TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] A Whisker Away—Memahami Perasaan dari Sudut Pandang Kucing

Apakah menjadi kucing adalah pilihan terbaik?

A Whisker Away (dok. Studio Colorido/A Whisker Away)

A Whisker Away merupakan salah satu film anime yang rilis pada 18 Juni 2020. Film yang juga berjudul Nakitai Watashi wa Neko o Kaburu ini ternyata sempat diundur penayangannya karena pandemik COVID-19, nih.

Meskipun begitu, film A Whisker Away ini harus banget ditonton, khususnya bagi penggemar anime bergenre fantasi romantis. Dengan alur cerita yang ringan, tetapi imajinatif, film ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Miyo yang bisa berubah wujud menjadi seekor kucing. Penasaran dengan film ini? Yuk, kita simak review A Whisker Away ini dulu sebelum menonton. Scroll ke bawah, ya!

1. Menjadi kucing demi mendekati orang tercinta

Miyo dan Hinode (dok. Studio Colorido/A Whisker Away)

Film A Whisker Away menceritakan tentang Miyo, gadis remaja yang menjadi korban dari perceraian orangtuanya. Ia dijauhi oleh teman-temannya karena perceraian tersebut dan menjadi semakin apatis terhadap orang lain. 

Suatu hari, Miyo bertemu dengan seorang pedagang topeng misterius yang memberikannya topeng kucing. Dengan memakai topeng tersebut, Miyo dapat berubah menjadi kucing kapan pun yang ia mau. Dalam wujudnya sebagai seekor kucing, ia pun bertemu dengan Hinode yang akhirnya memberikan kehangatan dan rasa sayang yang belum pernah dirasakan oleh Miyo sebelumnya. Hinode sendiri memanggilnya Taro karena wujud kucing Miyo mengingatkannya dengan kucingnya yang sudah meninggal.

Setelah pertemuannya dengan Hinode, Miyo hanya menyukai Hinode seorang dan tidak peduli dengan orang sekitarnya. Ia bahkan dijuluki Muge yang merupakan singkatan dari "Miss Ultra Gaga and Enigmatic" karena sifatnya yang blak-blakan dan tidak bisa diprediksi oleh siapa pun. Namun, jelas saja, Hinode merasa terganggu dengan kehadiran Miyo dan berkali-kali menolaknya. Meski tidak dicintai sebagai Miyo, gadis ini masih berupaya untuk mendekati dan memahami isi hati Hinode meskipun harus berubah wujud menjadi kucing.

Menyajikan romansa remaja yang tidak biasa, A Whisker Away sangat menarik untuk ditonton karena konflik ceritanya yang unik dan dieksekusi dengan baik. Sungguh jarang menemukan film dengan karakter utama perempuan yang memiliki sifat secerah Miyo dan melakukan apa pun secara apa adanya demi membahagiakan Hinode.

Selain itu, mengambil kucing sebagai daya tarik utama merupakan poin plus yang membuat film ini begitu berbeda dari film bergenre fantasi romantis lainnya. Penonton juga akan dibuat penasaran dengan dilema Miyo karena harus memilih antara berubah menjadi kucing demi dicintai oleh Hinode atau mempertahankan sisi kemanusiaannya.

Baca Juga: 7 Film Anime yang Visualnya Tak Kalah Indah dari Film Ghibli

2. Sulitnya mengekspresikan diri dan menjadi terbuka pada orang lain

Hinode dan Taro (dok. Studio Colorido/A Whisker Away)

Tampaknya pepatah "tak kenal maka tak sayang" sangat cocok untuk menggambarkan para karakter dalam film ini. Baik Miyo maupun Hinode memiliki kesulitan dalam membagikan perasaan mereka ke orang lain. 

Miyo yang dihadapkan dengan perceraian orangtuanya menjadi sangat muak dengan yang namanya hidup. Ia juga harus pura-pura tegar dan memasang senyuman palsu demi menghormati Kaoru, sang ibu tiri. Namun, dengan hadirnya Hinode, ia justru mampu bangkit dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan ceria.

Di sisi lain, karakter Hinode lebih pendiam karena ia memiliki berbagai masalah yang tidak bisa diungkapkan. Jenuh karena tekanan keluarga, Hinode hanya merasa nyaman dan jujur ketika berbicara dengan Taro, yang sebenarnya adalah Miyo.

3. Animasi yang indah terinspirasi dari pemandangan asli

Hinode menyelamatkan Miyo dari Pedagang Topeng. (dok. Studio Colorido/A Whisker Away)

Studio Colorido sebagai rumah produksi film A Whisker Away tampaknya masih cukup asing bagi para penggemar anime. Dibangun pada 2011, studio ini juga merupakan rumah produksi dari beberapa anime, seperti Penguin Highway, Typhoon Horuda, dan Burn the Witch. Meskipun begitu, animasi serta desain yang ditawarkan oleh film ini tetap tidak boleh diremehkan nih.

Film A Whisker Away memiliki desain karakter yang terbilang simpel, tetapi ekspresi yang ditampilkan tiap karakternya bisa disampaikan dengan sangat baik. Menariknya, visualisasi film, khususnya pada latar tempat, dibuat dengan apik dan terinspirasi dari tempat nyata di Jepang, lho. Sebagian besar tempat dalam film, seperti gang di rumah Hinode, jembatan, hingga taman tempat Hinode dan Miyo bertemu, ternyata dibuat berdasarkan pemandangan Kota Tokoname di Prefektur Aichi, Jepang. Desain setiap tempat pun dibuat sedetail mungkin dan mirip dengan tempat aslinya. Keren!

4. Yorushika mengisi theme song untuk film A Whisker Away

Musisi duo Jepang, Yorushika, semakin memeriahkan film A Whisker Away dengan mengisi theme song yang berjudul "Hana ni Bōrei" dan "Usotsuki". Lagu ini memiliki vibe yang cerah dan sangat cocok dengan film A Whisker Away. Belum lagi, suara sang vokalis yang merdu dan lirik yang romantis membuat lagu ini jadi semakin enak didengar oleh penonton.

Yorushika sendiri adalah duo yang populer di Jepang, lho. Duo ini beranggotakan N-Buna sebagai komposer dan Suis sebagai vokalis. Menariknya, Yorushika sendiri sangat menjaga privasi mereka dan belum pernah menunjukkan wajah mereka di depan publik. Kendati demikian, Yorushika sendiri sudah mengadakan tiga konser dan lagu-lagu mereka hampir semua masuk ke dalam Oricon Album Charts dan Billboard Japan Hot 100 Album Charts. Selain mengisi theme song untuk film A Whisker Away, Yorushika juga ternyata mengisi soundtrack versi Jepang untuk film terbaru Disney, yaitu Luca.

Baca Juga: [REVIEW] Josee, the Tiger and the Fish—Difabel Tak Batasi Mimpi

Verified Writer

Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya