaga Indonesia ala Sal Priadi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya